Developer Perumahan Green Village Singosari Malang Bangun Tembok 2 Meter, Warga Tak Bisa Lewat
Senin, 24 Januari 2022 - 16:48 WIB
Terlihat hanya akses jalan selebar sekitar 50 sentimeter yang dapat dimanfaatkan warga untuk melintas. Itu pun akses jalan hanya dapat dimanfaatkan pejalan kaki, bukan untuk akses sepeda motor.
"Aksesnya hanya jalan kaki, sepeda motor nggak bisa keluar. Sebelum tembok ini ada jalan, keluar masuknya ya lewat perumahan itu," ucap Subandi, warga RT 3 RW 10 Dusun Karangwaru.
Ia mengakui terkejut bila pagar yang dibuat perumahan begitu tinggi dan tidak diberikan akses. Mengingat sebelumnya pihak perumahan sempat menjanjikan adanya akses jalan dan tak menutup keseluruhan dengan tembok.
"Itu tanah memang milik perumahan, alasannya keamanan warga sini rukun - rukun, acara sosial gabungan bareng - bareng. Ya adanya pagar ini sangat kaget," ungkapnya.
Menurut Subandi, pasca tembok itu dibangun pihak Kelurahan Candirenggo telah mengusahakan mediasi dan diskusi antara warga dengan pihak developer. Tetapi Subandi menyebut belum ada titik temu dari hasil mediasi.
"Sepuluh hari lalu kumpul di kelurahan bahas itu, belum ada hasil. Inginnya dikasih jalan minimal motor, yang penting ada jalannya, meskipun sempit, yang penting keranda mayat atau sepeda motor bisa lewat," katanya.
Sementara itu Basuki, warga Perumahan Green Village Singosari mengungkapkan, meski tinggal di perumahan ia merasa sangat terganggu dengan adanya tembok yang terpasang. Apalagi selama ini interaksi antar warga perumahan dan perkampungan, selama ia tinggal lebih dari 10 tahun di perumahan itu.
"Tiba-tiba saja ada orang yang mengerjakan tembok itu. Nggak ada komunikasi sebelumnya, ya kalau kita interaksi sosial yang terganggu, biasanya ada kematian itu kan jalannya lewat sini," ucap Basuki sambil menunjukkan jalan setapak yang tertembok.
"Aksesnya hanya jalan kaki, sepeda motor nggak bisa keluar. Sebelum tembok ini ada jalan, keluar masuknya ya lewat perumahan itu," ucap Subandi, warga RT 3 RW 10 Dusun Karangwaru.
Ia mengakui terkejut bila pagar yang dibuat perumahan begitu tinggi dan tidak diberikan akses. Mengingat sebelumnya pihak perumahan sempat menjanjikan adanya akses jalan dan tak menutup keseluruhan dengan tembok.
"Itu tanah memang milik perumahan, alasannya keamanan warga sini rukun - rukun, acara sosial gabungan bareng - bareng. Ya adanya pagar ini sangat kaget," ungkapnya.
Menurut Subandi, pasca tembok itu dibangun pihak Kelurahan Candirenggo telah mengusahakan mediasi dan diskusi antara warga dengan pihak developer. Tetapi Subandi menyebut belum ada titik temu dari hasil mediasi.
"Sepuluh hari lalu kumpul di kelurahan bahas itu, belum ada hasil. Inginnya dikasih jalan minimal motor, yang penting ada jalannya, meskipun sempit, yang penting keranda mayat atau sepeda motor bisa lewat," katanya.
Sementara itu Basuki, warga Perumahan Green Village Singosari mengungkapkan, meski tinggal di perumahan ia merasa sangat terganggu dengan adanya tembok yang terpasang. Apalagi selama ini interaksi antar warga perumahan dan perkampungan, selama ia tinggal lebih dari 10 tahun di perumahan itu.
"Tiba-tiba saja ada orang yang mengerjakan tembok itu. Nggak ada komunikasi sebelumnya, ya kalau kita interaksi sosial yang terganggu, biasanya ada kematian itu kan jalannya lewat sini," ucap Basuki sambil menunjukkan jalan setapak yang tertembok.
(msd)
tulis komentar anda