6 RS di Jabar Bakal Di-upgrade, Diminta Punya Kemampuan Bedah Otak
Kamis, 27 Oktober 2022 - 11:35 WIB
BANDUNG - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia bakal meng-upgrade kemampuan enam rumah sakit memiliki kemampuan bedah otak, untuk menekan kematian akibat kasus stroke. Saat ini angka kematian akibat stroke menempati posisi pertama di Indonesia.
Ketua Tim Kerja Transformasi Rujukan Kemenkes Youth Savitri mengatakan, di Jawa Barat diharapkan ada enam rumah sakit yang memiliki kemampuan melakukan tindakan clipping membuka otak. Di mulai dari RSHS yang nantinya menjadi pengampu kepada rumah sakit lainnya.
"RSHS nanti menjadi rumah sakit paripurna. Kemudian nanti RSHS bisa perluas ke rumah sakit lainnya seperti RSUD Al Ihsan. Jadi nanti pasien stroke eggak perlu jauh-jauh ke Jakarta ke RS PON, " jelas Savitri.
Kemenkes menargetkan, setiap provinsi di Indonesia memiliki minimal satu RS yang kemampuan besar otak. Target awal sebanyak 34 RS utama. Tahun ini Kemenkes mengalokasikan 40 alat untuk proses bedah otak ini.
"SDM dan alat akan kami beri secara simultan. Jadi ada lab dan alat, yang diberikan ke rumah sakit madya sampai paripurna. Untuk SDM ada beasiswa bagi 5.000 dokter spesialis dari LPDP, " timpal dia.
Sementara itu, Dirut RS Pusat Otak Nasional (PON) Mahar Mardjono mengatakan, pada dasarnya beberapa RS di Indonesia telah memiliki kemampuan bedah otak. Namun para dokter di RS perlu revitalisasi. Revitalisasi ini dilakukan melalui program pelatihan dari tim Kemenkes pusat.
Di Jabar, setelah RSHS, nantinya ada RS lain yang akan di-upgrade. Diantaranya RSUD Al Ikhan, RS Gunung Jati, RS Karawang, dan lainnya.
"Di Indonesia sekarang baru 9 RS yang memiliki kemampuan bedah otak clipping ini. Targetnya 2027 semua RS vertikal jadi paripurna dan 18 RS pada 2024, berikutnya untuk RS kelas B," imbuh dia.
Ketua Tim Kerja Transformasi Rujukan Kemenkes Youth Savitri mengatakan, di Jawa Barat diharapkan ada enam rumah sakit yang memiliki kemampuan melakukan tindakan clipping membuka otak. Di mulai dari RSHS yang nantinya menjadi pengampu kepada rumah sakit lainnya.
"RSHS nanti menjadi rumah sakit paripurna. Kemudian nanti RSHS bisa perluas ke rumah sakit lainnya seperti RSUD Al Ihsan. Jadi nanti pasien stroke eggak perlu jauh-jauh ke Jakarta ke RS PON, " jelas Savitri.
Kemenkes menargetkan, setiap provinsi di Indonesia memiliki minimal satu RS yang kemampuan besar otak. Target awal sebanyak 34 RS utama. Tahun ini Kemenkes mengalokasikan 40 alat untuk proses bedah otak ini.
"SDM dan alat akan kami beri secara simultan. Jadi ada lab dan alat, yang diberikan ke rumah sakit madya sampai paripurna. Untuk SDM ada beasiswa bagi 5.000 dokter spesialis dari LPDP, " timpal dia.
Sementara itu, Dirut RS Pusat Otak Nasional (PON) Mahar Mardjono mengatakan, pada dasarnya beberapa RS di Indonesia telah memiliki kemampuan bedah otak. Namun para dokter di RS perlu revitalisasi. Revitalisasi ini dilakukan melalui program pelatihan dari tim Kemenkes pusat.
Di Jabar, setelah RSHS, nantinya ada RS lain yang akan di-upgrade. Diantaranya RSUD Al Ikhan, RS Gunung Jati, RS Karawang, dan lainnya.
Baca Juga
"Di Indonesia sekarang baru 9 RS yang memiliki kemampuan bedah otak clipping ini. Targetnya 2027 semua RS vertikal jadi paripurna dan 18 RS pada 2024, berikutnya untuk RS kelas B," imbuh dia.
(don)
tulis komentar anda