Pertumbuhan Ekonomi Jatim Triwulan II Diprediksi Lebih Rendah Dari Triwulan I
Rabu, 24 Juni 2020 - 11:08 WIB
SURABAYA - Bank Indonesia (BI) memprediksi, kinerja ekonomi Jawa Timur (Jatim) pada triwulan II 2020 masih tumbuh positif meskipun melambat dibandingkan triwulan I 2020. Ini akibat berlakunya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kabupaten/kota di Jatim.
Kebijakan pembatasan aktivitas ekonomi tersebut diperkirakan berdampak pada tertahannya konsumen rumah tangga yang secara historis meningkat pada momen Ramadhan dan Idul Fitri. Sementara itu, kinerja investasi, khususnya di sektor lndustri Pengolahan diperkirakan melambat sebagai dampak penurunan permintaan domestik dan eksternal akibat meluasnya pandemi COVID-19. (Baca: Kabupaten Pasuruan Sukses Pertahankan Opini WTP 7 Tahun Beruntun )
"Kinerja ekspor luar negeri juga diperkirakan mengalami penurunan sejalan dengan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan volume perdagangan dunia. Serta terganggunya rantai produksi dan distribusi sebagai dampak pandemi COVID-19," kata Kepala Perwakilan BI Jatim, Difi Ahmad Johansyah, dalam rilis BI terkait Laporan Perekonomian Jatim, Rabu (24/6/2020)
Namun, perlambatan lebih dalam tertahan oleh akselerasi konsumsi pemerintah. Ini sejalan, dengan kebijaka refocusing dan realokasi anggaran serta adanya kebiJakan fiskal dari pemerintah pusat. Antara lain, Stimulus I dengan penguatan ekonomi domestik melalui stimulus belanja, Stimulus II dengan menjaga daya beli masyarakat (stimulus fiskal, non fiskal, dan kebijakan sektor keuangan). Stimulus Ill dengan Tambahan Belanja Penanganan COVID-19.
"Dari sisi penawaran, kinerja Industri Pengolahan, Penyediaan Akomodasi Makanan dan Minuman (Mamin), Konstruksi, Transportasi dan Perdagangan diproyeksikan melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Ini sebagai respon atas terhambatnya impor bahan baku dan/ke Tiongkok akibat pandemi COVID-19," imbuh Difi.
Data BI Jatim menyebutkan, perekonomian Jatim pada triwulan l 2020 tumbuh lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Pada triwulan Iaporan, kinerja ekonomi Jatim sebesar 3,04 persen (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,54 persen (yoy). (Baca: BPJamsostek Surabaya Darmo Gelar Latihan Vokasional untuk Korban PHK )
Dibandingkan dengan provinsi di Jawa, ekonomi Jatim masih mencatatkan pertumbuhan tertinggi dibanding Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Jatim masih lebih tinggi dari kinerja ekonomi nasional yang sebesar 2,97 persen (yoy).
Kebijakan pembatasan aktivitas ekonomi tersebut diperkirakan berdampak pada tertahannya konsumen rumah tangga yang secara historis meningkat pada momen Ramadhan dan Idul Fitri. Sementara itu, kinerja investasi, khususnya di sektor lndustri Pengolahan diperkirakan melambat sebagai dampak penurunan permintaan domestik dan eksternal akibat meluasnya pandemi COVID-19. (Baca: Kabupaten Pasuruan Sukses Pertahankan Opini WTP 7 Tahun Beruntun )
"Kinerja ekspor luar negeri juga diperkirakan mengalami penurunan sejalan dengan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan volume perdagangan dunia. Serta terganggunya rantai produksi dan distribusi sebagai dampak pandemi COVID-19," kata Kepala Perwakilan BI Jatim, Difi Ahmad Johansyah, dalam rilis BI terkait Laporan Perekonomian Jatim, Rabu (24/6/2020)
Namun, perlambatan lebih dalam tertahan oleh akselerasi konsumsi pemerintah. Ini sejalan, dengan kebijaka refocusing dan realokasi anggaran serta adanya kebiJakan fiskal dari pemerintah pusat. Antara lain, Stimulus I dengan penguatan ekonomi domestik melalui stimulus belanja, Stimulus II dengan menjaga daya beli masyarakat (stimulus fiskal, non fiskal, dan kebijakan sektor keuangan). Stimulus Ill dengan Tambahan Belanja Penanganan COVID-19.
"Dari sisi penawaran, kinerja Industri Pengolahan, Penyediaan Akomodasi Makanan dan Minuman (Mamin), Konstruksi, Transportasi dan Perdagangan diproyeksikan melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Ini sebagai respon atas terhambatnya impor bahan baku dan/ke Tiongkok akibat pandemi COVID-19," imbuh Difi.
Data BI Jatim menyebutkan, perekonomian Jatim pada triwulan l 2020 tumbuh lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Pada triwulan Iaporan, kinerja ekonomi Jatim sebesar 3,04 persen (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,54 persen (yoy). (Baca: BPJamsostek Surabaya Darmo Gelar Latihan Vokasional untuk Korban PHK )
Dibandingkan dengan provinsi di Jawa, ekonomi Jatim masih mencatatkan pertumbuhan tertinggi dibanding Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Jatim masih lebih tinggi dari kinerja ekonomi nasional yang sebesar 2,97 persen (yoy).
(don)
tulis komentar anda