Terjang Medan Sulit, Kodim Kotabaru Evakuasi Korban Longsor Gunung Putri
Minggu, 07 Juni 2020 - 06:04 WIB
KALIMANTAN SELATAN - Personel Kodim 1004/Kotabaru harus menempuh jarak 10 kilometer dengan melalui medan yang sulit dalam upaya membantu pencarian dan evakuasi korban longsor di kawasan Gunung Putri Desa Buluh kuning. Hal tersebut disampaikan Dandim 1004/Kotabaru Letkol Inf Rony Firtiyanto, saat dihubungi melalui telepon di Kotabaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (6/6/2020).
Menurut Rony, peristiwa tanah longsor terjadi pada sekitar pukul 05.30 Wita di area Pendulangan Puncak, Desa Buluh Kuning pada Senin, 1 Juni 2020. Peristiwa tersebut menelan korban jiwa sebanyak 7 orang dan 6 orang luka-luka. (Baca juga: Rumah Diterjang Tanah Longsor, Kakak dan Adik Tewas Tertimbun)
“Lokasinya berada di kawasan Gunung Putri, dan untuk menjangkaunya harus melalui jalan setapak sepanjang 10 kilometer dengan waktu tempuh 4 jam berjalan kaki, dengan kondisi medan yang sulit berupa hutan, jurang, lereng, serta melintasi beberapa aliran sungai. Ditambah lagi di lokasi tidak terjangkau sinyal telepon sehingga menambah tingkat kesulitan dalam pelaksanaan evakuasi dan pencarian tersebut,” katanya dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Minggu (7/6/2020).
Namun sulitnya medan yang harus dilalui dan kendala komunikasi tersebut, tidak menyurutkan personel Kodim 1004/Kotabaru untuk memberikan bantuan berupa pencarian dan evakuasi terhadap korban tanah longsor tersebut. “Kita menurunkan personel dari Koramil terdekat yaitu Koramil 1004-09 Sampanahan, dan dipimpin langsung oleh Danramil Kapten Inf Amo Minggu. Dan melakukan evakuasi dan pencarian korban selama dua hari,” kata Rony.
Sementara itu, Kapten Inf Armo Minggu menjelaskan selain membantu pencarian dan evakuasi, Kodim 1004/Kotabaru juga membantu proses pemakaman terhadap korban tanah longsor tersebut. ”Dari 7 orang korban yang meninggal dunia, 3 orang korban dimakamkan di pemakamam umum Desa Buluh Kuning, sedangkan korban lainnya dibawa keluarganya ke daerah asalnya masing-masing di Kalimantan Selatan. Untuk korban luka-luka, saat ini dirawat di Puskesmas Desa Banian,” kata Amo. (Baca juga: Longsor, Jalan Nasional Pematangsiantar-Parapat Menuju Toba Terancam Putus)
Dengan kejadian ini, Dandim 1004/Kotabaru mengimbau agar masyarakat lebih memperhatikan faktor keamanan dalam melakukan aktivitasnya, terutama di daerah yang rawan tanah longsor seperti di lereng-lereng pegunungan. “Apalagi di wilayah Kalimantan Selatan saat ini, memasuki musim hujan dengan curah hujan tinggi dan di sertai angin kencang. Dan terima kasih kepada masyarakat dan instansi lainnya atas kerja samanya, terutama semangat pantang menyerah dari personel Kodim 1004/Kotabaru sehingga pencarian dan evakuasi ini, dapat berjalan dengan lancar dan aman di tengah sulitnya situasi dan medan yang dihadapi,” katanya.
Menurut Rony, peristiwa tanah longsor terjadi pada sekitar pukul 05.30 Wita di area Pendulangan Puncak, Desa Buluh Kuning pada Senin, 1 Juni 2020. Peristiwa tersebut menelan korban jiwa sebanyak 7 orang dan 6 orang luka-luka. (Baca juga: Rumah Diterjang Tanah Longsor, Kakak dan Adik Tewas Tertimbun)
“Lokasinya berada di kawasan Gunung Putri, dan untuk menjangkaunya harus melalui jalan setapak sepanjang 10 kilometer dengan waktu tempuh 4 jam berjalan kaki, dengan kondisi medan yang sulit berupa hutan, jurang, lereng, serta melintasi beberapa aliran sungai. Ditambah lagi di lokasi tidak terjangkau sinyal telepon sehingga menambah tingkat kesulitan dalam pelaksanaan evakuasi dan pencarian tersebut,” katanya dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Minggu (7/6/2020).
Namun sulitnya medan yang harus dilalui dan kendala komunikasi tersebut, tidak menyurutkan personel Kodim 1004/Kotabaru untuk memberikan bantuan berupa pencarian dan evakuasi terhadap korban tanah longsor tersebut. “Kita menurunkan personel dari Koramil terdekat yaitu Koramil 1004-09 Sampanahan, dan dipimpin langsung oleh Danramil Kapten Inf Amo Minggu. Dan melakukan evakuasi dan pencarian korban selama dua hari,” kata Rony.
Sementara itu, Kapten Inf Armo Minggu menjelaskan selain membantu pencarian dan evakuasi, Kodim 1004/Kotabaru juga membantu proses pemakaman terhadap korban tanah longsor tersebut. ”Dari 7 orang korban yang meninggal dunia, 3 orang korban dimakamkan di pemakamam umum Desa Buluh Kuning, sedangkan korban lainnya dibawa keluarganya ke daerah asalnya masing-masing di Kalimantan Selatan. Untuk korban luka-luka, saat ini dirawat di Puskesmas Desa Banian,” kata Amo. (Baca juga: Longsor, Jalan Nasional Pematangsiantar-Parapat Menuju Toba Terancam Putus)
Dengan kejadian ini, Dandim 1004/Kotabaru mengimbau agar masyarakat lebih memperhatikan faktor keamanan dalam melakukan aktivitasnya, terutama di daerah yang rawan tanah longsor seperti di lereng-lereng pegunungan. “Apalagi di wilayah Kalimantan Selatan saat ini, memasuki musim hujan dengan curah hujan tinggi dan di sertai angin kencang. Dan terima kasih kepada masyarakat dan instansi lainnya atas kerja samanya, terutama semangat pantang menyerah dari personel Kodim 1004/Kotabaru sehingga pencarian dan evakuasi ini, dapat berjalan dengan lancar dan aman di tengah sulitnya situasi dan medan yang dihadapi,” katanya.
(cip)
tulis komentar anda