Pasukan Berani Mati Bung Tomo Lawan Penjajah yang Pertahankan Kemerdekaan
Sabtu, 05 November 2022 - 07:01 WIB
Pasukan Barisan Berani Mati dibentuk Bung Tomo demi menghadapi peperangan kemerdekaan. Tugas mereka tentu saja mengusir penjajah yang bertekad merebut kemerdekaan Indonesia.
Bung Tomo membentuk pasukan ini untuk melahirkan para pejuang yang tidak gentar berperang melawan tentara musuh, siap mati, dan siap menjadi syuhada. Namun Bung Tomo tidak mau memaksakan orang-orang untuk dijadikan pasukan atau anggota Barisan Berani Mati.
Abdul Waid pada bukunya "Bung Tomo : Hidup dan Mati Pengobar Semangat Tempur 10 November" menyatakan pasukan Barisan Berani Mati ini sebenarnya berasal dari sejumlah mantan pemimpin PETA (Pembela Tanah Air), warisan Jepang. Namun tak hanya mereka yang sudah terlatih berperang saja, para warga yang ingin berjuang juga turut diterima dengan mendaftarkan diri terlebih dahulu.
Baca juga: Khofifah Target Implementasi Kurikulum Merdeka di Jatim 100 Persen pada Tahun Ajaran 2023/2024
Para pendaftar pasukan ini datang dan mendaftarkan diri dengan sukarela tanpa ada paksaan sedikit pun. Bung Tomo memanggil siapa saja yang siap dan ikhlas dikader menjadi anggota Barisan Berani Mati lewat siaran radio pemberontakan. Bagi yang mendaftar akan dilatih secara intensif ala militer sehingga siap diterjunkan ke medan perang.
Tempat latihannya di Tembok Dukuh. Materi latihannya berkaitan dengan cara-cara peperangan untuk menaklukkan para tentara musuh lazimnya para mujahid. Cara-cara menggunakan bahan peledak untuk menghadapi kendaraan tempur musuh, cara menggunakan senjata, bela diri, dan lain sebagainya juga diajarkan.
Mereka didoktrin dengan mental baja dan semangat jihad yang tidak mengenal rasa takut, walaupun nyawa menjadi taruhan utamanya. Doktrin yang diberikan adalah merdeka atau mati, seandainya anggota Barisan Berani Mati gugur di medan perang, maka mereka didoktrin akan langsung mendapatkan pahala surga dan berkumpul dengan para bidadari yang suci, serta akan mendapatkan sejuta kenikmatan yang sama sekali belum pernah dirasakan di alam dunia.
Siaran radio yang mengajak secara rela kepada rakyat Indonesia untuk bergabung dengan Barisan Berani Mati ternyata berhasil menarik anggota sebanyak 40 orang. Mereka disebar ke seluruh kota, dipersenjatai, dan diberi bom yang sewaktu-waktu siap diledakkan.
Sjukur Slamet merupakan salah satu orang anggota anggota yang menjadi perakit bom yang siap diledakkan oleh para anggota Barisan Berani Mati. Cara merakit bom tersebut dapat dikatakan sebagai penemuan baru pada saat itu.
Berkat pembentukan Barisan Berani Mati dan kegigihan Bung Tomo menyiapkan pasukan inilah nama Barisan Berani Mati menjadi sangat terkenal di seantero negeri. Bahkan nama Barisan Berani Mati sering disebut dalam beberapa sejarah revolusi karya orang Barat.
Lihat Juga: Kebiasaan Pahlawan Nasional Bung Tomo, Tokoh Pertempuran 10 November Surabaya yang Jarang Diketahui
Bung Tomo membentuk pasukan ini untuk melahirkan para pejuang yang tidak gentar berperang melawan tentara musuh, siap mati, dan siap menjadi syuhada. Namun Bung Tomo tidak mau memaksakan orang-orang untuk dijadikan pasukan atau anggota Barisan Berani Mati.
Abdul Waid pada bukunya "Bung Tomo : Hidup dan Mati Pengobar Semangat Tempur 10 November" menyatakan pasukan Barisan Berani Mati ini sebenarnya berasal dari sejumlah mantan pemimpin PETA (Pembela Tanah Air), warisan Jepang. Namun tak hanya mereka yang sudah terlatih berperang saja, para warga yang ingin berjuang juga turut diterima dengan mendaftarkan diri terlebih dahulu.
Baca juga: Khofifah Target Implementasi Kurikulum Merdeka di Jatim 100 Persen pada Tahun Ajaran 2023/2024
Para pendaftar pasukan ini datang dan mendaftarkan diri dengan sukarela tanpa ada paksaan sedikit pun. Bung Tomo memanggil siapa saja yang siap dan ikhlas dikader menjadi anggota Barisan Berani Mati lewat siaran radio pemberontakan. Bagi yang mendaftar akan dilatih secara intensif ala militer sehingga siap diterjunkan ke medan perang.
Tempat latihannya di Tembok Dukuh. Materi latihannya berkaitan dengan cara-cara peperangan untuk menaklukkan para tentara musuh lazimnya para mujahid. Cara-cara menggunakan bahan peledak untuk menghadapi kendaraan tempur musuh, cara menggunakan senjata, bela diri, dan lain sebagainya juga diajarkan.
Mereka didoktrin dengan mental baja dan semangat jihad yang tidak mengenal rasa takut, walaupun nyawa menjadi taruhan utamanya. Doktrin yang diberikan adalah merdeka atau mati, seandainya anggota Barisan Berani Mati gugur di medan perang, maka mereka didoktrin akan langsung mendapatkan pahala surga dan berkumpul dengan para bidadari yang suci, serta akan mendapatkan sejuta kenikmatan yang sama sekali belum pernah dirasakan di alam dunia.
Siaran radio yang mengajak secara rela kepada rakyat Indonesia untuk bergabung dengan Barisan Berani Mati ternyata berhasil menarik anggota sebanyak 40 orang. Mereka disebar ke seluruh kota, dipersenjatai, dan diberi bom yang sewaktu-waktu siap diledakkan.
Sjukur Slamet merupakan salah satu orang anggota anggota yang menjadi perakit bom yang siap diledakkan oleh para anggota Barisan Berani Mati. Cara merakit bom tersebut dapat dikatakan sebagai penemuan baru pada saat itu.
Berkat pembentukan Barisan Berani Mati dan kegigihan Bung Tomo menyiapkan pasukan inilah nama Barisan Berani Mati menjadi sangat terkenal di seantero negeri. Bahkan nama Barisan Berani Mati sering disebut dalam beberapa sejarah revolusi karya orang Barat.
Lihat Juga: Kebiasaan Pahlawan Nasional Bung Tomo, Tokoh Pertempuran 10 November Surabaya yang Jarang Diketahui
(msd)
tulis komentar anda