Nestapa Korban Luka Tragedi Kanjuruhan: Hilang Ingatan dan Trauma Berat
Sabtu, 12 November 2022 - 07:25 WIB
Alhasil kondisi psikologis Etik pun juga terguncang, apalagi selama sebulan lebih merawat Etik, ia sendiri yang harus wira-wiri mengobati anaknya dikarenakan sang suami tengah bekerja di luar kota. Sayang sang ia dan anak sama sekali belum mendapat layanan konseling psikolog.
"Kelihatan masih trauma sekali anak saya, cuma dia nggak mau cerita mungkin karena takut membebani keluarganya. Sebenarnya saya juga trauma, tapi ya gimana lagi siapa yang mau ngobati anak saya, makanya saya nggak pernah dengar atau lihat berita itu (tragedi Kanjuruhan), masih takut," jelasnya.
"Psikolog sampai sekarang belum ada yang datang ke rumah, kemarin sempat dijanjikan dari polisi, dari dinas kesehatan, katanya besok, minggu depan, tapi sampai sekarang sejak keluar rumah sakit tanggal 23 Oktober itu nggak pernah datang ke rumah," imbuhnya.
Kini fokus Etik bagaimana sang anak bisa sembuh 100 persen. Bahkan ia rela harus wara-wiri ke sana kemari untuk mencari pengobatan bagi anaknya, dan kehilangan pendapatan jualan bubur ayam di depan rumahnya.
"Selama anak saya sakit ini nggak jualan, mau jualan juga repot ke sana ke sini, ngerawat anak. Ya mau gimana lagi, sekarang fokus ke anak dulu. Kalau dulu jualan bubur nerima online dan di sini," tukasnya
"Kelihatan masih trauma sekali anak saya, cuma dia nggak mau cerita mungkin karena takut membebani keluarganya. Sebenarnya saya juga trauma, tapi ya gimana lagi siapa yang mau ngobati anak saya, makanya saya nggak pernah dengar atau lihat berita itu (tragedi Kanjuruhan), masih takut," jelasnya.
"Psikolog sampai sekarang belum ada yang datang ke rumah, kemarin sempat dijanjikan dari polisi, dari dinas kesehatan, katanya besok, minggu depan, tapi sampai sekarang sejak keluar rumah sakit tanggal 23 Oktober itu nggak pernah datang ke rumah," imbuhnya.
Kini fokus Etik bagaimana sang anak bisa sembuh 100 persen. Bahkan ia rela harus wara-wiri ke sana kemari untuk mencari pengobatan bagi anaknya, dan kehilangan pendapatan jualan bubur ayam di depan rumahnya.
"Selama anak saya sakit ini nggak jualan, mau jualan juga repot ke sana ke sini, ngerawat anak. Ya mau gimana lagi, sekarang fokus ke anak dulu. Kalau dulu jualan bubur nerima online dan di sini," tukasnya
(msd)
tulis komentar anda