Tolak Demo HUT OPM, Tokoh-Tokoh Lintas Generasi ini Bicara Makna Merdeka
Rabu, 30 November 2022 - 10:43 WIB
Keinginan Mama Sip setidaknya sudah mulai dijalankan oleh Yohanis A. Musui. Tokoh pemuda dari Kabupaten Keerom mengaku telah melibatkan diri dalam berbagai organisasi kepemudaan (OKP) di wilayahnya, seperti organisasi pemuda adat dan Papua Muda Inspiratif.
Melalui organisasi-organisasi ini, Yohanis bisa terus mengasah kemampuan untuk mengembangkan usaha kecil-kecilan (UMKM) dan mempromosikan potensi seni budaya Keerom untuk mendukung pengembangan pariwisata di wilayahnya.
Yohanis punya pemahaman sendiri tentang makna merdeka. Bagi pemuda Keerom berusia 30 tahun ini, merdeka bukan berarti pisah dari NKRI. Kita sudah merdeka, lanjut Yohanis, buat apa kita mau mundur lagi, kita harus maju karena kita sudah merdeka.
‘’Merdeka itu macam, saya kuliah sampai selesai, saya merdeka. Saya wisuda, saya merdeka. Terus saya berorganisasi saya sukses, saya merdeka. Dalam saya punya kehidupan, kalau saya baik, orang menilai saya baik, saya merdeka. Nah seperti itu saya berpikir,’’ kata Yohanis.
Sementara itu, tokoh pemuda dari Kabupaten Sarmi, Benyamin Tiris, SE juga memiliki pendapat sendiri tentang makna merdeka. Menurut Ketua Umum Ikatan Kerukunan Keluarga Besar Philoktov Provinsi Papua (IKKBP) ini, aksi-aksi menuntut referendum yang disuarakan oleh para pendukung Papua merdeka hanyalah ekspresi kelompok-kelompok tertentu yang meminta perhatian lebih dari pemerintah.
‘’Buat kami (aksi-aksi minta merdeka) itu bukan persoalan. Itu juga mungkin berupa suatu perhatian yang diminta. Kalau untuk Papua lepas dari NKRI, itu sudah tidak bisa karena Papua itu sudah final di dalam NKRI,’’ tegas Benyamin.
Kepada para pendukung OPM, Benyamin mengimbau untuk bisa mengukur kemampuan dan kekuatan diri masing-masing. Karena menurutnya, kemerdekaan dalam arti politis adalah berbicara tentang mendirikan negara sendiri, itu bukan hal yang kecil.
Perjuangan kemerdekaan yang sebenarnya itu, lanjut Benyamin, adalah perjuangan untuk membebaskan Papua dari kemiskinan, keterbelakangan, dari korupsi. Perjuangan mengelola sumber-sumber kekayaan alam yang melimpah di tanah Papua ini untuk mensejahterakan orang Papua.
“Seperti kebutuhan makan, minum, sandang, rumah, pendidikan, kesehatan, apa segala macam kebutuhan primer itu harus bisa kita penuhi dari sekarang dengan mengolah kekayaan alam Papua ini,’’ kata Benyamin.
Ia meminta Pemerintah tidak perlu ambil pusing terhadap tuntutan-tuntutan Papua merdeka. Rakyat Papua menurutnya, sedang menanti langkah-langkah Pemerintah untuk mempercepat pembangunan kesejahteraan dalam skema Otonomi Khusus (Otsus) yang baru.
Melalui organisasi-organisasi ini, Yohanis bisa terus mengasah kemampuan untuk mengembangkan usaha kecil-kecilan (UMKM) dan mempromosikan potensi seni budaya Keerom untuk mendukung pengembangan pariwisata di wilayahnya.
Yohanis punya pemahaman sendiri tentang makna merdeka. Bagi pemuda Keerom berusia 30 tahun ini, merdeka bukan berarti pisah dari NKRI. Kita sudah merdeka, lanjut Yohanis, buat apa kita mau mundur lagi, kita harus maju karena kita sudah merdeka.
‘’Merdeka itu macam, saya kuliah sampai selesai, saya merdeka. Saya wisuda, saya merdeka. Terus saya berorganisasi saya sukses, saya merdeka. Dalam saya punya kehidupan, kalau saya baik, orang menilai saya baik, saya merdeka. Nah seperti itu saya berpikir,’’ kata Yohanis.
Sementara itu, tokoh pemuda dari Kabupaten Sarmi, Benyamin Tiris, SE juga memiliki pendapat sendiri tentang makna merdeka. Menurut Ketua Umum Ikatan Kerukunan Keluarga Besar Philoktov Provinsi Papua (IKKBP) ini, aksi-aksi menuntut referendum yang disuarakan oleh para pendukung Papua merdeka hanyalah ekspresi kelompok-kelompok tertentu yang meminta perhatian lebih dari pemerintah.
‘’Buat kami (aksi-aksi minta merdeka) itu bukan persoalan. Itu juga mungkin berupa suatu perhatian yang diminta. Kalau untuk Papua lepas dari NKRI, itu sudah tidak bisa karena Papua itu sudah final di dalam NKRI,’’ tegas Benyamin.
Kepada para pendukung OPM, Benyamin mengimbau untuk bisa mengukur kemampuan dan kekuatan diri masing-masing. Karena menurutnya, kemerdekaan dalam arti politis adalah berbicara tentang mendirikan negara sendiri, itu bukan hal yang kecil.
Perjuangan kemerdekaan yang sebenarnya itu, lanjut Benyamin, adalah perjuangan untuk membebaskan Papua dari kemiskinan, keterbelakangan, dari korupsi. Perjuangan mengelola sumber-sumber kekayaan alam yang melimpah di tanah Papua ini untuk mensejahterakan orang Papua.
“Seperti kebutuhan makan, minum, sandang, rumah, pendidikan, kesehatan, apa segala macam kebutuhan primer itu harus bisa kita penuhi dari sekarang dengan mengolah kekayaan alam Papua ini,’’ kata Benyamin.
Ia meminta Pemerintah tidak perlu ambil pusing terhadap tuntutan-tuntutan Papua merdeka. Rakyat Papua menurutnya, sedang menanti langkah-langkah Pemerintah untuk mempercepat pembangunan kesejahteraan dalam skema Otonomi Khusus (Otsus) yang baru.
tulis komentar anda