Karomah Kiai Kholil Bangkalan yang Membuat Kompeni Belanda dan Santri Terkaget-kaget
Jum'at, 11 Maret 2022 - 05:07 WIB
Di hari-hari selanjutnya, ribuan orang datang ingin menjenguk dan memberi makanan kepada Kiai Kholil Bangkalan, bahkan banyak yang meminta ikut ditahan bersamanya. Kejadian tersebut menjadikan pihak Belanda akhitrnya merelakan Kiai Kholil Bangkalan untuk dibebaskan.
Salah satu karomah sang kiai yang diyakini para santrinya hingga kini yaitu saat bertempur melawan Belanda. Kiai Kholil Bangkalan mengacau konsentrasi tentara Sekutu dengan mengerahkan pasukan lebah gaib.
Di saat ribuan ekor lebah menyerang, konsentrasi lawan buyar. Saat konsentrasi lawan buyar itulah, para pejuang gantian menghantam pihak kompeni. Kesaktian lain dari Kiai Kholil Bangkalan adalah kemampuannya menjadi dua.
Dia bisa berada di beberapa tempat dalam waktu bersamaan. Pernah ada peristiwa aneh saat beliau mengajar di pesantren. Saat berceramah, Kiai Kholil Bangkalan melakukan sesuatu yang tak terpantau mata.
Tiba-tiba baju dan sarung beliau basah kuyup sehingga para santri heran. Teka-teki itu baru terjawab setengah bulan kemudian. Ada seorang nelayan sowan ke Kiai Kholil Bangkalan.
Dia mengucapkan terima kasih karena saat perahunya pecah di tengah laut, langsung ditolong Kiai Kholil Bangkalan. Kedatangan nelayan itu membuka tabir. Ternyata saat memberi pengajian, Kiai Kholil Bangkalan dapat pesan agar segera ke pantai untuk menyelamatkan nelayan yang perahunya pecah.
Dengan karomah yang dimiliki, dalam sekejap beliau bisa sampai laut dan membantu si nelayan itu.
Karomah lainnya saat Kiai Muntaha, mantu Kiai Kholil Bangkalan, membangun masjid di pesantrennya, dan pembangunan masjid tersebut hampir rampung. Suatu hari, masjid yang hampir rampung itu dilihat oleh Kiai Kholil Bangkalan dan ternyata terdapat kesalahan dalam posisi kiblat.
"Muntaha, arah kiblat masjidmu ini masih belum tepat, ubahlah," ucap Kiai Kholil Bangkalan mengingatkan mantunya yang alim itu. Sebagai seorang alim, Kiai Muntaha tidak percaya begitu saja.
Beberapa argumen diajukan untuk memperkuat pendiriannya yang selama ini sudah dianggapnya benar. Melihat mantunya tidak ada-ada tanda-tanda menerima nasehatnya, Kiai Kholil Bangkalan tersenyum sambil berjalan ke arah masjid.
Salah satu karomah sang kiai yang diyakini para santrinya hingga kini yaitu saat bertempur melawan Belanda. Kiai Kholil Bangkalan mengacau konsentrasi tentara Sekutu dengan mengerahkan pasukan lebah gaib.
Di saat ribuan ekor lebah menyerang, konsentrasi lawan buyar. Saat konsentrasi lawan buyar itulah, para pejuang gantian menghantam pihak kompeni. Kesaktian lain dari Kiai Kholil Bangkalan adalah kemampuannya menjadi dua.
Dia bisa berada di beberapa tempat dalam waktu bersamaan. Pernah ada peristiwa aneh saat beliau mengajar di pesantren. Saat berceramah, Kiai Kholil Bangkalan melakukan sesuatu yang tak terpantau mata.
Tiba-tiba baju dan sarung beliau basah kuyup sehingga para santri heran. Teka-teki itu baru terjawab setengah bulan kemudian. Ada seorang nelayan sowan ke Kiai Kholil Bangkalan.
Dia mengucapkan terima kasih karena saat perahunya pecah di tengah laut, langsung ditolong Kiai Kholil Bangkalan. Kedatangan nelayan itu membuka tabir. Ternyata saat memberi pengajian, Kiai Kholil Bangkalan dapat pesan agar segera ke pantai untuk menyelamatkan nelayan yang perahunya pecah.
Dengan karomah yang dimiliki, dalam sekejap beliau bisa sampai laut dan membantu si nelayan itu.
Karomah lainnya saat Kiai Muntaha, mantu Kiai Kholil Bangkalan, membangun masjid di pesantrennya, dan pembangunan masjid tersebut hampir rampung. Suatu hari, masjid yang hampir rampung itu dilihat oleh Kiai Kholil Bangkalan dan ternyata terdapat kesalahan dalam posisi kiblat.
"Muntaha, arah kiblat masjidmu ini masih belum tepat, ubahlah," ucap Kiai Kholil Bangkalan mengingatkan mantunya yang alim itu. Sebagai seorang alim, Kiai Muntaha tidak percaya begitu saja.
Beberapa argumen diajukan untuk memperkuat pendiriannya yang selama ini sudah dianggapnya benar. Melihat mantunya tidak ada-ada tanda-tanda menerima nasehatnya, Kiai Kholil Bangkalan tersenyum sambil berjalan ke arah masjid.
tulis komentar anda