Gubernur Jateng Usulkan Tenaga Medis Dapat Anugerah Bintang Jasa
Senin, 13 April 2020 - 16:46 WIB
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengusulkan seluruh tenaga medis yang berjuang melawan wabah covid-19 di Jawa Tengah mendapat bintang jasa. Penghargaan tersebut menurut Ganjar layak diberikan mengingat besarnya jasa mereka sebagai pahlawan kemanusiaan.
Hal itu disampaikan Ganjar usai memimpin rapat koordinasi penanganan covid-19 di Gradhika Bhakti Praja kompleks Kantor Gubernur Jateng, Senin (13/4/2020). Hadir dalam acara itu, Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, Sekda Jateng dan jajaran Kepala OPD.
“Kemarin saya usulkan, mereka para dokter, perawat dan tenaga medis yang meninggal dalam perjuangannya melawan covid-19 dapat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Ternyata itu administrasinya tidak mudah, harus ada bintang jasa. Maka saya usulkan dokter, perawat, tenaga medis di seluruh Jateng yang menangani covid-19 untuk mendapatkan bintang jasa,” kata Ganjar.
Usulan itu sudah dilayangkan Ganjar kepada Presiden melalui Sekretariat Militer Presiden (Sesmil). Dari komunikasi yang dilakukan, pihak pemerintah menyambut baik usulan itu. “Ini upaya kami memberikan penghargaan tertinggi kepada mereka para pejuang kemanusiaan di Jateng,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu pula, Ganjar meluruskan informasi yang beredar di masyarakat tentang penyiapan Taman Makam Pahlawan. Ia mengatakan, saat mengeluarkan usulan itu, ia mendapat kritikan salah satu dokter yang salah paham terkait penyiapan Taman Makam Pahlawan bagi tenaga medis yang meninggal di Jateng.
Ganjar menerangkan, keputusan itu lanjut dia diambil bukan untuk mendoakan para dokter, perawat dan tenaga medis meninggal, namun ingin memberikan penghormatan tertinggi kepada mereka. Itu konteksnya karena sebelumnya ada penolakan sehingga dirinya mengluarkan kebijakan itu.
“Itu kan karena sebelumnya ada penolakan, kalau begini terus kan tidak boleh. Maka kami mengusulkan mereka tenaga medis yang gugur karena berjuang melawan covid-19 dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Namun ternyata niat baik saya salah diterima oleh salah seorang dokter dan kemudian mengkritik saya di medsos,” terangnya.
Ganjar meminta seluruh masyarakat untuk tidak menyebarkan berita yang tidak benar atau bersifat provokasi. Apabila ada hal yang kurang berkenan, semua harus klarifikasi untuk mendapatkan maksud yang sebenarnya.
“Tidak setuju dengan saya tidak apa-apa, tapi jangan provokasi warga. Saya menghormati beliau karena beliau sudah bekerja dengan baik sebagai tenaga kesehatan,” terangnya.
Terkait kecukupan Alat Pelindung Diri (APD) di Jateng, Ganjar memastikan bahwa semua masih tercukupi dengan baik. Seluruh rumah sakit yang menjadi rujukan covid-19 di Jateng sudah terpenuhi kebutuhannya.
“APD semua aman, yang kurang hanya masker N95. Alhamdulillah besok datang bantuan sebanyak 10.000 masker N95 dan itu pasti membuat lega. Kami tidak pernah tinggal diam untuk memberikan yang terbaik bagi para tenaga medis di Jateng agar bisa bekerja dengan aman dan nyaman,” pungkasnya.
Hal itu disampaikan Ganjar usai memimpin rapat koordinasi penanganan covid-19 di Gradhika Bhakti Praja kompleks Kantor Gubernur Jateng, Senin (13/4/2020). Hadir dalam acara itu, Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, Sekda Jateng dan jajaran Kepala OPD.
“Kemarin saya usulkan, mereka para dokter, perawat dan tenaga medis yang meninggal dalam perjuangannya melawan covid-19 dapat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Ternyata itu administrasinya tidak mudah, harus ada bintang jasa. Maka saya usulkan dokter, perawat, tenaga medis di seluruh Jateng yang menangani covid-19 untuk mendapatkan bintang jasa,” kata Ganjar.
Usulan itu sudah dilayangkan Ganjar kepada Presiden melalui Sekretariat Militer Presiden (Sesmil). Dari komunikasi yang dilakukan, pihak pemerintah menyambut baik usulan itu. “Ini upaya kami memberikan penghargaan tertinggi kepada mereka para pejuang kemanusiaan di Jateng,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu pula, Ganjar meluruskan informasi yang beredar di masyarakat tentang penyiapan Taman Makam Pahlawan. Ia mengatakan, saat mengeluarkan usulan itu, ia mendapat kritikan salah satu dokter yang salah paham terkait penyiapan Taman Makam Pahlawan bagi tenaga medis yang meninggal di Jateng.
Ganjar menerangkan, keputusan itu lanjut dia diambil bukan untuk mendoakan para dokter, perawat dan tenaga medis meninggal, namun ingin memberikan penghormatan tertinggi kepada mereka. Itu konteksnya karena sebelumnya ada penolakan sehingga dirinya mengluarkan kebijakan itu.
“Itu kan karena sebelumnya ada penolakan, kalau begini terus kan tidak boleh. Maka kami mengusulkan mereka tenaga medis yang gugur karena berjuang melawan covid-19 dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Namun ternyata niat baik saya salah diterima oleh salah seorang dokter dan kemudian mengkritik saya di medsos,” terangnya.
Ganjar meminta seluruh masyarakat untuk tidak menyebarkan berita yang tidak benar atau bersifat provokasi. Apabila ada hal yang kurang berkenan, semua harus klarifikasi untuk mendapatkan maksud yang sebenarnya.
“Tidak setuju dengan saya tidak apa-apa, tapi jangan provokasi warga. Saya menghormati beliau karena beliau sudah bekerja dengan baik sebagai tenaga kesehatan,” terangnya.
Terkait kecukupan Alat Pelindung Diri (APD) di Jateng, Ganjar memastikan bahwa semua masih tercukupi dengan baik. Seluruh rumah sakit yang menjadi rujukan covid-19 di Jateng sudah terpenuhi kebutuhannya.
“APD semua aman, yang kurang hanya masker N95. Alhamdulillah besok datang bantuan sebanyak 10.000 masker N95 dan itu pasti membuat lega. Kami tidak pernah tinggal diam untuk memberikan yang terbaik bagi para tenaga medis di Jateng agar bisa bekerja dengan aman dan nyaman,” pungkasnya.
(nun)
tulis komentar anda