Kisah Hari Bhayangkara dan Keberhasilan Gajah Mada Selamatkan Raja Majapahit
Jum'at, 01 Juli 2022 - 15:56 WIB
BLITAR - Hari Bhayangkara diperingati institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) setiap tanggal 1 Juli. Dalam sejarah Kerajaan Majapahit, nama Bhayangkara mendapat tempat yang terhormat.
Dalam perkataan Jawa Kuno, Bhayangkara berasal dari bahasa sansakerta Abhayangkara, yang berarti anti bahaya. Dalam perjalanannya kemudian, Abhayangkara biasa diucapkan Bhayangkara.
Sebagai sebuah pasukan pengawal pribadi raja, kehormatan tertinggi Bhayangkara di masa Kerajaan Majapahit diraih saat terjadinya peristiwa pemberontakan Kuti atau Ra Kuti pada tahun 1319.
Ra Kuti merupakan pejabat Dharmaputra, yakni sebuah jabatan khusus di Kerajaan Majapahit yang dibentuk pada masa pemerintahan Raden Wijaya (1293 -1309). Pasukan Dharmaputra berjumlah tujuh orang dengan Ra Kuti sebagai pucuk pimpinan dan lainnya sebagai anggota, yakni di antaranya Ra Semi, Ra Tanca, Ra Wedeng, Ra Yuyu, Ra Banyak dan Ra Pangsa.
Kudeta yang dilakukan Kuti berhasil memaksa Raja Jayanegara atau Kalagemet (Raja Majapahit kedua), terusir dari istana. Raja keluar istana untuk menyelamatkan diri.
Upaya penyelamatan Raja Jayanegara (1309 -1328) dengan menyembunyikan di wilayah Bedander, Bojonegoro dilakukan Gajah Mada selaku pucuk pimpinan pasukan Bhayangkara.
“Berkat bantuan sejumlah lima belas orang pengawal pribadi, yaitu Bhayangkara yang dipimpin oleh seorang perwira muda bernama Gajah Mada, raja dapat meloloskan diri ke suatu tempat yang bernama Bedander,” kata Irjen Pol Suparno dalam buku “Sejarah Perkembangan Kepolisian Dari Zaman Klasik-Modern”.
Dalam perkataan Jawa Kuno, Bhayangkara berasal dari bahasa sansakerta Abhayangkara, yang berarti anti bahaya. Dalam perjalanannya kemudian, Abhayangkara biasa diucapkan Bhayangkara.
Baca Juga
Sebagai sebuah pasukan pengawal pribadi raja, kehormatan tertinggi Bhayangkara di masa Kerajaan Majapahit diraih saat terjadinya peristiwa pemberontakan Kuti atau Ra Kuti pada tahun 1319.
Ra Kuti merupakan pejabat Dharmaputra, yakni sebuah jabatan khusus di Kerajaan Majapahit yang dibentuk pada masa pemerintahan Raden Wijaya (1293 -1309). Pasukan Dharmaputra berjumlah tujuh orang dengan Ra Kuti sebagai pucuk pimpinan dan lainnya sebagai anggota, yakni di antaranya Ra Semi, Ra Tanca, Ra Wedeng, Ra Yuyu, Ra Banyak dan Ra Pangsa.
Kudeta yang dilakukan Kuti berhasil memaksa Raja Jayanegara atau Kalagemet (Raja Majapahit kedua), terusir dari istana. Raja keluar istana untuk menyelamatkan diri.
Upaya penyelamatan Raja Jayanegara (1309 -1328) dengan menyembunyikan di wilayah Bedander, Bojonegoro dilakukan Gajah Mada selaku pucuk pimpinan pasukan Bhayangkara.
Baca Juga
“Berkat bantuan sejumlah lima belas orang pengawal pribadi, yaitu Bhayangkara yang dipimpin oleh seorang perwira muda bernama Gajah Mada, raja dapat meloloskan diri ke suatu tempat yang bernama Bedander,” kata Irjen Pol Suparno dalam buku “Sejarah Perkembangan Kepolisian Dari Zaman Klasik-Modern”.
tulis komentar anda