Hari Jadi Luwu, Mahasiswa Lakukan Demo Tuntut Pemekaran
Minggu, 23 Januari 2022 - 18:36 WIB
LUWU - Aliansi Wija To Luwu gabungan dari sejumlah elemen mahasiswa dari Tana Luwu, melakukan aksi unjuk rasa tepat Peringatan Hari Jadi Luwu ke-754 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu, Minggu, (23/1/2022).
Titik aksi dilakukan di Desa Padangkalua Kecamatan Bua, perbatasan antara Kabupaten Luwu dengan Kota Palopo. Mahasiswa sempat melakukan aksi blokade jalan dengan membakar sejumlah ban bekas di tengah jalan.
Aparat Polres Luwu dan Pemkab Luwu yang melakukan diskusi dengan para mahasiswa, berhasil meredam aksi mereka dan kembali memberikan akses jalan kepada pengendara di jalan poros Sulawesi ini.
Aksi puluhan mahasiswa ini dimulai sekita pukul 16.00 dan membubarkan diri jelang magrib. Aksi ini diawali dengan pemasangan spanduk di gerbang perbatasan yang bertuliskan "Rakyat Luwu Ingin Pemekaran Provinsi Luwu Raya".
Dua spanduk lainnya bertuliskan "Selamat Datang di Provinsi Luwu Raya" selanjut bertuliskan Aliansi Wija To Luwu menuntut Mendesak Mendagri untuk Prioritaskan DOB Luwu Tengah , Mekarkan Provinsi Tana Luwu".
Hasrullah Hasan sebagai koordinator lapangan, menyampaikan Tana Luwu dengan semboyan "Wanua Mappatuo Naewai Alena" adalah alasan yang begitu bermakna dan telah melekat pada rakyat Luwu untuk menuntut pemekaran Provinsi Tana Luwu.
"Provinsi Tana Luwu adalah sebuah janji sejarah negara ini kepada Tana Luwu. Janji negara setelah Raja Luwu Andi Djemma dengan suka rela menyatakan diri bergabung dengan NKRI, bahkan janji negara untuk menjadi Tana Luwu sebagai daerah istimewah," ujarnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pembentukan DOB Luwu Tengah merupakan salah satu syarat administratif. Maka dari itu kata dia, perjuangan masyarakat, mahasiswa dan pemuda untuk memekarkan DOB Luwu Tengah dan Provinsi Tana Luwu adalah suatu keinginan bersama dan sukar untuk dipisahkan karena saling berkaitan.
Titik aksi dilakukan di Desa Padangkalua Kecamatan Bua, perbatasan antara Kabupaten Luwu dengan Kota Palopo. Mahasiswa sempat melakukan aksi blokade jalan dengan membakar sejumlah ban bekas di tengah jalan.
Aparat Polres Luwu dan Pemkab Luwu yang melakukan diskusi dengan para mahasiswa, berhasil meredam aksi mereka dan kembali memberikan akses jalan kepada pengendara di jalan poros Sulawesi ini.
Aksi puluhan mahasiswa ini dimulai sekita pukul 16.00 dan membubarkan diri jelang magrib. Aksi ini diawali dengan pemasangan spanduk di gerbang perbatasan yang bertuliskan "Rakyat Luwu Ingin Pemekaran Provinsi Luwu Raya".
Dua spanduk lainnya bertuliskan "Selamat Datang di Provinsi Luwu Raya" selanjut bertuliskan Aliansi Wija To Luwu menuntut Mendesak Mendagri untuk Prioritaskan DOB Luwu Tengah , Mekarkan Provinsi Tana Luwu".
Hasrullah Hasan sebagai koordinator lapangan, menyampaikan Tana Luwu dengan semboyan "Wanua Mappatuo Naewai Alena" adalah alasan yang begitu bermakna dan telah melekat pada rakyat Luwu untuk menuntut pemekaran Provinsi Tana Luwu.
"Provinsi Tana Luwu adalah sebuah janji sejarah negara ini kepada Tana Luwu. Janji negara setelah Raja Luwu Andi Djemma dengan suka rela menyatakan diri bergabung dengan NKRI, bahkan janji negara untuk menjadi Tana Luwu sebagai daerah istimewah," ujarnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pembentukan DOB Luwu Tengah merupakan salah satu syarat administratif. Maka dari itu kata dia, perjuangan masyarakat, mahasiswa dan pemuda untuk memekarkan DOB Luwu Tengah dan Provinsi Tana Luwu adalah suatu keinginan bersama dan sukar untuk dipisahkan karena saling berkaitan.
tulis komentar anda