Petualangan Ibnu Batutah, dari Makkah hingga ke Kerajaan Islam Samudera Pasai
Kamis, 23 Juni 2022 - 04:46 WIB
Saat kunjungan Ibnu Batutah itu, Kerajaan Islam Samudera Pasai sedang dalam masa jayanya. Perdagangan sangat pesat. Bahkan menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara, dengan mata uang sendiri, berupa koin emas.
Selama berada di Kerajaan Islam Samudera Pasai, Ibnu Batutah juga bertemu dan berbicara langsung dengan Sultan Mahmud Malik Zahir. Dia melukiskan sosok Sultan sebagai orang hebat, terbuka, dan pecinta ulama.
Meski demikian, dia juga mengkritik Sultan suka berperang dan merayah demi agama. Namun begitu, sosok Sultan disebutnya orang yang sangat rendah hati, dan suka berjalan kaki saat pergi ke masjid untuk salat Jumat.
"Pada hari keempat, yaitu hari Jumat, amir Daswala datang kepada saya dan berkata: Tuan dapat memberi penghormatan kepada Sultan di serambi kerajaan di masjid, usai salat," tulisnya, seperti dikutip dari Taufik Abdulah.
Pertemuan itu berlangsung hangat. Sultan Mahmud Malik Zahir menggunakan jubah yang kerap dipakai para ulama menjabat tangan Ibnu Batutah dan bertanya tentang perjalanannya hingga ke Kerajaan Islam Samudera Pasai.
Kunjungan Ibnu Batutah selama beberapa minggu di Kerajaan Islam Samudera Pasai terjadi karena adanya hubungan antara Kesultanan itu dengan pihak Dehli, di mana saat itu Ibnu Batutah merupakan seorang duta besar.
Selama berada di Sumatera, Ibnu Batutah juga sempat masuk ke wilayah pedalaman daerah itu yang ternyata masih banyak yang belum memeluk agama Islam. Di tempat ini dia menemukan perilaku masyarakat yang mengerikan.
Peristiwa itu adalah bunuh diri massal yang dilakukan budak ketika pemimpinnya mati. Setelah kunjungannya selesai di Kerajaan Islam Samudera Pasai, Ibnu Batutah melanjutkan kembali perjalanannya ke Cina.
Baca Juga
Selama berada di Kerajaan Islam Samudera Pasai, Ibnu Batutah juga bertemu dan berbicara langsung dengan Sultan Mahmud Malik Zahir. Dia melukiskan sosok Sultan sebagai orang hebat, terbuka, dan pecinta ulama.
Meski demikian, dia juga mengkritik Sultan suka berperang dan merayah demi agama. Namun begitu, sosok Sultan disebutnya orang yang sangat rendah hati, dan suka berjalan kaki saat pergi ke masjid untuk salat Jumat.
"Pada hari keempat, yaitu hari Jumat, amir Daswala datang kepada saya dan berkata: Tuan dapat memberi penghormatan kepada Sultan di serambi kerajaan di masjid, usai salat," tulisnya, seperti dikutip dari Taufik Abdulah.
Pertemuan itu berlangsung hangat. Sultan Mahmud Malik Zahir menggunakan jubah yang kerap dipakai para ulama menjabat tangan Ibnu Batutah dan bertanya tentang perjalanannya hingga ke Kerajaan Islam Samudera Pasai.
Kunjungan Ibnu Batutah selama beberapa minggu di Kerajaan Islam Samudera Pasai terjadi karena adanya hubungan antara Kesultanan itu dengan pihak Dehli, di mana saat itu Ibnu Batutah merupakan seorang duta besar.
Selama berada di Sumatera, Ibnu Batutah juga sempat masuk ke wilayah pedalaman daerah itu yang ternyata masih banyak yang belum memeluk agama Islam. Di tempat ini dia menemukan perilaku masyarakat yang mengerikan.
Peristiwa itu adalah bunuh diri massal yang dilakukan budak ketika pemimpinnya mati. Setelah kunjungannya selesai di Kerajaan Islam Samudera Pasai, Ibnu Batutah melanjutkan kembali perjalanannya ke Cina.
tulis komentar anda