Temui Ganjar, Pemprov Papua Selatan dan Pemkab Luwu Belajar Perencanaan Pembangunan
loading...
A
A
A
SEMARANG -
Sebagai provinsi baru, menurut Ganjar Papua Selatan perlu memiliki sistem perencanaan pembangunan. Selama ini, sistem perencanaan Pemprov Jawa Tengah dibantu dengan GRMS.
Dan secara sukarela, Ganjar bersedia membantu jika Pemprov Papua Selatan ingin memakai sistem yang sama.
"Tapi saya titipkan semua harus diawali dengan integritas tinggi yang tidak korupsi. Ini saya sampaikan kepada mereka. Kalau itu bisa dijadikan pedoman, mumpung Papua Selatan masih baru maka birokrasinya akan ditata sejak dari awal sehingga value atau nilai-nilai juga dikembangkan dari awal," tambah Ganjar yang juga Bacapres Partai Perindo itu.
Ganjar juga mengatakan hal yang sama kepada rombongan PKH dari Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Penanganan kemiskinan ekstrem harus ditangani secara tepat sasaran. Dibutuhkan integritas terkait dengan verifikasi data dan standar penilaian kemiskinan di masing-masing daerah.
"Kami melakukan inovasi dalam menangani kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah. Kami libatkan semua, termasuk masyarakat, instansi dan lembaga pemerintah, sampai perusahaan dengan CSR-nya. Kami juga libatkan Baznas," jelas Ganjar saat menjawab pertanyaan dari perwakilan PKH Kabupaten Luwu.
Sementara itu, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Provinsi Papua Selatan, Agustinus Joko Guritno, mengatakan sebagai daerah otonomi baru masih harus banyak belajar dari provinsi lain yang lebih maju.
Menurutnya, diperlukan perencanaan pembangunan yang baik sesuai dengan aturan dan kebutuhan masyarakat, agar suatu daerah bisa cepat maju.
Provinsi Jawa Tengah dipilih sebagai daerah untuk studi tiru karena mempunyai perencanaan pembangunan yang bagus. Pemprov Jateng memberikan pelayanan bidang pendidikan dan keaehatan yang baik, serta berhasil menekan angka kemiskinan.
"Jawa Tengah ini pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan lainnya sangat bagus. Kami dari kabupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Papua Selatan sebelum pemekaran ini kita menjalankan kerja sama dengan kabupaten-kabupaten yang ada di Jawa Tengah ini, baik Semarang, Solo, dan lain sebagainya. Kerja sama dalam bidang pendidikan dan lainnya kita sudah jalin," katanya.
Sedangkan perwakilan dari Dinas Sosial Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Saiful mengatakan, kunjungannya ke Jawa Tengah untuk belajar terkait percepatan penanganan kemiskinan ekstrem yang dijalankan Gubernur Ganjar.
"Kami banyak belajar dengan apa yang sudah dilaksanakan di pemerintahan Gubernur Ganjar Pranowo. Jawa Tengah terkait dengan pengentasan kemiskinan ekstrem, ada keberhasilan dari satu juta penduduk miskin yang graduasi sejahtera," ungkapnya.
Sebagai provinsi baru, menurut Ganjar Papua Selatan perlu memiliki sistem perencanaan pembangunan. Selama ini, sistem perencanaan Pemprov Jawa Tengah dibantu dengan GRMS.
Dan secara sukarela, Ganjar bersedia membantu jika Pemprov Papua Selatan ingin memakai sistem yang sama.
"Tapi saya titipkan semua harus diawali dengan integritas tinggi yang tidak korupsi. Ini saya sampaikan kepada mereka. Kalau itu bisa dijadikan pedoman, mumpung Papua Selatan masih baru maka birokrasinya akan ditata sejak dari awal sehingga value atau nilai-nilai juga dikembangkan dari awal," tambah Ganjar yang juga Bacapres Partai Perindo itu.
Ganjar juga mengatakan hal yang sama kepada rombongan PKH dari Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Penanganan kemiskinan ekstrem harus ditangani secara tepat sasaran. Dibutuhkan integritas terkait dengan verifikasi data dan standar penilaian kemiskinan di masing-masing daerah.
"Kami melakukan inovasi dalam menangani kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah. Kami libatkan semua, termasuk masyarakat, instansi dan lembaga pemerintah, sampai perusahaan dengan CSR-nya. Kami juga libatkan Baznas," jelas Ganjar saat menjawab pertanyaan dari perwakilan PKH Kabupaten Luwu.
Sementara itu, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Provinsi Papua Selatan, Agustinus Joko Guritno, mengatakan sebagai daerah otonomi baru masih harus banyak belajar dari provinsi lain yang lebih maju.
Menurutnya, diperlukan perencanaan pembangunan yang baik sesuai dengan aturan dan kebutuhan masyarakat, agar suatu daerah bisa cepat maju.
Provinsi Jawa Tengah dipilih sebagai daerah untuk studi tiru karena mempunyai perencanaan pembangunan yang bagus. Pemprov Jateng memberikan pelayanan bidang pendidikan dan keaehatan yang baik, serta berhasil menekan angka kemiskinan.
"Jawa Tengah ini pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan lainnya sangat bagus. Kami dari kabupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Papua Selatan sebelum pemekaran ini kita menjalankan kerja sama dengan kabupaten-kabupaten yang ada di Jawa Tengah ini, baik Semarang, Solo, dan lain sebagainya. Kerja sama dalam bidang pendidikan dan lainnya kita sudah jalin," katanya.
Sedangkan perwakilan dari Dinas Sosial Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Saiful mengatakan, kunjungannya ke Jawa Tengah untuk belajar terkait percepatan penanganan kemiskinan ekstrem yang dijalankan Gubernur Ganjar.
"Kami banyak belajar dengan apa yang sudah dilaksanakan di pemerintahan Gubernur Ganjar Pranowo. Jawa Tengah terkait dengan pengentasan kemiskinan ekstrem, ada keberhasilan dari satu juta penduduk miskin yang graduasi sejahtera," ungkapnya.
(hri)