WHO Sebut Belum Ada Bukti Pasien Sembuh Kebal Virus Corona
Minggu, 26 April 2020 - 10:55 WIB
JENEWA - Pasien positif corona yang dinyatakan sembuh bukan berarti telah kebal terhadap virus mematikan itu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan belum ada bukti yang merujuk anggapan tersebut.
"Beberapa pemerintah telah menyarankan bahwa deteksi antibodi terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, dapat berfungsi sebagai dasar untuk 'paspor kekebalan' atau 'sertifikat bebas risiko' yang akan memungkinkan individu untuk bepergian atau untuk kembali bekerja dengan asumsi bahwa mereka terlindungi dari infeksi ulang," kata WHO.
"Saat ini tidak ada bukti bahwa orang yang telah pulih dari COVID-19 dan memiliki antibodi terlindungi dari infeksi kedua," tambahnya seperti dikutip dari VOA, Minggu (26/4/2020).
WHO mengeluarkan peringatan itu dalam sebuah laporan ilmiah setelah mengkonfirmasi kasus virus Corona di seluruh dunia telah mencapai 2,8 juta. Sementara menurut data statistik Universitas John Hopkins angka kematian di seluruh dunia melebihi 200 ribu jiwa.
Terus bertambahnya jumlah korban meninggal akibat COVID-19 membuat PBB meluncurkan upaya global untuk vaksin virus mematikan tersebut.
"Kami menghadapi musuh publik global tidak seperti yang lain," ucap Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres pada pertemuan virtual.
Ia pun meminta organisasi internasional, para pemimpin dunia dan sektor swasta untuk bergabung dalam upaya tersebut.
"Dunia yang bebas COVID-19 membutuhkan upaya kesehatan masyarakat paling masif dalam sejarah," serunya.
"Vaksin apa pun harus aman, terjangkau, dan tersedia untuk semua," kata Guterres pada pertemuan itu, yang juga dihadiri oleh para pemimpin Jerman dan Prancis itu.
"Beberapa pemerintah telah menyarankan bahwa deteksi antibodi terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, dapat berfungsi sebagai dasar untuk 'paspor kekebalan' atau 'sertifikat bebas risiko' yang akan memungkinkan individu untuk bepergian atau untuk kembali bekerja dengan asumsi bahwa mereka terlindungi dari infeksi ulang," kata WHO.
"Saat ini tidak ada bukti bahwa orang yang telah pulih dari COVID-19 dan memiliki antibodi terlindungi dari infeksi kedua," tambahnya seperti dikutip dari VOA, Minggu (26/4/2020).
WHO mengeluarkan peringatan itu dalam sebuah laporan ilmiah setelah mengkonfirmasi kasus virus Corona di seluruh dunia telah mencapai 2,8 juta. Sementara menurut data statistik Universitas John Hopkins angka kematian di seluruh dunia melebihi 200 ribu jiwa.
Terus bertambahnya jumlah korban meninggal akibat COVID-19 membuat PBB meluncurkan upaya global untuk vaksin virus mematikan tersebut.
"Kami menghadapi musuh publik global tidak seperti yang lain," ucap Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres pada pertemuan virtual.
Ia pun meminta organisasi internasional, para pemimpin dunia dan sektor swasta untuk bergabung dalam upaya tersebut.
"Dunia yang bebas COVID-19 membutuhkan upaya kesehatan masyarakat paling masif dalam sejarah," serunya.
"Vaksin apa pun harus aman, terjangkau, dan tersedia untuk semua," kata Guterres pada pertemuan itu, yang juga dihadiri oleh para pemimpin Jerman dan Prancis itu.
(abd)
tulis komentar anda