PHK Industri di Jabar Tembus 73.000 Orang, Apindo Harap Ada Solusi Terbaik

Sabtu, 29 Oktober 2022 - 04:03 WIB
Pemutusan hubungan kerja (PHK) di jabar tembus 73.000 orang.Foto/ilustrasi
BANDUNG - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta para penguasa tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) imbas dari kondisi global yang kian tak menentu. Apindo berharap ada win win solution antara pengusaha dan pekerja agar iklim industri di Indonesia tetap terjaga.

Hal itu disampaikan Ketua Apindo Jabar Ning Wahyu Astutik saat menggelar pertemuan dengan pengusaha lintas sektoral di Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung, Jumat (28/10/2022).

"Bisa menggunakan sistem pengurangan jam kerja dengan membayar upah sesuai jam kerja. Dengan demikian akan menjadi win – win solution baik untuk pengusaha dan pekerja. Nanti tidak ada PHK meskipun penghasilan berkurang," jelas Ning.



Solusi tersebut setelah adanya keluhan pengusaha terkait turunnya order. Sementara tenaga kerja karyawan tetap harus terus digaji. Sementara untuk melakukan PHK akan menguras biaya serta aset sumberdaya. Nantinya akan butuh waktu lagi untuk melakukan training.

Baca juga: Himpunan Santri Nusantara Jabar Doa Bersama dan Dukungan untuk Ganjar Pranowo Presiden

Berdasarkan masukan dari rekan – rekan pengusaha, kata dia, bahwa order dipangkas hingga setengah kapasitas oleh buyer. Sehingga akan ada guncangan dalam stabilitas industry utamanya padat karya. Makanya pengusaha harus mampu menggali ide dan gagasan tentang solusi terbaik yang paling sesuai dengan bidang industri masing – masing,

"Sebisa mungkin menghindari PHK lebih jauh, mungkin dengan selang seling hari masuk, mengurangi jam kerja dan lainnya," katanya.

Diketahui, bulan Januari 2022 hingga pertengahan Oktober 2022 Apindo telah mencatat terjadinya PHK sebanyak 73.000 karyawan. Hal tersebut belum termasuk angka dari perusahaan yang tidak tergabung dalam Apindo. BPJS sendiri telah mencatat adanya ratusan ribu pekerja yang telah mengajukan klaim JHT.

"Angka PHK tersebut dikhawatirkan akan terus naik, karena terjadinya pengurangan order baik di textile, garment, maupun sepatu di tahun depan, " jelas dia.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content