Belasan Ribu Jamaah Tarekat Naqsahbandiyah dari 15 Provinsi Hadiri Zikir Akbar di Bengkulu
Sabtu, 05 November 2022 - 19:18 WIB
BENGKULU - Belasan ribu jamaah Tarekat Naqsahbandiyah Indonesia dari 15 provinsi mengikuti Zikir Akbar Nasional (ZAN). Para jamaah memadati lapangan Sekretariat Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten, Bengkulu Selatan, Bengkulu, Sabtu (5/11/2022).
Ketua Panitia ZAN, Dempo Xler menjelaskan, ZAN digelar dalam rangka menyongsong takdir peradaban "Indonesia Emas" 2045. "Indonesia Emas 2045, kita harus bangkit 2030 dan berjaya 2032. Tahun 2023 dan 2024 menuju pemantapan," kata Dempo, Sabtu (5/11/2022).
Zikir ini, kata Dempo, mendoakan Indonesia dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika untuk selamat dari potensi ancaman ke depan yang tak bisa dianggap remeh.
Selain itu, terang Dempo, ZAN ini mendoakan Indonesia agar bisa kuat bertahan menghadapi sejumlah ancaman di masa mendatang seperti potensi resesi ekonomi global 2023, persoalan perubahan iklim, bencana alam, keadilan hukum, budaya, sosial, juga isu energi terbarukan.
Tarekat Naqsahbandiyah, Dempo mengingatkan bahwa Indonesia dibangun pada konsep ke-Tuhan-an. Oleh karena itu, apapun keputusan pemimpin bangsa tak boleh jauh dari nilai-nilai ke-Tuhan-an.
"Syarat utama Indonesia emas adalah keadilan dan penegakkan hukum. Penegakkan hukum negara merupakan pengejawantahan dari hukum Tuhan," jelas Dempo.
Indonesia saat ini, lanjut Dempo, memiliki potensi besar dalam percaturan ekonomi dunia dalam isu energi terbarukan. Di mana energi fosil mulai ditinggalkan. Lumbung energi mulai bergeser dari jazirah Arab ke Asia. Energi terbarukan melimpah di Benua Asia.
"Ini potensi besar Indonesia pada bidang energi terbarukan. Amerika dan Arab sudah sampai pada titik jenuh peradaban dan mulai bergeser ke Asia," ujar Dempo.
ZAN juga mendoakan agar Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) tetap utuh dilandasi pada penegakkan hukum yang dapat menguatkan kepercayaan masyarakat.
Hal itu bisa dicapai bila pemimpin bangsa teguh memegang prinsip dasar membangun Indonesia sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa."Cita-cita pendiri bangsa Indonesia aungguh suci dan mulia. Itu merupakan praktik dari nilai-nilai ajaran tasawuf," demikian Dempo.
Pada kesempatan ZAN ini turut hadir Pengasuh Tarekat Naqsyahbandiyah, Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandy, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, Ketua DPRD Provinsi Bengkulu, Ihsan Fajri, Bupati Bengkulu Selatan, Kapolres Bengkulu Selatan, Dandim Bengkulu Selatan, serta pejabat lainnya.
Selain itu, jamaah yang nenghadiri ZAN ini dari berbagai provinsi di Indonesia. Seperti, provinsi di Pulau Kalimantan, Sulawesi, NTB, Pulau Sumatera, Pulau Jawa.
Ketua Panitia ZAN, Dempo Xler menjelaskan, ZAN digelar dalam rangka menyongsong takdir peradaban "Indonesia Emas" 2045. "Indonesia Emas 2045, kita harus bangkit 2030 dan berjaya 2032. Tahun 2023 dan 2024 menuju pemantapan," kata Dempo, Sabtu (5/11/2022).
Zikir ini, kata Dempo, mendoakan Indonesia dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika untuk selamat dari potensi ancaman ke depan yang tak bisa dianggap remeh.
Baca Juga
Selain itu, terang Dempo, ZAN ini mendoakan Indonesia agar bisa kuat bertahan menghadapi sejumlah ancaman di masa mendatang seperti potensi resesi ekonomi global 2023, persoalan perubahan iklim, bencana alam, keadilan hukum, budaya, sosial, juga isu energi terbarukan.
Tarekat Naqsahbandiyah, Dempo mengingatkan bahwa Indonesia dibangun pada konsep ke-Tuhan-an. Oleh karena itu, apapun keputusan pemimpin bangsa tak boleh jauh dari nilai-nilai ke-Tuhan-an.
"Syarat utama Indonesia emas adalah keadilan dan penegakkan hukum. Penegakkan hukum negara merupakan pengejawantahan dari hukum Tuhan," jelas Dempo.
Indonesia saat ini, lanjut Dempo, memiliki potensi besar dalam percaturan ekonomi dunia dalam isu energi terbarukan. Di mana energi fosil mulai ditinggalkan. Lumbung energi mulai bergeser dari jazirah Arab ke Asia. Energi terbarukan melimpah di Benua Asia.
"Ini potensi besar Indonesia pada bidang energi terbarukan. Amerika dan Arab sudah sampai pada titik jenuh peradaban dan mulai bergeser ke Asia," ujar Dempo.
Baca Juga
ZAN juga mendoakan agar Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) tetap utuh dilandasi pada penegakkan hukum yang dapat menguatkan kepercayaan masyarakat.
Hal itu bisa dicapai bila pemimpin bangsa teguh memegang prinsip dasar membangun Indonesia sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa."Cita-cita pendiri bangsa Indonesia aungguh suci dan mulia. Itu merupakan praktik dari nilai-nilai ajaran tasawuf," demikian Dempo.
Pada kesempatan ZAN ini turut hadir Pengasuh Tarekat Naqsyahbandiyah, Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandy, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, Ketua DPRD Provinsi Bengkulu, Ihsan Fajri, Bupati Bengkulu Selatan, Kapolres Bengkulu Selatan, Dandim Bengkulu Selatan, serta pejabat lainnya.
Selain itu, jamaah yang nenghadiri ZAN ini dari berbagai provinsi di Indonesia. Seperti, provinsi di Pulau Kalimantan, Sulawesi, NTB, Pulau Sumatera, Pulau Jawa.
(don)
tulis komentar anda