Eks Pemimpin Jihad Palestina Meninggal di Suriah Usai Koma 3 Tahun,
Senin, 08 Juni 2020 - 13:46 WIB
DAMASKUS - Mantan pemimpin Jihad Islam Palestina (PIJ), Ramadan Shallah, meninggal di sebuah rumah sakit di Damaskus, Suriah, pada Sabtu pekan lalu. Musuh Israel ini sebelumnya koma lebih dari tiga tahun setelah menjalani operasi jantung.
PIJ adalah salah satu kelompok militan di Gaza yang kerap meluncurkan serangan roket ke Israel. Shallah meninggal pada usia 62 tahun. "Kami berduka atas meninggalnya pemimpin besar Palestina yang memegang panji Jihad untuk Palestina dan Yerusalem sejak berdirinya gerakan ini," kata PIJ dalam pernyataan.
Kondisi medisnya secara pasti, termasuk kondisi komanya masih belum diketahui. Namun, laporan sejumlah media Timur Tengah menyebut Shallah meninggal saat dalam keadaan koma. (Baca: Warga Gembira dengan Dibukanya Lagi Masjid-masjid di Gaza )
Khaled al-Batsh, anggota senior biro politik PIJ di Gaza mengatakan Shallah akan dimakamkan di kamp pengungsi Palestina Yarmouk di Damaskus, Ibu Kota Suriah. Shallah menjadi pemimpin PIJ pada 1995 setelah kematian pendahulunya; Fathi Shiqaqi, akibat dibunuh oleh badan intelijen Israel Mossad di Malta.
Pemimpin senior PIJ yang berbasis di Gaza, Dawood Shihab mengatakan kepada Al Jazeera yang dilansir Senin (8/6/2020),bahwa kelompok itu akan tetap setia pada prinsip dan warisan Shallah. "Dr Shallah adalah patriot Arab dan Muslim yang selalu percaya pada penyebab Palestina," katanya. (Baca: Baru Gencatan Senjata, Jihad Islam dan Israel Saling Serang Lagi )
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita resmi Palestina, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan; "Kami telah kehilangan seorang tokoh patriotik utama."
Gerakan Hamas yang berbasis di Gaza mengeluarkan pernyataan yang mengatakan; "(Shallah) adalah salah satu pemimpin besar Palestina dan merupakan contoh kesabaran, ketahanan dan kejujuran serta panutan sebagai pejuang".
Shallah, yang lahir di Gaza, meraih gelar PhD dalam bidang ekonomi dari sebuah universitas di Inggris dan mengajar di University of South Florida dari tahun 1993 hingga 1995 sebelum dia mengambil alih kepemimpinan PIJ.
Pemerintah AS menempatkannya pada daftar tokoh yang paling dicari karena peran PIJ dalam serangan terhadap sasaran Israel di wilayah Palestina yang diduduki. Pada tahun 2018, wakil Shallah, Ziyad Nakhaleh yang berbasis di Beirut, terpilih sebagai penggantinya.
PIJ didirikan di Gaza pada tahun 1970-an sebagai tanggapan terhadap pendudukan Israel atas Gaza dan Tepi Barat setelah mengalahkan beberapa negara Arab selama perang 1967. PIJ didukung oleh Iran yang menyediakan sebagian besar kemampuan dan pelatihan militernya.
PIJ adalah salah satu kelompok militan di Gaza yang kerap meluncurkan serangan roket ke Israel. Shallah meninggal pada usia 62 tahun. "Kami berduka atas meninggalnya pemimpin besar Palestina yang memegang panji Jihad untuk Palestina dan Yerusalem sejak berdirinya gerakan ini," kata PIJ dalam pernyataan.
Kondisi medisnya secara pasti, termasuk kondisi komanya masih belum diketahui. Namun, laporan sejumlah media Timur Tengah menyebut Shallah meninggal saat dalam keadaan koma. (Baca: Warga Gembira dengan Dibukanya Lagi Masjid-masjid di Gaza )
Khaled al-Batsh, anggota senior biro politik PIJ di Gaza mengatakan Shallah akan dimakamkan di kamp pengungsi Palestina Yarmouk di Damaskus, Ibu Kota Suriah. Shallah menjadi pemimpin PIJ pada 1995 setelah kematian pendahulunya; Fathi Shiqaqi, akibat dibunuh oleh badan intelijen Israel Mossad di Malta.
Pemimpin senior PIJ yang berbasis di Gaza, Dawood Shihab mengatakan kepada Al Jazeera yang dilansir Senin (8/6/2020),bahwa kelompok itu akan tetap setia pada prinsip dan warisan Shallah. "Dr Shallah adalah patriot Arab dan Muslim yang selalu percaya pada penyebab Palestina," katanya. (Baca: Baru Gencatan Senjata, Jihad Islam dan Israel Saling Serang Lagi )
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita resmi Palestina, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan; "Kami telah kehilangan seorang tokoh patriotik utama."
Gerakan Hamas yang berbasis di Gaza mengeluarkan pernyataan yang mengatakan; "(Shallah) adalah salah satu pemimpin besar Palestina dan merupakan contoh kesabaran, ketahanan dan kejujuran serta panutan sebagai pejuang".
Shallah, yang lahir di Gaza, meraih gelar PhD dalam bidang ekonomi dari sebuah universitas di Inggris dan mengajar di University of South Florida dari tahun 1993 hingga 1995 sebelum dia mengambil alih kepemimpinan PIJ.
Pemerintah AS menempatkannya pada daftar tokoh yang paling dicari karena peran PIJ dalam serangan terhadap sasaran Israel di wilayah Palestina yang diduduki. Pada tahun 2018, wakil Shallah, Ziyad Nakhaleh yang berbasis di Beirut, terpilih sebagai penggantinya.
PIJ didirikan di Gaza pada tahun 1970-an sebagai tanggapan terhadap pendudukan Israel atas Gaza dan Tepi Barat setelah mengalahkan beberapa negara Arab selama perang 1967. PIJ didukung oleh Iran yang menyediakan sebagian besar kemampuan dan pelatihan militernya.
(don)
Lihat Juga :
tulis komentar anda