Jutaan Warga Terpapar Asap Rokok, WHO Pantau KTR Kota Bandung
Selasa, 20 September 2022 - 16:30 WIB
BANDUNG - Kementerian Kesehatan bersama World Health Organization (WHO) membuat instrumen Dashboard E-monev Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Kota Bandung. Instrumen ini akan memantau sejauh mana KTR diterapkan di Bandung.
Perwakilan WHO Indonesia Dina Kania menyampaikan, tujuan membuat Dashboard KTR karena tingginya perokok di Indonesia. Pada 2021, tercatat ada 70 juta perokok usia 15 tahun ke atas. Sekitar dua per tiganya yaitu laki-laki. Sedangkan pada 2011, terdapat 61 juta perokok.
"Artinya setiap tahun bertambah 1 juta perokok, belum lagi orang yang terpapar asap rokok," ujarnya.
Baca juga: ASN di Karawang Diduga Terlibat Kasus Penculikan dan Penganiayaan
Dia menambahkan, sekitar 51,4 persen orang terpapar di gedung atau kantor pemerintahan. Ada 74,2 persen yang terpapar di restoran dan transportasi umum sekitar 45 persen.
"Maka menggunakan instrumen yang sama dalam memantau dan menegakan pengawasan KTR. Jadi dashboard ini untuk melihat KTR di daerah dilaksanakan atau tidak. Sehingga diharapkan kita bisa memiliki data nasional dan nanti bisa melihat daerah mana yang penegakannya kurang sehingga kita bisa menerapkan KTR yang lebih ketat," jelasnya.
Dia melihat Kota Bandung memiliki antusiasme yang tinggi terhadap dashboard KTR. "Kami berharap nantinya Kota Bandung menjadi contoh untuk kota atau kabupaten lain," tambahnya.
Perwakilan WHO Indonesia Dina Kania menyampaikan, tujuan membuat Dashboard KTR karena tingginya perokok di Indonesia. Pada 2021, tercatat ada 70 juta perokok usia 15 tahun ke atas. Sekitar dua per tiganya yaitu laki-laki. Sedangkan pada 2011, terdapat 61 juta perokok.
"Artinya setiap tahun bertambah 1 juta perokok, belum lagi orang yang terpapar asap rokok," ujarnya.
Baca juga: ASN di Karawang Diduga Terlibat Kasus Penculikan dan Penganiayaan
Dia menambahkan, sekitar 51,4 persen orang terpapar di gedung atau kantor pemerintahan. Ada 74,2 persen yang terpapar di restoran dan transportasi umum sekitar 45 persen.
"Maka menggunakan instrumen yang sama dalam memantau dan menegakan pengawasan KTR. Jadi dashboard ini untuk melihat KTR di daerah dilaksanakan atau tidak. Sehingga diharapkan kita bisa memiliki data nasional dan nanti bisa melihat daerah mana yang penegakannya kurang sehingga kita bisa menerapkan KTR yang lebih ketat," jelasnya.
Dia melihat Kota Bandung memiliki antusiasme yang tinggi terhadap dashboard KTR. "Kami berharap nantinya Kota Bandung menjadi contoh untuk kota atau kabupaten lain," tambahnya.
(msd)
tulis komentar anda