Diterjang Material Vulkanik Letusan Gunung Semeru, 200 Hektare Lahan Pertanian Hancur
Selasa, 07 Desember 2021 - 16:10 WIB
LUMAJANG - Terjangan material vulkanik letusan Gunung Semeru, menghancurkan sekitar 200 hektare lahan pertanian yang ada di Kecamatan Pronojiwo, dan Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Lumajang, Agus Setiawan mengatakan, lahan pertanian tersebut, dipastikan mengalami gagal panen. Sejumlah komoditas unggulan di lereng Gunung Semeru, di antaranya padi, palawija, dan sengon. "Akibat lahar dingin dan abu vulkanik, tanaman itu mati semua," katanya, Selasa (7/12/2021).
Dia menambahkan, untuk kondisi lahan tanaman kopi yang terdampak saat ini masih belum bisa dipastikan. Pasalnya, petani belum bisa naik untuk melihat apakah tanaman kopi masih bisa diselamatkan. "Selain lahan pertanian dan kopi, juga banyak hewan ternak yang mati. Diketahui, hampir semua warga mempunyai hewan ternak seperti sapi dan kambing," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo menjelaskan, pemerintah masih terus mengidentifikasi nilai kerugian yang dialami sektor pertanian akibat terjangan material vulkanik Gunung Semeru. "Yang pasti di Lumajang memiliki lahan pertanian yang cukup luas dan potensinya besar," ujarnya.
Data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim mencatat, luas tanam pada tahun 2020 di Lumajang untuk tanaman padi mencapai 2.235.546,5 hektare, luas tanam jagung 1.222.738,1 hektare, dan kedelai 35.768,6 hektare. Sedangkan luas panen kacang tanah 763,10 hektare, luas panen ubi kayu 775,10 hektare, ubi jalar 736,50 hektare, dan kacang hijau dengan luas panen 68,4 hektare.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Lumajang, Agus Setiawan mengatakan, lahan pertanian tersebut, dipastikan mengalami gagal panen. Sejumlah komoditas unggulan di lereng Gunung Semeru, di antaranya padi, palawija, dan sengon. "Akibat lahar dingin dan abu vulkanik, tanaman itu mati semua," katanya, Selasa (7/12/2021).
Dia menambahkan, untuk kondisi lahan tanaman kopi yang terdampak saat ini masih belum bisa dipastikan. Pasalnya, petani belum bisa naik untuk melihat apakah tanaman kopi masih bisa diselamatkan. "Selain lahan pertanian dan kopi, juga banyak hewan ternak yang mati. Diketahui, hampir semua warga mempunyai hewan ternak seperti sapi dan kambing," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo menjelaskan, pemerintah masih terus mengidentifikasi nilai kerugian yang dialami sektor pertanian akibat terjangan material vulkanik Gunung Semeru. "Yang pasti di Lumajang memiliki lahan pertanian yang cukup luas dan potensinya besar," ujarnya.
Data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim mencatat, luas tanam pada tahun 2020 di Lumajang untuk tanaman padi mencapai 2.235.546,5 hektare, luas tanam jagung 1.222.738,1 hektare, dan kedelai 35.768,6 hektare. Sedangkan luas panen kacang tanah 763,10 hektare, luas panen ubi kayu 775,10 hektare, ubi jalar 736,50 hektare, dan kacang hijau dengan luas panen 68,4 hektare.
(eyt)
tulis komentar anda