Perjuangan Panjang Desa Tlilir Menjadi Kampung Mbako
Selasa, 21 Desember 2021 - 08:47 WIB
Museum Tembakau
Tidak hanya kompak dalam hal penyelenggaraan Festival Tembakau Srintil, pimpinan desa dan warga Desa Tlilir pun antusias untuk memiliki museum tembakau di wilayahnya. Hal ini terlihat, bagaimana warga mengumpulkan asset-aset terkait tembakau yang dimiliki para leluhurnya.
Dalam museum sederhana hasil swadaya warga, terlihat beberapa benda seperti tempat perajangan tembakau, pisau rajang, tembakau kualitas terbaik dari puluhan tahun silam, hingga tembakau Lamsi Srintil kualitas terbaik dari desa tersebut.
“Warga menghendaki museum mbako ini menjadi besar dari dana swadaya masyarakatnya. Tanah untuk museum telah ada. Kemudian konsep besarnya adalah ada diorama tentang tembakau di dalamnya,” rinci Ambar.
Selain itu tambah Ambar, di luar museum pihaknya memiliki gardu pandang sehingga wisatawan dapat melihat hamparan pohon tembakau dari ketinggian, ada edukasi terkait tembakau, ada green house-tempat penyemaian tembakau dan lainnya.
Tantangan ke depan, lanjut Ambar-yang juga penggiat pariwisata dari Travelita ini adalah, kesiapan warga dalam menjamu dan melayani wisatawan. “Kami dari Travelita akan melakukan pendampingan dalam penataan mulai dari homestay dan lainnya,” pungkas Ambar.
Tidak hanya kompak dalam hal penyelenggaraan Festival Tembakau Srintil, pimpinan desa dan warga Desa Tlilir pun antusias untuk memiliki museum tembakau di wilayahnya. Hal ini terlihat, bagaimana warga mengumpulkan asset-aset terkait tembakau yang dimiliki para leluhurnya.
Dalam museum sederhana hasil swadaya warga, terlihat beberapa benda seperti tempat perajangan tembakau, pisau rajang, tembakau kualitas terbaik dari puluhan tahun silam, hingga tembakau Lamsi Srintil kualitas terbaik dari desa tersebut.
“Warga menghendaki museum mbako ini menjadi besar dari dana swadaya masyarakatnya. Tanah untuk museum telah ada. Kemudian konsep besarnya adalah ada diorama tentang tembakau di dalamnya,” rinci Ambar.
Selain itu tambah Ambar, di luar museum pihaknya memiliki gardu pandang sehingga wisatawan dapat melihat hamparan pohon tembakau dari ketinggian, ada edukasi terkait tembakau, ada green house-tempat penyemaian tembakau dan lainnya.
Tantangan ke depan, lanjut Ambar-yang juga penggiat pariwisata dari Travelita ini adalah, kesiapan warga dalam menjamu dan melayani wisatawan. “Kami dari Travelita akan melakukan pendampingan dalam penataan mulai dari homestay dan lainnya,” pungkas Ambar.
(don)
tulis komentar anda