Raden Aria Wiralodra, Pendiri Indramayu yang Meramalkan Minyak Membawa Kemakmuran
Minggu, 26 Juni 2022 - 06:21 WIB
Dia akhirnya diberi petunjuk oleh orang tua bernama Ki Buyut Sidum, Kidang Penanjung dari Pajajaran untuk balik lagi ke arah timur laut jika ingin menemukan Sungai Cimanuk.
Raden Aria Wiralodra beserta Ki Tinggil melanjutkan perjalanan sesuai petunjuk Ki Buyut Sidum. Kejadian terulang saat menemukan sungai besar yang ternyata bukan Cimanuk, melainkan Sungai Cipunegara.
Kembali dia mendapat wangsit untuk meneruskan perjalanan ke arah timur dan saat menemukan hewan kijang bermata berlian agar diikuti hingga menemukan Sungai Cimanuk.
Dalam perjalanan itulah, Raden Aria Wiralodra bertemu dengan Dewi Larawana yang memaksa untuk dinikahi. Karena ditolak, Dewi Larawana marah dan menyerang Wiralodra. Saat berhadapan dengan senjata cakra undaksana, gadis itu lenpat dan muncul kijang bermata berlian.
Ketika kijang itu lari dan diikuti, akhirnya ditemukan sungai besar yang bernama Sungai Cimanuk. Raden Aria Wiralodra dan Ki Tinggil kemudian memutuskan menetap dan membuka wilayah itu.
Semakin lama penghuni Cimanuk tambah banyak. Di antaranya ada seorang wanita sakti bernama Nyi Endang Darma. Karena penasaran, Wiralodra mengajak adu kesaktian dengan Nyi Endang Darma. Hingga akhirnya karena terdesak, Nyi Endang Darma loncat ke sungai.
Saat akan ditolong oleh Wiralodra, Nyi Endang Darma menolak dan berpesan agar namanya dipakai untuk memberi nama padukukan di pinggir Sungai Cimanuk itu.
Selanjutnya untuk mengenang sosok Nyi Endang Darma maka pedukuhan itu diberi nama Darma Ayu yang dalam perkembangan selanjutnya menjadi Indramayu.
Berdirinya Pedukuhan Darma Ayu berdasarkan sejumlah penelitian diperkirakan terjadi pada 1527.
Saat memimpin pedukuhan yang berkembang jadi Indramayu, Wiralodra meramalkan bahwa wilayahnya akan makmur sejahtera dengan adanya sumur kejayaan yang mengalir deras. Dikaitkan dengan saat ini, maka kemungkinan besar yang dimaksud sumur kejayaan adalah sumur dan kilang minyak yang ada di Balongan, Indramayu yang membawa kemakmuran.
Raden Aria Wiralodra beserta Ki Tinggil melanjutkan perjalanan sesuai petunjuk Ki Buyut Sidum. Kejadian terulang saat menemukan sungai besar yang ternyata bukan Cimanuk, melainkan Sungai Cipunegara.
Kembali dia mendapat wangsit untuk meneruskan perjalanan ke arah timur dan saat menemukan hewan kijang bermata berlian agar diikuti hingga menemukan Sungai Cimanuk.
Dalam perjalanan itulah, Raden Aria Wiralodra bertemu dengan Dewi Larawana yang memaksa untuk dinikahi. Karena ditolak, Dewi Larawana marah dan menyerang Wiralodra. Saat berhadapan dengan senjata cakra undaksana, gadis itu lenpat dan muncul kijang bermata berlian.
Ketika kijang itu lari dan diikuti, akhirnya ditemukan sungai besar yang bernama Sungai Cimanuk. Raden Aria Wiralodra dan Ki Tinggil kemudian memutuskan menetap dan membuka wilayah itu.
Semakin lama penghuni Cimanuk tambah banyak. Di antaranya ada seorang wanita sakti bernama Nyi Endang Darma. Karena penasaran, Wiralodra mengajak adu kesaktian dengan Nyi Endang Darma. Hingga akhirnya karena terdesak, Nyi Endang Darma loncat ke sungai.
Saat akan ditolong oleh Wiralodra, Nyi Endang Darma menolak dan berpesan agar namanya dipakai untuk memberi nama padukukan di pinggir Sungai Cimanuk itu.
Selanjutnya untuk mengenang sosok Nyi Endang Darma maka pedukuhan itu diberi nama Darma Ayu yang dalam perkembangan selanjutnya menjadi Indramayu.
Berdirinya Pedukuhan Darma Ayu berdasarkan sejumlah penelitian diperkirakan terjadi pada 1527.
Saat memimpin pedukuhan yang berkembang jadi Indramayu, Wiralodra meramalkan bahwa wilayahnya akan makmur sejahtera dengan adanya sumur kejayaan yang mengalir deras. Dikaitkan dengan saat ini, maka kemungkinan besar yang dimaksud sumur kejayaan adalah sumur dan kilang minyak yang ada di Balongan, Indramayu yang membawa kemakmuran.
tulis komentar anda