Iran Peringatkan Prancis Soal Uji Coba Rudal Balistik
Minggu, 21 Juni 2020 - 10:23 WIB
TEHERAN - Pemerintah Iran merespon uji coba rudal balistik yang dilakukan Prancis, karena dinilai bisa menjadi ancaman dan melanggar komitmen internasional.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran , Abbas Mousavi mengatakan, uji coba yang dilakukan angkatan laut Prancis baru-baru ini terkait generasi baru rudal balistik antar benua M51 yang mampu membawa beberapa hulu ledak nuklir tidak sesuai dengan komitmen Prancis terhadap pelucutan nuklir.
Ia lantas mendesak Prancis untuk sepenuhnya mematuhi kewajiban internasionalnya terkait pelucutan senjata nuklir.
Mousavi mengatakan, senjata itu merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional dan menguji senjata semacam itu melemahkan Perjanjian tentang Non-Proliferasi Senjata Nuklir, yang bertujuan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir seperti dilansir dari Times of Israel, Minggu (21/6/2020).
Pada tanggal 12 Juni, Kementerian Angkatan Bersenjata Prancis mengumumkan peluncuran rudal balistik kapal selam (SLBM) M51 yang diluncurkan kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir berkelas Triomphant, dari Le Temeraire.
"Le Temeraire yang bertenaga nuklir berhasil menembakkan rudal balistik strategis M51 ke luar Finistère," kata Menteri Pertahanan Florence Parly mengumumkan di akun Twitter-nya yang disitir dari China.org.
Peluncuran ini dilakukan di lepas pantai barat Prancis. Sepanjang fase penerbangannya, rudal itu dilacak dengan radar dan oleh kapal instrumentasi jangkauan rudal Monge (A601), mendarat beberapa ratus kilometer jauhnya di Atlantik Utara.
M51 - yang menggantikan M45 pada 2010 - memiliki berat 52.000 kilogram dengan panjang 12 meter dan diameter 2,3 meter. Jangkauan operasinya dilaporkan 8.000 hingga 10.000 kilometer dengan kecepatan Mach 25. Mesin tiga tahap dari rudal balistik ini secara langsung berasal dari roket pendorong ruang angkasa berbahan bakar propelan padat Ariane 5 Europe.
M51 juga membawa enam hingga sepuluh hulu ledak termonuklir (75) yang dapat ditargetkan secara mandiri dengan target yang dapat ditransfer secara terpisah, yang sejak tahun 2015, telah diganti dengan hulu ledak Tete nucleaire oceanique (TNO atau hulu ledak nuklir. Hulu ledak baru ini dilaporkan bermanuver (Maneuverable Re-entry Vehicle) untuk menghindari potensi pertahanan balistik.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran , Abbas Mousavi mengatakan, uji coba yang dilakukan angkatan laut Prancis baru-baru ini terkait generasi baru rudal balistik antar benua M51 yang mampu membawa beberapa hulu ledak nuklir tidak sesuai dengan komitmen Prancis terhadap pelucutan nuklir.
Ia lantas mendesak Prancis untuk sepenuhnya mematuhi kewajiban internasionalnya terkait pelucutan senjata nuklir.
Mousavi mengatakan, senjata itu merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional dan menguji senjata semacam itu melemahkan Perjanjian tentang Non-Proliferasi Senjata Nuklir, yang bertujuan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir seperti dilansir dari Times of Israel, Minggu (21/6/2020).
Pada tanggal 12 Juni, Kementerian Angkatan Bersenjata Prancis mengumumkan peluncuran rudal balistik kapal selam (SLBM) M51 yang diluncurkan kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir berkelas Triomphant, dari Le Temeraire.
"Le Temeraire yang bertenaga nuklir berhasil menembakkan rudal balistik strategis M51 ke luar Finistère," kata Menteri Pertahanan Florence Parly mengumumkan di akun Twitter-nya yang disitir dari China.org.
Peluncuran ini dilakukan di lepas pantai barat Prancis. Sepanjang fase penerbangannya, rudal itu dilacak dengan radar dan oleh kapal instrumentasi jangkauan rudal Monge (A601), mendarat beberapa ratus kilometer jauhnya di Atlantik Utara.
M51 - yang menggantikan M45 pada 2010 - memiliki berat 52.000 kilogram dengan panjang 12 meter dan diameter 2,3 meter. Jangkauan operasinya dilaporkan 8.000 hingga 10.000 kilometer dengan kecepatan Mach 25. Mesin tiga tahap dari rudal balistik ini secara langsung berasal dari roket pendorong ruang angkasa berbahan bakar propelan padat Ariane 5 Europe.
M51 juga membawa enam hingga sepuluh hulu ledak termonuklir (75) yang dapat ditargetkan secara mandiri dengan target yang dapat ditransfer secara terpisah, yang sejak tahun 2015, telah diganti dengan hulu ledak Tete nucleaire oceanique (TNO atau hulu ledak nuklir. Hulu ledak baru ini dilaporkan bermanuver (Maneuverable Re-entry Vehicle) untuk menghindari potensi pertahanan balistik.
(agn)
tulis komentar anda