BNPT Gelorakan Spirit Kebangsaan ke Santri Pondok Pesantren di Pasuruan
Rabu, 07 September 2022 - 08:22 WIB
Nurwakhid menambahkan, bangsa Indonesia diharapkan tidak hanya selalu membangun badannya, atau fisik atau infrastruktur, tetapi juga membangun jiwa.
“Bangunan jiwa, bangunan badan adalah spiritualitas, iman dan taqwa, tetapi juga harus iptek. Artinya perpaduan antara spiritualitas dan profesionalitas itulah yang akan memajukan bangsa Indonesia guna mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional,”lanjutnya.
Kegiatan yang diinisisasi oleh Polres Pasuruan bekerjasama dengan Pondok Pesantren KHA Wahid Hasyim Bangil dan beberapa stakeholder terkait ini mendapat apresiasi.
“Harapan kita semua Forkopimda terutama Polres Pasuruan untuk meresonansi atau memberikan fasilitas dan koordinasi kepada stakeholder terkait yang ada di sini dan mentransformasikan kepada masyarakat. Karena polisi di sini adalah sebagai pelayan, pengayom pelindung masyarakat dan penegak hukum,” ujarnya.
Dia berpesan kepada seluruh peserta yang hadir agar jangan mudah dipolitisasi agama oleh kelompok apapun.
“Ingat politisasi agama adalah pemicu utama didalam radikalisme dan terorisme, maka hilangkan semua bentuk politik identitas maupun politisasi agama,” tegasnya
Dalam kesempatan yang sama, pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan menjelaskan bahwa saat ini masyarakat sudah terancam bahkan sudah teradu domba antar suku antar agama.
“Ini yang harus menjadi perhatian dan kesadaran. Kita sekarang sudah dikepung dari segala penjuru. Oleh karena itu saatnya kita kembali kepada Pancasila, karena Pancasila sudah finish bukan final. Pancasila sudah sesuai dengan agama, tidak ada satupun yang bertentangan,” tandasnya.
Ken berharap masyarakat kritis terhadap informasi yang terima. Jangan sampai menjadi korban hoaks atau bahkan menjadi pelaku karena turut menyebarkan informasi yang salah akibat salah belajar agama.
“Tolak ukur beragama adalah akhlak. Kalau kita belajar agama ternyata kita menjadi pemarah, berarti kita belajar dengan guru yang salah. Stop, unfollow, jangan ikuti. Kalau diikuti kita bisa terpapar,” pungkasnya.
“Bangunan jiwa, bangunan badan adalah spiritualitas, iman dan taqwa, tetapi juga harus iptek. Artinya perpaduan antara spiritualitas dan profesionalitas itulah yang akan memajukan bangsa Indonesia guna mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional,”lanjutnya.
Kegiatan yang diinisisasi oleh Polres Pasuruan bekerjasama dengan Pondok Pesantren KHA Wahid Hasyim Bangil dan beberapa stakeholder terkait ini mendapat apresiasi.
“Harapan kita semua Forkopimda terutama Polres Pasuruan untuk meresonansi atau memberikan fasilitas dan koordinasi kepada stakeholder terkait yang ada di sini dan mentransformasikan kepada masyarakat. Karena polisi di sini adalah sebagai pelayan, pengayom pelindung masyarakat dan penegak hukum,” ujarnya.
Dia berpesan kepada seluruh peserta yang hadir agar jangan mudah dipolitisasi agama oleh kelompok apapun.
“Ingat politisasi agama adalah pemicu utama didalam radikalisme dan terorisme, maka hilangkan semua bentuk politik identitas maupun politisasi agama,” tegasnya
Dalam kesempatan yang sama, pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan menjelaskan bahwa saat ini masyarakat sudah terancam bahkan sudah teradu domba antar suku antar agama.
“Ini yang harus menjadi perhatian dan kesadaran. Kita sekarang sudah dikepung dari segala penjuru. Oleh karena itu saatnya kita kembali kepada Pancasila, karena Pancasila sudah finish bukan final. Pancasila sudah sesuai dengan agama, tidak ada satupun yang bertentangan,” tandasnya.
Ken berharap masyarakat kritis terhadap informasi yang terima. Jangan sampai menjadi korban hoaks atau bahkan menjadi pelaku karena turut menyebarkan informasi yang salah akibat salah belajar agama.
“Tolak ukur beragama adalah akhlak. Kalau kita belajar agama ternyata kita menjadi pemarah, berarti kita belajar dengan guru yang salah. Stop, unfollow, jangan ikuti. Kalau diikuti kita bisa terpapar,” pungkasnya.
tulis komentar anda