Arya Wiraraja, Sahabat Dekat Raden Wijaya dan Andil Berdirinya Kerajaan Majapahit
Sabtu, 26 November 2022 - 06:47 WIB
Peran Arya Wiraraja mungkin tak terlalu menonjol di Kerajaan Majapahit dibandingkan Raden Wijaya. Namun siapa sangka sosok Arya Wiraraja memiliki arti penting di mata Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit dan raja pertama Majapahit.
Sosok Arya Wiraraja merupakan orang dekat sekaligus kepercayaan Raden Wijaya, sang pendiri Kerajaan Majapahit. Arya Wiraraja sendiri awalnya merupakan bagian dari pejabat di istana Kerajaan Singasari, semasa Raja Kertanegara bertahta.
Tetapi perbedaan pendapat membuat Arya Wiraraja akhirnya disingkirkan Kertanegara ke Pulau Madura, tepatnya di Sumenep. Arya Wiraraja diangkat menjadi adipati di Madura Timur.
Namun bara besar di Kerajaan Singasari dengan adanya pemberontakan dari Jayakatwang, yang membuat Kerajaan Singasari tamat. Arya Wiraraja yang berkuasa di Madura lantas menampung Raden Wijaya yang lari dari Singasari. Di sanalah keduanya akhirnya bertemu dan memiliki hubungan baik.
Baca juga: Kisah Prabu Brawijaya Perintahkan Bunuh Anaknya demi Sembuhkan Penyakit
Sebagaimana dikisahkan di buku "Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru : Menafsir Ulang Sejarah Majapahit Timur" dari Mansur Hidayat, Arya Wiraraja merupakan penasihat utama Wangsa Rajasa yang dipimpin oleh Raden Wijaya. Konon saat memutuskan kebijakannya Raden Wijaya selalu meminta nasihat dan bantuan Arya Wiraraja.
Tercatat banyak utang budi Raden Wijaya kepada Arya Wiraraja, mulai dari membantu pelarian Raden Wijaya dari Singasari dan menampungnya di Madura Timur. Selanjutnya permohonan pengampunan pada Raja Jayakatwang, bantuan pasukan untuk mendirikan desa Majapahit, penyerangan dan penghancuran Kerajaan Kediri di bawah Jayakatwang dan pengusiran tentara Mongol merupakan bukti betapa Raden Wijaya sangat tergantung kepada Arya Wiraraja.
Setelah Daha hancur dan Mongol berhasil diusir, Arya Wiraraja memutuskan menetap sementara waktu di Majapahit. Ia lantas terlibat aktif dalam persiapan upacara penobatan Raden Wijaya sebagai Raja Majapahit.
Sang raja Majapahit itu lantas berjanji akan membagi dua tanah jawa jika perjuangannya berhasil mengembangkan kerajaan. Di sisi lain sang Arya Wiraraja memutuskan meninggalkan Madura beserta keluarga dan pasukan Maduranya ke Lamajang.
Pada 1294 atau setahun setelah Majapahit didirikan Arya Wiraraja dinobatkan sebagai raja yang memerintah di Kerajaan Lamajang Tigang Juru. Kerajaan ini merupakan kerajaan yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, Kerajaan Lamajang Tigang Juru sendiri menguasai beberapa wilayah bawahan lainnya seperti Panarukan, Blambangan, Madura, dan Bali dengan ibukota di Lamajang.
Hubungan baik Arya Wiraraja dengan Raden Wijaya pun berlanjut saat Raden Wijaya membentuk pemerintahan pertamanya. Mpu Nambi putra Arya Wiraraja dan seorang teman seperjuangan Raden Wijaya diangkat menjadi Mahapatih Amangkubhumi Majapahit pertama.
Ranggalawe yang juga anak Arya Wiraraja lainnya pun diangkat oleh Raden Wijaya menjadi Menteri Mancanagera yang diberi wilayah di Tuban, yang merupakan pelabuhan besar pada waktu itu. Mpu Sora yang merupakan salah satu adik ipar Arya Wiraraja dan paman Ranggalawe, sekaligus pengawal Raden Wijaya saat melarikan diri dari Singasari diangkat menjadi patih di Daha.
