Kisah Guru Teladan yang Rela Mengajar Para Muridnya dari Rumah ke Rumah
Rabu, 22 April 2020 - 15:45 WIB
SUMENEP - Kisah salah seorang guru sekolah dasar di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Avan Fathurrahman patut diteladani. Karena sejak pandemi Covid-19 terjadi dan Kemendikbud RI memberlakukan program belajar di rumah setiap hari Avan Fathurrahman harus berkeliling ke rumah masing-masing muridnya agar mereka tetap bisa belajar.
Hal ini dilakukan Avan Fathurrahman guru ASN di SDN Batu Putih Laok 3, Desa Batu Putih Kenek, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur sejak pandemi Covid-19 berlangsung. (Baca: Ugal-ugalan Ratusan Truk Proyek Rujab Gubernur Sultra Dihentikan Polisi)
Pak Avan sapaan akrab guru di SDN Batu Putih Laok 3 ini tidak lagi mengajar anak didiknya di sekolah. Dimana secara bergiliran Avan Fathurrahman memilih untuk mendatangi rumah anak didiknya satu persatu agar mereka tetap bisa belajar.
“Sejak ada edaran pada 16 Maret 2020 itu bahwa siswa diberlakukan belajar di rumah. Guru juga harus mengajar dari rumah, saya hubungi beberapa wali murid ternyata mereka tidak punya HP pintar untuk aplikasi pembelajaran. Ya akhirnya saya yang harus mendatangi mereka untuk mengecek pembelajaran,” ungkap Avan Fathurrahman.
Ini dilakukannya karena mayoritas anak didiknya tidak memiliki handphone android atau HP pintar untuk bisa mengaplikasikan program belajar dari rumah sesuai arahan Kemendikbud RI.
Setiap hari pak Avan dengan sabar melewati sejumlah jalan perempatan yang mayoritas rusak, becek atau berlumpur untuk bisa sampai di rumah anak didiknya.
Hal ini dilakukan Avan Fathurrahman guru ASN di SDN Batu Putih Laok 3, Desa Batu Putih Kenek, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur sejak pandemi Covid-19 berlangsung. (Baca: Ugal-ugalan Ratusan Truk Proyek Rujab Gubernur Sultra Dihentikan Polisi)
Pak Avan sapaan akrab guru di SDN Batu Putih Laok 3 ini tidak lagi mengajar anak didiknya di sekolah. Dimana secara bergiliran Avan Fathurrahman memilih untuk mendatangi rumah anak didiknya satu persatu agar mereka tetap bisa belajar.
“Sejak ada edaran pada 16 Maret 2020 itu bahwa siswa diberlakukan belajar di rumah. Guru juga harus mengajar dari rumah, saya hubungi beberapa wali murid ternyata mereka tidak punya HP pintar untuk aplikasi pembelajaran. Ya akhirnya saya yang harus mendatangi mereka untuk mengecek pembelajaran,” ungkap Avan Fathurrahman.
Ini dilakukannya karena mayoritas anak didiknya tidak memiliki handphone android atau HP pintar untuk bisa mengaplikasikan program belajar dari rumah sesuai arahan Kemendikbud RI.
Setiap hari pak Avan dengan sabar melewati sejumlah jalan perempatan yang mayoritas rusak, becek atau berlumpur untuk bisa sampai di rumah anak didiknya.
tulis komentar anda