SD Negeri Moso, Cerita Indahnya Pendidikan di Perbatasan Papua
Kamis, 02 Desember 2021 - 06:19 WIB
JAYAPURA - Siswa-siswa SD Negeri Moso, begitu ceria mengikuti proses pembelajaran. Dalam pembatasan akibat pandemi COVID-19, tak menyurutkan semangat anak-anak di perbatasan Indonesia- Papua Nugini, untuk tetap menuntut ilmu.
SD Negeri Moso, tak seperti cerita fasilitas pendidikan di tapal batas negara yang selalu menghadirkan cerita keterbelakangan, dan buruknya fasilitas. Sekolah yang ada di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua tersebut, menghadirkan sekolah yang indah dan tertata rapi.
Sekolah bercat putih dengan kombinasi biru, serta oranye tersebut, berada langsung di perbatasan dua negara. Meski muridnya tidak terlalu banyak, namun antusias siswa sangat baik dalam mengeyam pendidikan di wilayah yang masuk dalam kategori 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) ini.
Bahkan, siswa SD Negeri Moso, tak hanya datang dari Indonesia saja. Sebagian juga anak-anak Papua Nugini, yang ingin mendapatkan pendidikan lebih baik. Di antara mereka, juga sudah banyak yang bernaturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Jumlah siswa di SD Negeri Moso, totalnya kurang dari 100 siswa. Kelas 1-6 terdapat siswa dari Papua Nugini, dan naturalisasi. Bahasa yang digunakan anak-anak dari Papua Nugini, adalah Bahasa Inggris Fiji.
Kepala SD Negeri Mosso, Stevanus Mandowen mengaku, jika SD Negeri Mosso yang dibangun sejak 2008 silam, telah banyak menerima siswa dari Papua Nugini. Namun akibat dokumennya tidak lengkap, maka hanya datang dan pergi tidak menetap bersekolah.
SD Negeri Moso, tak seperti cerita fasilitas pendidikan di tapal batas negara yang selalu menghadirkan cerita keterbelakangan, dan buruknya fasilitas. Sekolah yang ada di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua tersebut, menghadirkan sekolah yang indah dan tertata rapi.
Sekolah bercat putih dengan kombinasi biru, serta oranye tersebut, berada langsung di perbatasan dua negara. Meski muridnya tidak terlalu banyak, namun antusias siswa sangat baik dalam mengeyam pendidikan di wilayah yang masuk dalam kategori 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) ini.
Baca Juga
Bahkan, siswa SD Negeri Moso, tak hanya datang dari Indonesia saja. Sebagian juga anak-anak Papua Nugini, yang ingin mendapatkan pendidikan lebih baik. Di antara mereka, juga sudah banyak yang bernaturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Jumlah siswa di SD Negeri Moso, totalnya kurang dari 100 siswa. Kelas 1-6 terdapat siswa dari Papua Nugini, dan naturalisasi. Bahasa yang digunakan anak-anak dari Papua Nugini, adalah Bahasa Inggris Fiji.
Kepala SD Negeri Mosso, Stevanus Mandowen mengaku, jika SD Negeri Mosso yang dibangun sejak 2008 silam, telah banyak menerima siswa dari Papua Nugini. Namun akibat dokumennya tidak lengkap, maka hanya datang dan pergi tidak menetap bersekolah.
tulis komentar anda