Dampak Pembatasan Kuota BBM, Antrean Panjang Terjadi di Sejumlah SPBU di Kolaka Utara
Rabu, 07 Desember 2022 - 14:11 WIB
MAKASSAR - Antrean panjang terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum ( SPBU ) maupun agen premium, minyak dan solar (APMS). Di APMS Patowonua, Kecamatan Lasusua, misalnya, antrean mengular hingga sekitar satu kilo meter. Kendaraan roda dua dan empat menumpuk di sepanjang jalan Kampung Bugis. Ini imbas dari pembatasan kuota yang diterapkan Pertamina.
Amri, salah satu sopir angkutan barang campuran rute Toraja (Sulsel)-Kolaka mengatakan sudah dua hari berada di Lasusua hanya untuk menunggu antrean lengah di APMS Patowonua. Pasalnya, BBM d SPBU Watuliu lekas habis diserbu pengendara. "Hari ini saya dua kali datang dan sudah satu jam menunggu giliran belum dapat juga," ucapnya, Rabu (7/12/2022).
Akibatnya, barang campuran yang ia antar menuju Kolaka tidak kunjung sampai ke pemiliknya. Ia juga berharap petugas kepolisian bisa melakukan penertiban kendaraan yang kerap menyalip dalam antrean hingga dugaan oknum pengecer yang kerap bolak-balik mengantre di SPBU dan APMS setiap harinya. "Maksud saya jika antrian padat harusnya nasib pengantre lainnya yang sudah panas-panas menunggu dari pagi," kesalnya.
Pengawas APMS Patowonua, Yusran mengatakan, antrean panjang sudah berlangsung kurang lebih satu bulan. Ia beralasan jika stok BBM dari depot Pertamina dari Kolaka telah dibatasi dari 24-32 ton per hari menjadi 16 ton saat ini untuk jenis Pertalite. "Solar hanya dijatah 8 ton per bulan," ujarnya.
Adapun untuk BBM jenis Pertamax disuplai dari Kendari secara langsung dan tidak ada pembatasan kuota. Kata Yusran, antrean panjang terjadi karena yang datang mengisi bukan hanya dari Lasusua saja namun juga dari kecamatan lain meski telah ada APMS terdekat dari wilayah mereka masing-masing. "Karena cepat habis jadi datang ke sini," bebernya.
Berbeda dengan BBM subsidi bagi nelayan, pihaknya menegaskan hanya melayani yang memiliki kartu untuk menghindari penyalahgunaan di lapangan. Per hari, per orang maksimal dilayani maksimal dua jerigen atau sebanyak 60 liter.
Pihaknya telah mengusulkan kuota tambahan ke Pertamina Kolaka namun belum disetujui. Hal itu mungkin saja dipenuhi jika permintaan itu diajukan secara langsung dari pemerintah setempat.
Amri, salah satu sopir angkutan barang campuran rute Toraja (Sulsel)-Kolaka mengatakan sudah dua hari berada di Lasusua hanya untuk menunggu antrean lengah di APMS Patowonua. Pasalnya, BBM d SPBU Watuliu lekas habis diserbu pengendara. "Hari ini saya dua kali datang dan sudah satu jam menunggu giliran belum dapat juga," ucapnya, Rabu (7/12/2022).
Akibatnya, barang campuran yang ia antar menuju Kolaka tidak kunjung sampai ke pemiliknya. Ia juga berharap petugas kepolisian bisa melakukan penertiban kendaraan yang kerap menyalip dalam antrean hingga dugaan oknum pengecer yang kerap bolak-balik mengantre di SPBU dan APMS setiap harinya. "Maksud saya jika antrian padat harusnya nasib pengantre lainnya yang sudah panas-panas menunggu dari pagi," kesalnya.
Pengawas APMS Patowonua, Yusran mengatakan, antrean panjang sudah berlangsung kurang lebih satu bulan. Ia beralasan jika stok BBM dari depot Pertamina dari Kolaka telah dibatasi dari 24-32 ton per hari menjadi 16 ton saat ini untuk jenis Pertalite. "Solar hanya dijatah 8 ton per bulan," ujarnya.
Adapun untuk BBM jenis Pertamax disuplai dari Kendari secara langsung dan tidak ada pembatasan kuota. Kata Yusran, antrean panjang terjadi karena yang datang mengisi bukan hanya dari Lasusua saja namun juga dari kecamatan lain meski telah ada APMS terdekat dari wilayah mereka masing-masing. "Karena cepat habis jadi datang ke sini," bebernya.
Berbeda dengan BBM subsidi bagi nelayan, pihaknya menegaskan hanya melayani yang memiliki kartu untuk menghindari penyalahgunaan di lapangan. Per hari, per orang maksimal dilayani maksimal dua jerigen atau sebanyak 60 liter.
Pihaknya telah mengusulkan kuota tambahan ke Pertamina Kolaka namun belum disetujui. Hal itu mungkin saja dipenuhi jika permintaan itu diajukan secara langsung dari pemerintah setempat.
(don)
tulis komentar anda