Pemerintah Tanggung Biaya Perawatan Korban Tragedi Kanjuruhan
Minggu, 02 Oktober 2022 - 10:41 WIB
MALANG - Korban kerusuhan suporter sepak bola di Stadion Kanjuruhan Malang bertambah. Data terakhir menunjukkan korban tewas dari 127 orang bertambah menjadi 129 orang. Hal ini diungkapkan Menko PMK Muhadjir Efendi saat meninjau ke Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang, Minggu (2/10/2022).
Menurut Muhadjir, penanganan korban, baik korban meninggal maupun korban luka sudah dilakukan dengan baik. Dia juga mengapresiasi langkah Pemprov Jatim dan Pemkab Malang yang akan menanggung seluruh biaya akan perawatan korban luka maupun korban meninggal dunia.
Baca juga: Alasan Polisi Tembakkan Gas Air Mata saat Kerusuhan Suporter di Stadion Kanjuruhan Malang
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan jika seluruh biaya perawatan korban di RSSA Malang akan ditanggung pemerintah provinsi.
"Sementara itu ada 18 yang ada di RSSA, tapi Pak Dirut menyampaikan katanya akan ada pengiriman kembali yang belum ditemukan identitasnya. Insya Allah kami semua bekerja mengkoordinasikan dengan seluruh stakeholder Insya Allah kami kerja keras, kerja profesional terukur," terangnya.
Saat ini Pemprov bersinergi dengan Pemkab Malang dan Pemkot Malang berupaya memberikan layanan kesehatan bagi para korban yang masih menjalani perawatan. Termasuk mengidentifikasi dengan mengirimkan tim DVI dari Pemprov Jatim untuk korban-korban jiwa yang belum teridentifikasi.
"Kami akan fokus pada penanganan korban, baik yang mereka membutuhkan tim DVI, yang membutuhkan tindakan luka berat maupun luka ringan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Polda Jatim menjelaskan kerusuhan suporter di Kanjuruhan Malang yang terjadi sesaat setelah laga Arema FC versus Persebaya Surabaya. Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 pada laga Liga 1 2022/2023.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan, persiapan pertandingan sudah dilakukan dengan maksimal. Di antaranya pra pertandingan dengan menggelar beberapa kali rapat koordinasi dengan pihak terkait. Salah satunya hanya suporter Aremania yang boleh menyaksikan pertandingan di stadion. Sementara suporter Persebaya hanya menyaksikan melalui nonton bareng (nobar).
Menurut Muhadjir, penanganan korban, baik korban meninggal maupun korban luka sudah dilakukan dengan baik. Dia juga mengapresiasi langkah Pemprov Jatim dan Pemkab Malang yang akan menanggung seluruh biaya akan perawatan korban luka maupun korban meninggal dunia.
Baca juga: Alasan Polisi Tembakkan Gas Air Mata saat Kerusuhan Suporter di Stadion Kanjuruhan Malang
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan jika seluruh biaya perawatan korban di RSSA Malang akan ditanggung pemerintah provinsi.
"Sementara itu ada 18 yang ada di RSSA, tapi Pak Dirut menyampaikan katanya akan ada pengiriman kembali yang belum ditemukan identitasnya. Insya Allah kami semua bekerja mengkoordinasikan dengan seluruh stakeholder Insya Allah kami kerja keras, kerja profesional terukur," terangnya.
Saat ini Pemprov bersinergi dengan Pemkab Malang dan Pemkot Malang berupaya memberikan layanan kesehatan bagi para korban yang masih menjalani perawatan. Termasuk mengidentifikasi dengan mengirimkan tim DVI dari Pemprov Jatim untuk korban-korban jiwa yang belum teridentifikasi.
"Kami akan fokus pada penanganan korban, baik yang mereka membutuhkan tim DVI, yang membutuhkan tindakan luka berat maupun luka ringan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Polda Jatim menjelaskan kerusuhan suporter di Kanjuruhan Malang yang terjadi sesaat setelah laga Arema FC versus Persebaya Surabaya. Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 pada laga Liga 1 2022/2023.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan, persiapan pertandingan sudah dilakukan dengan maksimal. Di antaranya pra pertandingan dengan menggelar beberapa kali rapat koordinasi dengan pihak terkait. Salah satunya hanya suporter Aremania yang boleh menyaksikan pertandingan di stadion. Sementara suporter Persebaya hanya menyaksikan melalui nonton bareng (nobar).
(msd)
tulis komentar anda