Sosok Bambang Sugianto, Sipir Penjara Pawang Narapidana Terorisme yang Meluluhkan Umar Patek
Jum'at, 09 Desember 2022 - 18:01 WIB
Para napiter yang ditemui Bambang berangkat dari berbagai kelompok. Seperti kombatan konflik Ambon, kelompok JI, Mujahidin Indonesia Timur (MIT) hingga Jamaah Anshor Daulah (JAD), kelompok lokal Indonesia yang berafiliasi dengan kelompok teror ISIS.
Saat ini di Lapas Porong ada 5 napiter. Dua di antaranya adalah Asep Jaya dan Ismail, berangkat dari kelompok KOMPAK (sayap JI) kasus konflik Ambon, hukuman mereka seumur hidup.
Tiga lainnya adalah Mulyamin (JAD Medan), Slamet Rudhu dan Subkhan keduanya dari kelompok JAD Batang. Tiga napiter ini pada 14 Januari 2022 dipindahkan ke Lapas Porong dari penahanan Rutan Cikeas Bogor. Sekira sebulan kemudian, tepatnya 18 Februari 2022 mereka menyatakan ikrar NKRI.
“Kelimanya sudah ikrar NKRI,” ucapnya.
Nama-nama lain yang pernah dia sentuh di antaranya, Anton Labase residivis yang sudah bebas dan kembali ke Sulawesi, Khasim yang kini sudah bebas berada di Magelang hingga Riyanto. Nama terakhir ini bebas murni, tidak mau menyatakan ikrar NKRI.
“Kami masih berkomunikasi. Intinya identifikasi dulu, kasusnya, jaringannya, keterlibatannya, bagaimana keluarganya. Dari identifikasi itu nanti baru ketemu pintu masuk untuk pendekatannya. Intinya bangun komunikasi untuk membina hubungan kemudian timbul trust (rasa saling percaya). Kalau sudah ada trust masuknya lebih gampang,” tutup Bambang.
Saat ini di Lapas Porong ada 5 napiter. Dua di antaranya adalah Asep Jaya dan Ismail, berangkat dari kelompok KOMPAK (sayap JI) kasus konflik Ambon, hukuman mereka seumur hidup.
Tiga lainnya adalah Mulyamin (JAD Medan), Slamet Rudhu dan Subkhan keduanya dari kelompok JAD Batang. Tiga napiter ini pada 14 Januari 2022 dipindahkan ke Lapas Porong dari penahanan Rutan Cikeas Bogor. Sekira sebulan kemudian, tepatnya 18 Februari 2022 mereka menyatakan ikrar NKRI.
“Kelimanya sudah ikrar NKRI,” ucapnya.
Nama-nama lain yang pernah dia sentuh di antaranya, Anton Labase residivis yang sudah bebas dan kembali ke Sulawesi, Khasim yang kini sudah bebas berada di Magelang hingga Riyanto. Nama terakhir ini bebas murni, tidak mau menyatakan ikrar NKRI.
“Kami masih berkomunikasi. Intinya identifikasi dulu, kasusnya, jaringannya, keterlibatannya, bagaimana keluarganya. Dari identifikasi itu nanti baru ketemu pintu masuk untuk pendekatannya. Intinya bangun komunikasi untuk membina hubungan kemudian timbul trust (rasa saling percaya). Kalau sudah ada trust masuknya lebih gampang,” tutup Bambang.
(shf)
tulis komentar anda