Kisah Jenderal Benny Moerdani Hentikan Baku Hantam Pasukan RPKAD dengan Cakrabirawa

Sabtu, 27 Agustus 2022 - 19:15 WIB
Dalam “Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa, Dari Revolusi 45 Sampai Kudeta 66”, Maulwi Saelan mengatakan, gagasan pembentukan Cakrabirawa timbul pasca insiden percobaan pembunuhan Bung Karno pada saat salat Idul Adha 1962 di Istana Negara.

Sebagai kesatuan khusus, Cakrabirawa memiliki kekuatan 3.000 personil yang semuanya berasal dari empat unsur angkatan (AD, AL, AU dan Kepolisian). Mereka merupakan kumpulan dari para tentara pilihan.

“Mereka ini prajurit-prajurit para yang matang dan prajurit gerilya yang sempurna,” kata Bung Karno seperti dikutip dari Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan.

Karena alasan khusus, pimpinan ABRI memperlakukan Cakrabirawa istimewa. Mulai pelat nomor kendaraan dinas yang dipakai, hingga seragam personel Cakrabirawa dibuatkan berbeda dengan yang lain.

Warna seragam pasukan Cakrabirawa juga tidak sama dengan kesatuan lainnya. Kendati demikian baret yang dipakai Cakrabirawa berwarna merah bata, nyaris mirip dengan baret merah kebanggaan pasukan RPKAD.

Menurut AKBP Mangil, Komandan Detasemen Kawal Pribadi Resimen Cakrabirawa, saat pemakaian baret pertama kali dikenalkan, mereka masih meminjam baret RPKAD.

Untuk membedakan dengan warna merah RPKAD, ditambahkan zat pewarna. “Warnanya bisa kami ubah dari merah menyala menjadi merah bata,” kata Mangil.

Pasukan RPKAD memakai baret dengan posisi miring ke kanan. Sedangkan Cakrabirawa miring ke arah kiri. Dalam perjalanannya, kemiripan warna baret antara pasukan komando (RPKAD) dengan pasukan istimewa (Cakrabirawa) kerap menyulut perselisihan. Para anggota RPKAD berpendapat, sebagai bukan pasukan komando, Cakrabirawa tidak pantas mengenakan baret merah.

“Sebaliknya, pasukan Cakrabirawa sebagai pengawal Presiden/Panglima Tertinggi, selalu merasa paling berjasa dalam mengamankan jalannya revolusi,” tulis Julius Pour dalam Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan.

Saat pecah insiden RPKAD dan Cakrabirawa pada pertengahan 1964, Benny Moerdani baru saja menyelesaikan bermain tenis di lapangan Senayan.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More