Sosok Arya Wiraraja merupakan orang dekat sekaligus kepercayaan Raden Wijaya, sang pendiri Kerajaan Majapahit. Arya Wiraraja sendiri awalnya merupakan bagian dari pejabat di istana Kerajaan Singasari, semasa Raja Kertanegara bertahta.
Tetapi perbedaan pendapat membuat Arya Wiraraja akhirnya disingkirkan Kertanegara ke Pulau Madura, tepatnya di Sumenep. Arya Wiraraja diangkat menjadi adipati di Madura Timur.
Namun bara besar di Kerajaan Singasari dengan adanya pemberontakan dari Jayakatwang, yang membuat Kerajaan Singasari tamat. Arya Wiraraja yang berkuasa di Madura lantas menampung Raden Wijaya yang lari dari Singasari. Di sanalah keduanya akhirnya bertemu dan memiliki hubungan baik.
Baca juga: Kisah Prabu Brawijaya Perintahkan Bunuh Anaknya demi Sembuhkan Penyakit
Sebagaimana dikisahkan di buku "Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru : Menafsir Ulang Sejarah Majapahit Timur" dari Mansur Hidayat, Arya Wiraraja merupakan penasihat utama Wangsa Rajasa yang dipimpin oleh Raden Wijaya. Konon saat memutuskan kebijakannya Raden Wijaya selalu meminta nasihat dan bantuan Arya Wiraraja.
Tercatat banyak utang budi Raden Wijaya kepada Arya Wiraraja, mulai dari membantu pelarian Raden Wijaya dari Singasari dan menampungnya di Madura Timur. Selanjutnya permohonan pengampunan pada Raja Jayakatwang, bantuan pasukan untuk mendirikan desa Majapahit, penyerangan dan penghancuran Kerajaan Kediri di bawah Jayakatwang dan pengusiran tentara Mongol merupakan bukti betapa Raden Wijaya sangat tergantung kepada Arya Wiraraja.
Setelah Daha hancur dan Mongol berhasil diusir, Arya Wiraraja memutuskan menetap sementara waktu di Majapahit. Ia lantas terlibat aktif dalam persiapan upacara penobatan Raden Wijaya sebagai Raja Majapahit.
Sang raja Majapahit itu lantas berjanji akan membagi dua tanah jawa jika perjuangannya berhasil mengembangkan kerajaan. Di sisi lain sang Arya Wiraraja memutuskan meninggalkan Madura beserta keluarga dan pasukan Maduranya ke Lamajang.
Pada 1294 atau setahun setelah Majapahit didirikan Arya Wiraraja dinobatkan sebagai raja yang memerintah di Kerajaan Lamajang Tigang Juru. Kerajaan ini merupakan kerajaan yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, Kerajaan Lamajang Tigang Juru sendiri menguasai beberapa wilayah bawahan lainnya seperti Panarukan, Blambangan, Madura, dan Bali dengan ibukota di Lamajang.
Hubungan baik Arya Wiraraja dengan Raden Wijaya pun berlanjut saat Raden Wijaya membentuk pemerintahan pertamanya. Mpu Nambi putra Arya Wiraraja dan seorang teman seperjuangan Raden Wijaya diangkat menjadi Mahapatih Amangkubhumi Majapahit pertama.
Ranggalawe yang juga anak Arya Wiraraja lainnya pun diangkat oleh Raden Wijaya menjadi Menteri Mancanagera yang diberi wilayah di Tuban, yang merupakan pelabuhan besar pada waktu itu. Mpu Sora yang merupakan salah satu adik ipar Arya Wiraraja dan paman Ranggalawe, sekaligus pengawal Raden Wijaya saat melarikan diri dari Singasari diangkat menjadi patih di Daha.
(msd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda