Dosen Psikologi Unpad Sebut Fenomena Boneka Arwah Tidak Lazim
Jum'at, 07 Januari 2022 - 14:33 WIB
"Jika anak-anak yang bermain boneka dan memperlakukannya layaknya temannya, itu merupakan sebuah kewajaran dari perspektif tumbuh kembang, karena faktor usianya. Kita tidak menganggapnya wajar ketika di tahapan usia lanjut, mereka memperlakukan boneka dengan cara yang sama,” kata Ninin.
Ninin mengungkapkan, ketika di usia dewasa seseorang masih memperlakukan boneka seperti pada usia anak-anak, maka ada sesuatu dari kondisi psikologisnya yang mencetuskan dia untuk membutuhkan cara tersebut.
"Ketidak mampuan seseorang dalam menghadapi persoalan hidup secara mandiri, kadang kala membuatnya memerlukan teman untuk mendengar, berdiskusi, dan berbicara," jelasnya.
Ketiadaan pendamping yang bisa diajak mendengar, berkomunikasi, dan memberikan dukungan, bisa jadi membuat seseorang memilih untuk memiliki teman komunikasi yang lain.
“Kalau kita lihat, pada umumnya, berdasarkan tradisi dan budaya, perilaku itu bisa jadi tidak lazim. Akan tetapi, kenyataannya ada orang yang memilih cara itu untuk membuatnya memiliki teman berkomunikasi atau teman hidup. Padahal, ‘teman’ yang dia pilih itu tidak bisa menjadi partner komunikasi atau emosi balasan,” tukasnya.
Ninin mengungkapkan, ketika di usia dewasa seseorang masih memperlakukan boneka seperti pada usia anak-anak, maka ada sesuatu dari kondisi psikologisnya yang mencetuskan dia untuk membutuhkan cara tersebut.
Baca Juga
"Ketidak mampuan seseorang dalam menghadapi persoalan hidup secara mandiri, kadang kala membuatnya memerlukan teman untuk mendengar, berdiskusi, dan berbicara," jelasnya.
Ketiadaan pendamping yang bisa diajak mendengar, berkomunikasi, dan memberikan dukungan, bisa jadi membuat seseorang memilih untuk memiliki teman komunikasi yang lain.
“Kalau kita lihat, pada umumnya, berdasarkan tradisi dan budaya, perilaku itu bisa jadi tidak lazim. Akan tetapi, kenyataannya ada orang yang memilih cara itu untuk membuatnya memiliki teman berkomunikasi atau teman hidup. Padahal, ‘teman’ yang dia pilih itu tidak bisa menjadi partner komunikasi atau emosi balasan,” tukasnya.
(hsk)
tulis komentar anda