Risma Tegas Minta PSBB di Kota Surabaya Tak Diperpanjang
Minggu, 07 Juni 2020 - 17:45 WIB
SURABAYA - Pemkot Surabaya, mengusulkan untuk tidak memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Pahlawan. Usulan itu akan disampaikan dalam rapat yang akan digelar di Gedung Negara Grahadi, Minggu (7/6/2020) malam ini.
(Baca juga: Pandemi COVID-19, FEB Unisma Tetap Jaga Kualitas Penelitian )
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menuturkan, pihaknya mengusulkan untuk tidak memperpanjang PSBB di Kota Surabaya. Sebab, semua ini berdampak pada permasalahan ekonomi warga yang harus bisa mencari makan. Ditambah lagi tren kesembuhan pasien COVID-19 di Kota Surabaya terus merangkak naik tiap harinya.
"Mudah-mudahan usulan saya diterima. Kita tidak lakukan itu (perpanjangan PSBB), tapi protokol kesehatannya harus diperketat. Jadi, protokol itu harus dijalankan, karena ini menyangkut masalah ekonomi warga juga, jangan sampai kemudian dia tidak bekerja dan tidak bisa mencari makan," kata Risma.
Ia menambahkan, dirinya mengkhawatirkan para pegawai hotel, restoran, mal, dan berbagai pegawai lainnya yang terdampak PSBB ini. Apabila kondisinya terus down seperti ini, bukan tidak mungkin para pegawainya itu diberhentikan. "Kan tidak mungkin membayar orang tapi nganggur, sedangkan hotel, restoran, mal dan toko-toko itu tidak ada income," jelasnya.
(Baca juga: Belum Ada Penundaan Piala Dunia U-20, Renovasi GBT Tetap Dikebut )
Makanya, meskipun nanti PSBB itu dilonggarkan, tapi protokol kesehatannya harus terus diperketat. Termasuk di hotel, restoran, mal, warung dan berbagai bidang lainnya. "Bahkan, nanti kita juga atur pembayarannya, cara menggunakan uang dan cara menerima uangnya itu," ujarnya.
Risma juga mengaku masih terus mengupayakan untuk menggelar rapid test massal, khusus bagi pegawai mal dan SPG-nya, pegawai minimarker, supermarket, dan pegawai toko-toko yang ada di Surabaya.
(Baca juga: Parikan Khas Surabaya Hangatkan Penyaluran BST di Kantor Pos )
Sehingga, apabila nanti kembali ke kondisi normal atau new normal seperti yang disampaikan Presiden Jokowi, maka warga yang akan membeli itu tidak khawatir lagi, dan yakin bahwa pegawai mal dan toko itu sehat semuanya.
"Mudah-mudahan nanti kami punya alat rapid testnya. Nanti kita akan prioritaskan mereka-mereka ini. Jadi, kita tahu positioningnya, sehingga para pengunjung itu akan merasa aman, termasuk cleaning service, satpam dan pegawai lainnya, akhirnya tidak ada kekhawatiran diantara mereka dan perekonomian tetap jalan," katanya.
(Baca juga: Pandemi COVID-19, FEB Unisma Tetap Jaga Kualitas Penelitian )
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menuturkan, pihaknya mengusulkan untuk tidak memperpanjang PSBB di Kota Surabaya. Sebab, semua ini berdampak pada permasalahan ekonomi warga yang harus bisa mencari makan. Ditambah lagi tren kesembuhan pasien COVID-19 di Kota Surabaya terus merangkak naik tiap harinya.
"Mudah-mudahan usulan saya diterima. Kita tidak lakukan itu (perpanjangan PSBB), tapi protokol kesehatannya harus diperketat. Jadi, protokol itu harus dijalankan, karena ini menyangkut masalah ekonomi warga juga, jangan sampai kemudian dia tidak bekerja dan tidak bisa mencari makan," kata Risma.
Ia menambahkan, dirinya mengkhawatirkan para pegawai hotel, restoran, mal, dan berbagai pegawai lainnya yang terdampak PSBB ini. Apabila kondisinya terus down seperti ini, bukan tidak mungkin para pegawainya itu diberhentikan. "Kan tidak mungkin membayar orang tapi nganggur, sedangkan hotel, restoran, mal dan toko-toko itu tidak ada income," jelasnya.
(Baca juga: Belum Ada Penundaan Piala Dunia U-20, Renovasi GBT Tetap Dikebut )
Makanya, meskipun nanti PSBB itu dilonggarkan, tapi protokol kesehatannya harus terus diperketat. Termasuk di hotel, restoran, mal, warung dan berbagai bidang lainnya. "Bahkan, nanti kita juga atur pembayarannya, cara menggunakan uang dan cara menerima uangnya itu," ujarnya.
Risma juga mengaku masih terus mengupayakan untuk menggelar rapid test massal, khusus bagi pegawai mal dan SPG-nya, pegawai minimarker, supermarket, dan pegawai toko-toko yang ada di Surabaya.
(Baca juga: Parikan Khas Surabaya Hangatkan Penyaluran BST di Kantor Pos )
Sehingga, apabila nanti kembali ke kondisi normal atau new normal seperti yang disampaikan Presiden Jokowi, maka warga yang akan membeli itu tidak khawatir lagi, dan yakin bahwa pegawai mal dan toko itu sehat semuanya.
"Mudah-mudahan nanti kami punya alat rapid testnya. Nanti kita akan prioritaskan mereka-mereka ini. Jadi, kita tahu positioningnya, sehingga para pengunjung itu akan merasa aman, termasuk cleaning service, satpam dan pegawai lainnya, akhirnya tidak ada kekhawatiran diantara mereka dan perekonomian tetap jalan," katanya.
(eyt)
tulis komentar anda