Dukung Gerakan Mahasiswa Tolak Penundaan Pemilu, Ini Pernyataan Sikap Aktivis 98 Jabar
Minggu, 10 April 2022 - 16:25 WIB
BANDUNG - Gerakan penolakaan penundaan pemilu hingga penambahan masa jabatan presiden dalam beberapa pekan terakhir semakin masif terlihat yang disuarakan aktivis mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.
Bahkan sejumlah aktivis mahasiswa di berbagai daerah merencanakan menggelar aksi besar-besaran pada Senin tanggal 11 April 2022.
Gerakan itu pun mendapat dukungan dari Aktivis 98 Jawa Barat, yang ikut terlibat dalam aksi reformasi tahun 1998.
Menurut mereka, gerakan reformasi 98 lahir dari sebuah kesadaran pentingnya membatasi kekuasaan. Sejarah telah memberikan pelajaran, tanpa pembatasan, kekuasaan terbukti menjadi korup dan otoriter.
“Karena itu segala upaya untuk mencoba memperpanjang kekuasaan adalah tindakan berbahaya yang mengkhianati cita-cita reformasi,” kata Lukman Hernawijaya, dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Minggu (10/4/2022).
Di saat yang sama, kita saksikan rakyat semakin mengalami kesulitan dalam berbagai sendi kehidupan. Harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi, harga bahan bakar naik, rakyat antre minyak goreng di mana-mana.
Baca juga: Jelang Aksi 11 April 2022, PBNU Minta Mahasiswa Jaga Kesucian Bulan Puasa Sementara itu, kritik dari mahasiswa dan civil society sebagai bagian dari semangat historis menjaga demokrasi berjalan pada relnya malah ditanggapi sinis dan represif.
Karena itu, menimbang krisis politik dan ekonomi yang terjadi saat ini, Aktivis 98 Jawa Barat memandang perlu untuk menyatakan sikap:
1. Menolak penundaan Pemilu 2024 dan penambahan periodesasi jabatan presiden menjadi 3 periode.
2. Mengimbau Pemerintah dan Partai Politik fokus pada penyelesaian kondisi ekonomi yang carut marut akibat kenaikan harga bahan pokok dan bahan bakar.
3. Mendukung Gerakan Mahasiswa Angkatan 2022 untuk memperhebat perjuangan menegakkan Reformasi di tanah air.
Lihat Juga: Kronologi 10 Paku Bumi Jatuh di Perempatan Buahbatu Bandung yang Timbulkan Getaran Keras
Bahkan sejumlah aktivis mahasiswa di berbagai daerah merencanakan menggelar aksi besar-besaran pada Senin tanggal 11 April 2022.
Gerakan itu pun mendapat dukungan dari Aktivis 98 Jawa Barat, yang ikut terlibat dalam aksi reformasi tahun 1998.
Baca Juga
Menurut mereka, gerakan reformasi 98 lahir dari sebuah kesadaran pentingnya membatasi kekuasaan. Sejarah telah memberikan pelajaran, tanpa pembatasan, kekuasaan terbukti menjadi korup dan otoriter.
“Karena itu segala upaya untuk mencoba memperpanjang kekuasaan adalah tindakan berbahaya yang mengkhianati cita-cita reformasi,” kata Lukman Hernawijaya, dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Minggu (10/4/2022).
Di saat yang sama, kita saksikan rakyat semakin mengalami kesulitan dalam berbagai sendi kehidupan. Harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi, harga bahan bakar naik, rakyat antre minyak goreng di mana-mana.
Baca juga: Jelang Aksi 11 April 2022, PBNU Minta Mahasiswa Jaga Kesucian Bulan Puasa Sementara itu, kritik dari mahasiswa dan civil society sebagai bagian dari semangat historis menjaga demokrasi berjalan pada relnya malah ditanggapi sinis dan represif.
Karena itu, menimbang krisis politik dan ekonomi yang terjadi saat ini, Aktivis 98 Jawa Barat memandang perlu untuk menyatakan sikap:
1. Menolak penundaan Pemilu 2024 dan penambahan periodesasi jabatan presiden menjadi 3 periode.
2. Mengimbau Pemerintah dan Partai Politik fokus pada penyelesaian kondisi ekonomi yang carut marut akibat kenaikan harga bahan pokok dan bahan bakar.
3. Mendukung Gerakan Mahasiswa Angkatan 2022 untuk memperhebat perjuangan menegakkan Reformasi di tanah air.
Lihat Juga: Kronologi 10 Paku Bumi Jatuh di Perempatan Buahbatu Bandung yang Timbulkan Getaran Keras
(nic)
tulis komentar anda