Kegigihan Generasi Muda Desa Miliarder Tuban Mengejar Impian Masa Depan
Rabu, 09 Februari 2022 - 09:12 WIB
Oleh karenanya ketika mendengar pendaftaran beasiswa D3 PEM Akamigas dari Pertamina Rosneft, dia melihat peluang untuk mengubah nasib diri dan keluarganya. Peluang itu dirasakan menjadi anugerah besar setelah namanya masuk ke daftar penerima beasiswa.
Sebagai anak pertama di keluarganya, Budi mengerti bahwa dia akan menjadi tumpuan orang tuanya kelak. Kini setelah memasuki tahun terakhir pendidikan D3 PEM Akamigas, dia berharap kelak dapat berkontribusi banyak sebagai pekerja Pertamina Rosneft.
“Ketika diumumkan menerima beasiswa, saya sangat bersyukur. Jika diterima bekerja di kilang GRR Tuban, pastinya gaji akan saya gunakan untuk membahagiakan orang tua. Saya ingin berangkatkan haji orang tua, membuka usaha, dan bersedekah,” tutur Budi.
Sementara itu, Tedy Putra Pratama, penerima beasiswa asal Desa Rawasan termotivasi mengejar beasiswa demi membahagiakan orang-tua. Terlahir dari ayah dan ibu yang bekerja sebagai kuli bangunan dan pedagang baju, pemuda berusia 21 tahun ini sangat ingin membahagiakan bapak-ibunya dengan cara sederhana: memperbaiki rumah mereka yang masih beralaskan semen.
“Itu dulu, baru kemudian menabung untuk memberangkatkan orang-tua naik haji. Saya bersemangat mengambil beasiswa ini setelah mendengar nasihat Bapak. Beliau ingin saya bersungguh-sungguh, agar bisa menaikkan derajat orang tua. Anak dari seorang kuli yang bisa menjadi pekerja Pertamina,” tuturnya.
Bagi Tedy, menjadi pekerja Pertamina memunculkan harapan akan masa depan yang lebih baik, yang menginspirasi rekan-rekan sebayanya untuk giat mencari ilmu dan mengejar peluang. “Banyak anak di desa saya berpikir: ngapain kuliah kalau ujung-ujungnya jadi kuli. Dengan beasiswa ini, saya ingin membuktikan bahwa anak desa bisa kuliah dan jadi orang sukses!”
Corporate Affairs Pertamina Rosneft Yuli Wahyu Witantra mengatakan para penerima beasiswa studi D-III di PEM Akamigas tidak perlu khawatir dengan masa depan mereka, karena setelah mereka lulus bakal langsung diserap menjadi pekerja di proyek GRR Tuban.
“Memang tujuan akhir program beasiswa tersebut adalah untuk memberdayakan anak muda potensial yang tinggal di sekitar lokasi proyek agar memiliki kecakapan untuk menjadi pekerja Pertamina Rosneft. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk mengembangkan dan menyerap pekerja lokal,” tuturnya.
Yuli menyampaikan bahwa program beasiswa tersebut ditujukan untuk meningkatkan kapasitas warga di sekitar lokasi proyek agar menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di desa masing-masing. Hingga saat ini Pertamina Rosneft telah melibatkan 1.220 pekerja lokal dalam proses pembersihan lahan (land clearing) mulai dari tahap I sampai tahap IV.
Diketahui, Pertamina Rosneft, atau PRPP, adalah perusahaan patungan (joint venture) antara Pertamina Group dengan raksasa energi Rosneft asal Rusia, yang menjadi pelaksana pembangunan kilang GRR Tuban. GRR Tuban merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk memasok BBM dan bahan baku petrokimia guna mewujudkan ketahanan energi dan industri nasional.
Sebagai anak pertama di keluarganya, Budi mengerti bahwa dia akan menjadi tumpuan orang tuanya kelak. Kini setelah memasuki tahun terakhir pendidikan D3 PEM Akamigas, dia berharap kelak dapat berkontribusi banyak sebagai pekerja Pertamina Rosneft.
“Ketika diumumkan menerima beasiswa, saya sangat bersyukur. Jika diterima bekerja di kilang GRR Tuban, pastinya gaji akan saya gunakan untuk membahagiakan orang tua. Saya ingin berangkatkan haji orang tua, membuka usaha, dan bersedekah,” tutur Budi.
Sementara itu, Tedy Putra Pratama, penerima beasiswa asal Desa Rawasan termotivasi mengejar beasiswa demi membahagiakan orang-tua. Terlahir dari ayah dan ibu yang bekerja sebagai kuli bangunan dan pedagang baju, pemuda berusia 21 tahun ini sangat ingin membahagiakan bapak-ibunya dengan cara sederhana: memperbaiki rumah mereka yang masih beralaskan semen.
“Itu dulu, baru kemudian menabung untuk memberangkatkan orang-tua naik haji. Saya bersemangat mengambil beasiswa ini setelah mendengar nasihat Bapak. Beliau ingin saya bersungguh-sungguh, agar bisa menaikkan derajat orang tua. Anak dari seorang kuli yang bisa menjadi pekerja Pertamina,” tuturnya.
Bagi Tedy, menjadi pekerja Pertamina memunculkan harapan akan masa depan yang lebih baik, yang menginspirasi rekan-rekan sebayanya untuk giat mencari ilmu dan mengejar peluang. “Banyak anak di desa saya berpikir: ngapain kuliah kalau ujung-ujungnya jadi kuli. Dengan beasiswa ini, saya ingin membuktikan bahwa anak desa bisa kuliah dan jadi orang sukses!”
Corporate Affairs Pertamina Rosneft Yuli Wahyu Witantra mengatakan para penerima beasiswa studi D-III di PEM Akamigas tidak perlu khawatir dengan masa depan mereka, karena setelah mereka lulus bakal langsung diserap menjadi pekerja di proyek GRR Tuban.
“Memang tujuan akhir program beasiswa tersebut adalah untuk memberdayakan anak muda potensial yang tinggal di sekitar lokasi proyek agar memiliki kecakapan untuk menjadi pekerja Pertamina Rosneft. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk mengembangkan dan menyerap pekerja lokal,” tuturnya.
Yuli menyampaikan bahwa program beasiswa tersebut ditujukan untuk meningkatkan kapasitas warga di sekitar lokasi proyek agar menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di desa masing-masing. Hingga saat ini Pertamina Rosneft telah melibatkan 1.220 pekerja lokal dalam proses pembersihan lahan (land clearing) mulai dari tahap I sampai tahap IV.
Diketahui, Pertamina Rosneft, atau PRPP, adalah perusahaan patungan (joint venture) antara Pertamina Group dengan raksasa energi Rosneft asal Rusia, yang menjadi pelaksana pembangunan kilang GRR Tuban. GRR Tuban merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk memasok BBM dan bahan baku petrokimia guna mewujudkan ketahanan energi dan industri nasional.
tulis komentar anda