Rapid Test di Surabaya Selama 22 Hari, BIN Temukan 1.702 Positip COVID-19

Minggu, 21 Juni 2020 - 05:54 WIB
Badan Intelijen Negara (BIN) Sabtu (20/6/2020) mengakhiri rangkaian rapid test massal dan swab test di Surabaya. Rapid Test ini sudah dimulai sejak 29 Mei 2020 lalu. (Ist)
SURABAYA - Badan Intelijen Negara (BIN) Sabtu, (20/6/2020) mengakhiri rangkaian rapid test massal dan swab test di Surabaya. Rapid Test ini sudah dimulai sejak 29 Mei 2020 lalu.

Staf Khusus Kepala BIN, Mayjen TNI Dr. Suyanto mengatakan BIN telah menggelar rapid test di 23 lokasi di titik zona merah di Surabaya. Lokasi ini merupakan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Pemkot Surabaya.

Suyanto memaparkan, selama pelaksanaan rapid test massal terhitung tanggal 29 Mei Sampai 19 Juni 2020, Sebanyak 34.021 warga Surabaya menjadi peserta rapid test. Dari jumlah itu, 4.603 menunjukan hasil reaktif.



Ada pun jumlah yang mengikuti swab test yakni 4.637 Orang. Selisih 34 orang merupakan rujukan dari puskesmas setempat. "Yang konfirmasi positif COVID-19 setelah melakukan uji swab dengan mobile PCR BIN yakni 1.702 Orang," ucap Mayjen TNI Suyanto di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (20/6/2020).

Dikatakan, berdasarkan arahan dari Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, maka BIN memutuskan untuk mengakhiri rangkaian rapid test masal di ibu kota Jawa Timur ini. Sebab, BIN masih akan menggelar rapid test masal di beberapa daerah lain yang juga turut membutuhkan bantuan percepatan penanganan virus Corona lewat rapid test ini.

"Kami sudah 23 hari di Surabaya melaksanakan rapid test ini. Hari ini adalah hari terakhir sebagaimana arahan dari Kepala BIN. Kami masih akan melanjutkan rapid test masal di beberapa daerah lain setelah dari sini, mengingat beberapa daerah lain juga membutuhkan bantuan percepatan penanganan Virus Corona dengan rapid test massal ini," katanya. (Rapid Test Gratis Angkutan Logistik Kuras Anggaran, Ini Tindakan Gubernur Bali).

Suyanto berharap lewat tes rapid yang digelar ini dapat membantu Pemkot Surabaya dalam upaya melakukan tracking, treasing (pelacakan) terhadap pasien-pasien yang positif Covid-19. Dengan begitu, pemkot Surabaya dapat meminimalisir penyebaran COVID-19. "Kami berharap lewat rapid test ini dapat membantu atau memudahkan pemkot Surabaya untuk menindaklanjuti nya untuk meminimalisir penyebaran COVID-19," jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengucapkan terima kasih kepada BIN. Risma mengaku sangat terbantu lewat rapid test ini untuk melacak daerah-daerah yang terpapar virus corona. "Saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar besarnya tadi saya sudah sampaikan kepada BIN, ini hari terakhir dari BIN membantu kami warga Surabaya untuk melakukan rapid massal," ucap Risma.

Risma menjelaskan bahwa upaya rapid test ini adalah cara untuk melakukan pelacakan terhadap warga yang terpapar virus corona atau pembawa virus (carrier) yang mana rata-rata adalah orang tanpa gejala (OTG). Risma yakin dengan rapid test, dapat meminimalisir penyebaran COVID-19.

Selain soal rapid test, Risma juga merasa terbantu oleh BIN yang memberikan alat-alat kesehatan untuk penanganan COVID-19. "Karena banyak sekali pasien kami itu OTG. Jadi dengan cara inilah satu satunya cara untuk mengetahui siapa sebetulnya yang terindikasi carrier (pembawa virus)," pungkasnya.
(nag)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content