Kisah Bung Karno Tinggalkan Istana Negara hanya Berpiyama dan Pesan Keras untuk Anak-anaknya

Minggu, 19 Juni 2022 - 11:16 WIB
Presiden pertama RI, Soekarno.Foto/dok
BLITAR - Pasca peristiwa Gestapu 1965 dan munculnya Surat Perintah 11 Maret 1966 membuat posisi politik Presiden Soekarno atau Bung Karno di tanah air semakin terkucil. Kekuasaan Bung Karno yang sebelumnya begitu besar, telah menyusut.

Situasi politik yang tidak lagi berpihak itu juga mempengaruhi fasilitas kenegaraan yang diterima.

Jelang peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1967, berbagai fasilitas kenegaraan yang sebelumnya melekat pada diri Bung Karno dan keluarganya mulai dilolosi satu-persatu. Terutama terkait keberadaan Bung Karno dan anak-anaknya di Istana Merdeka.

Sogol Djauhari Abdul Muchid dalam kesaksiannya yang dikutip H Maulwi Saelan dalam buku “Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa, Dari Revolusi 45 Sampai Kudeta 65” mengatakan, Bung Karno dan putera-puterinya diminta keluar dari Istana Merdeka sebelum tanggal 17 Agustus 1967.

Baca juga: Kisah Misteri Ahmad di Depan Nama Bung Karno





Bung Karno dan putera-puterinya dipindahkan ke Guesthouse jalan Iskandarsyah, Kebayoran Baru.

Sogol Djauhari Abdul Muchid merupakan anggota Detasemen Kawal Pribadi Presiden (DKP) berpangkat ajun inspektur polisi tingkat I. Ia bertugas di bagian Higiene dan Dinas Khusus Kepresidenan. Karenanya hanya Sogol yang boleh menyedikan sekaligus menyuguhkan minum untuk Presiden saat akan berpidato.

Pada hari sebelum tanggal 17 Agustus 1967 itu, Sogol diperintah komandannya, Mangil Martowidjojo mengantarkan surat dari Jenderal Soeharto yang ditujukan kepada Bung Karno.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More