Legenda Perahu Terbalik dari Kisah Sangkuriang, Ini Pendapat Ahli Geologi Unpad
Senin, 29 Agustus 2022 - 11:44 WIB
BANDUNG - Legenda Sangkuriang dinilai berkaitan erat dengan struktur geologi tatar Sunda di masa lampau. Bahkan, legenda yang dibuat diperkirakan disusun berdasarkan fakta yang terjadi kalau itu.
Menurut Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Nana Sulaksana, Ir., M.SP., legenda Sangkuriang memberikan pelajaran tentang genetika geologi Gunung Sunda, kelahiran Danau Bandung, dan terbentuknya Gunung Tangkubanparahu.
“Legenda Sangkuriang itu dalam kacamata ilmu geologi menceritakan tentang adanya gunung api purba yang disebut Gunung Sunda,” ujar Prof. Nana dalam acara “Bincang Santai FTG: Nilai-nilai Kesundaan dalam Perspektif Ilmu Geologi” yang digelar FTG Unpad secara virtual, sebagiama laporan Kanal Media Unpad.
Baca juga: Banjir Rob Hancurkan Panen Petani Garam di Pantura Cirebon
Prof. Nana menjelaskan, Gunung Tangkubanparahu dalam legenda disebutkan sebagai perahu terbalik yang diakibatkan amarah Sangkuriang gagal menikahi Dayang Sumbi, sejatinya terbentuk dari sisa-sisa letusan besar kedua dari Gunung Sunda. Sekira 200 ribu tahun lalu, Gunung Sunda merupakan gunung yang tinggi dan besar.
Ahli geologi memperkirakan dasar keliling dari gunung ini sebesar 20 kilometer dan memiliki tinggi sekira 4.000 meter di atas permukaan laut. Gunung ini kemudian mengalami erupsi eksplosif yang mengeluarkan material komposisi asam dengan komposisi silika di atas 70 persen dan berwarna putih pucat.
“Karena kandungan silika yang tinggi ini, gunung terlihat menjadi putih yang dalam bahasa Sanskerta disebut Çunda,” terangnya.
Kemudian, 100 ribu tahun lalu, gunung ini kembali meletus dengan sangat besar. Diperkirakan 2/3 tubuh gunung ini hancur dan menyisakan kaldera seluas 6×7 kilometer. Banyaknya material yang jatuh kemudian membendung sungai Citarum Purba di wilayah barat (sekarang Padalarang) sehingga membentuk Danau Bandung.
Selanjutnya, papar Prof. Nana, 90 ribu tahun lalu, dari dasar kaldera kemudian muncul lava yang berangsur membentuk tubuh gunung api. Letusan puncak gunung api ini berpindah dari beberapa kawah sehingga membuat puncaknya terpotong dan menjadi datar menyerupai seperti perahu terbalik.
Menurut Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Nana Sulaksana, Ir., M.SP., legenda Sangkuriang memberikan pelajaran tentang genetika geologi Gunung Sunda, kelahiran Danau Bandung, dan terbentuknya Gunung Tangkubanparahu.
“Legenda Sangkuriang itu dalam kacamata ilmu geologi menceritakan tentang adanya gunung api purba yang disebut Gunung Sunda,” ujar Prof. Nana dalam acara “Bincang Santai FTG: Nilai-nilai Kesundaan dalam Perspektif Ilmu Geologi” yang digelar FTG Unpad secara virtual, sebagiama laporan Kanal Media Unpad.
Baca juga: Banjir Rob Hancurkan Panen Petani Garam di Pantura Cirebon
Prof. Nana menjelaskan, Gunung Tangkubanparahu dalam legenda disebutkan sebagai perahu terbalik yang diakibatkan amarah Sangkuriang gagal menikahi Dayang Sumbi, sejatinya terbentuk dari sisa-sisa letusan besar kedua dari Gunung Sunda. Sekira 200 ribu tahun lalu, Gunung Sunda merupakan gunung yang tinggi dan besar.
Ahli geologi memperkirakan dasar keliling dari gunung ini sebesar 20 kilometer dan memiliki tinggi sekira 4.000 meter di atas permukaan laut. Gunung ini kemudian mengalami erupsi eksplosif yang mengeluarkan material komposisi asam dengan komposisi silika di atas 70 persen dan berwarna putih pucat.
“Karena kandungan silika yang tinggi ini, gunung terlihat menjadi putih yang dalam bahasa Sanskerta disebut Çunda,” terangnya.
Kemudian, 100 ribu tahun lalu, gunung ini kembali meletus dengan sangat besar. Diperkirakan 2/3 tubuh gunung ini hancur dan menyisakan kaldera seluas 6×7 kilometer. Banyaknya material yang jatuh kemudian membendung sungai Citarum Purba di wilayah barat (sekarang Padalarang) sehingga membentuk Danau Bandung.
Selanjutnya, papar Prof. Nana, 90 ribu tahun lalu, dari dasar kaldera kemudian muncul lava yang berangsur membentuk tubuh gunung api. Letusan puncak gunung api ini berpindah dari beberapa kawah sehingga membuat puncaknya terpotong dan menjadi datar menyerupai seperti perahu terbalik.
tulis komentar anda