Cegah Varian Omicron lewat PMI, Satgas COVID-19 Perketat Pengawasan di Pintu Perbatasan Laut
Kamis, 30 Desember 2021 - 13:15 WIB
BATAM - Satgas Penanganan COVID-19 memperketat pengawasan di pintu perbatasan melalui transportasi laut dan memastikan karantina berjalan dengan baik. Ini dilakukan untuk mencegah masuknya varian Omicron yang dibawa oleh pekerja migran Indonesia (PMI) dari Malaysia maupun Singapura.
“Entry test untuk setiap orang yang datang-sebagian besar PMI-dari Malaysia dan Singapura menjadi keharusan. Selain itu kami juga akan menambah tempat-tempat karantina baru,” tutur Deputi Penanganan Darurat BNPB Mayen TNI Fajar Setyawan saat rapat koordinasi bersama Gubernur Kepulauan Riau Anshar Ahmad, Kamis (30/12/2021).
Batam merupakan satu dari dua gerbang kedatangan melalui laut yang dibuka pemerintah dalam situasi pandemi COVID-19. Saat ini rata-rata kedatangan harian mencapai 250 orang berasal dari Singapura dan Malaysia.
Berdasarkan analisis ketersedianan tempat tidur, karantina terpusat pemerintah maupun hotel di Batam diperlukan 2.750 tempat tidur. Sementara ketersedian tempat tidur sebanyak 2.712 sehingga kurang 38 tempat tidur. Dengan asumsi pemakaian hotel yang maksimum, masih terdapat kekurangan tempat karantina.
“Kenyataan di lapangan, kedatangan PMI lebih banyak dibandingkan non-PMI dan keterpakaian hotel tidak sebanyak fasilitas milik pemerintah. Dengan demikian fasilitas karantina milik pemerintah harus ditambah agar tidak menimbulkan penumpukan,” tutur Fajar.
Saat ini keterisian tempat tidur karantina terpusat untuk PMI, pelajar dan ASN di Batam mencapai 95 persen. Adapun untuk hotel sebesar 32 persen.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menambahkan, selama periode Desember ditemukan 353 orang positif COVID-19. “Angka ini naik dua kali lipat lebih dari 168 kasus pada November. Sebagian besar positif saat tes PCR kedua. Ini menunjukkan karantina 10 hari efektif untuk melakukan penyaringan, sehingga penularan lebih luas bisa dicegah,” ujarnya.
Dari kasus penularan COVID-19, pelaku perjalanan internasional melalui Batam, hasil whole genome squencing (WGF) belum menemukan satupun varian Omicron. Menurut Wiku, prioritas mitigasi transmisi jalur laut Batam saat ini adalah memperketat penjagaan perbatasan mengingat banyak PMI dari Malaysia yang ternyata positif COVID-19.
“Selain itu, penambahan tempat tidur karantina juga menjadi prioritas pemerintah saat ini demi mengantisipasi peningkatan kedatangan di periode Natal dan Tahun Baru,” tutupnya.
“Entry test untuk setiap orang yang datang-sebagian besar PMI-dari Malaysia dan Singapura menjadi keharusan. Selain itu kami juga akan menambah tempat-tempat karantina baru,” tutur Deputi Penanganan Darurat BNPB Mayen TNI Fajar Setyawan saat rapat koordinasi bersama Gubernur Kepulauan Riau Anshar Ahmad, Kamis (30/12/2021).
Baca Juga
Batam merupakan satu dari dua gerbang kedatangan melalui laut yang dibuka pemerintah dalam situasi pandemi COVID-19. Saat ini rata-rata kedatangan harian mencapai 250 orang berasal dari Singapura dan Malaysia.
Berdasarkan analisis ketersedianan tempat tidur, karantina terpusat pemerintah maupun hotel di Batam diperlukan 2.750 tempat tidur. Sementara ketersedian tempat tidur sebanyak 2.712 sehingga kurang 38 tempat tidur. Dengan asumsi pemakaian hotel yang maksimum, masih terdapat kekurangan tempat karantina.
“Kenyataan di lapangan, kedatangan PMI lebih banyak dibandingkan non-PMI dan keterpakaian hotel tidak sebanyak fasilitas milik pemerintah. Dengan demikian fasilitas karantina milik pemerintah harus ditambah agar tidak menimbulkan penumpukan,” tutur Fajar.
Saat ini keterisian tempat tidur karantina terpusat untuk PMI, pelajar dan ASN di Batam mencapai 95 persen. Adapun untuk hotel sebesar 32 persen.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menambahkan, selama periode Desember ditemukan 353 orang positif COVID-19. “Angka ini naik dua kali lipat lebih dari 168 kasus pada November. Sebagian besar positif saat tes PCR kedua. Ini menunjukkan karantina 10 hari efektif untuk melakukan penyaringan, sehingga penularan lebih luas bisa dicegah,” ujarnya.
Dari kasus penularan COVID-19, pelaku perjalanan internasional melalui Batam, hasil whole genome squencing (WGF) belum menemukan satupun varian Omicron. Menurut Wiku, prioritas mitigasi transmisi jalur laut Batam saat ini adalah memperketat penjagaan perbatasan mengingat banyak PMI dari Malaysia yang ternyata positif COVID-19.
“Selain itu, penambahan tempat tidur karantina juga menjadi prioritas pemerintah saat ini demi mengantisipasi peningkatan kedatangan di periode Natal dan Tahun Baru,” tutupnya.
(don)
tulis komentar anda