Positif COVID-19, Pengawas Sekolah di Mojokerto Meninggal
Jum'at, 05 Juni 2020 - 13:15 WIB
Pengawas sekolah asal Mojokerto meninggal dunia akibat COVID-19. Itu setelah hasil tes swab keluar pada 3 Juni 2020. Foto/Dok/SINDOnews
SURABAYA - Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur (Jatim), Wahid Wahyudi memastikan, salah satu peserta pelantikan dari unsur pengawas sekolah asal Mojokerto itu meninggal dunia akibat COVID-19 . Itu setelah hasil tes swab keluar pada 3 Juni 2020.
Sebelumnya pada Senin (1/6) malam di Gedung Negara Grahadi Surabaya saat konferensi pers, Wahid hanya mengatakan yang bersangkutan sakit lambung dan belum bisa dipastikan meninggalnya karena virus corona.
“Acara pelantikan pada 20 Mei. Masuk rumah sakitnya tanggal 23 Mei 2020 atau tiga hari setelah pelantikan. Baru diketahui positif COVID-19 itu pada 3 Juni. Tapi waktu itu di rapid test, dua kali non reaktif. Kemudian, meninggal. Setelah di swab, ternyata positif,” ujar Wahid, Jumat (5/6/2020).
Awalnya, kata dia, pengawas sekolah tersebut sempat dikatakan sakit maag kronis. Karena sewaktu periksa diri ke rumah sakit keluhannya sakit perut. Namun, belakangan diketahui ada flek di paru-parunya karena perokok berat. Setelah hasil swab keluar terbukti positif Covid-19. (Baca juga: Heboh Daging Sate Busuk Gegerkan Warga Aceh Besar dan Banda Aceh )
"Saat ini seluruh kepala dan pengawas SMA/SMK yang mengikuti pelantikan pada 20 Mei di BKD Jatim sudah diminta untuk rapid test. Hasilnya, belum semua keluar. Baru 90 persen dari total 240 orang yang mengikuti pelantikan tersebut," imbuh Wahid.
Diketahui, data Pemprov Jatim menunjukkan, per Kamis (4/6) ada tambahan sebanyak 123 kasus terkonfirmasi positif COVID-19. Sehingga total jumlah kasus COVID-19 di Jatim ada sebanyak 5.406 kasus. Dengan total yang masih dalam perawatan ada sebanyak 3.724 orang. (Baca juga: Ratusan Rumah Rusak Akibat Gempa 6,6 SR di Maluku Utara )
Sedangkan untuk tambahan kasus yang meninggal dunia sebanyak 10 orang. Sehingga jumlah pasien COVID-19 Jatim yang meninggal ada sebanyak 447 orang atau setara dengan 8,27 persen.
Sebelumnya pada Senin (1/6) malam di Gedung Negara Grahadi Surabaya saat konferensi pers, Wahid hanya mengatakan yang bersangkutan sakit lambung dan belum bisa dipastikan meninggalnya karena virus corona.
“Acara pelantikan pada 20 Mei. Masuk rumah sakitnya tanggal 23 Mei 2020 atau tiga hari setelah pelantikan. Baru diketahui positif COVID-19 itu pada 3 Juni. Tapi waktu itu di rapid test, dua kali non reaktif. Kemudian, meninggal. Setelah di swab, ternyata positif,” ujar Wahid, Jumat (5/6/2020).
Awalnya, kata dia, pengawas sekolah tersebut sempat dikatakan sakit maag kronis. Karena sewaktu periksa diri ke rumah sakit keluhannya sakit perut. Namun, belakangan diketahui ada flek di paru-parunya karena perokok berat. Setelah hasil swab keluar terbukti positif Covid-19. (Baca juga: Heboh Daging Sate Busuk Gegerkan Warga Aceh Besar dan Banda Aceh )
"Saat ini seluruh kepala dan pengawas SMA/SMK yang mengikuti pelantikan pada 20 Mei di BKD Jatim sudah diminta untuk rapid test. Hasilnya, belum semua keluar. Baru 90 persen dari total 240 orang yang mengikuti pelantikan tersebut," imbuh Wahid.
Diketahui, data Pemprov Jatim menunjukkan, per Kamis (4/6) ada tambahan sebanyak 123 kasus terkonfirmasi positif COVID-19. Sehingga total jumlah kasus COVID-19 di Jatim ada sebanyak 5.406 kasus. Dengan total yang masih dalam perawatan ada sebanyak 3.724 orang. (Baca juga: Ratusan Rumah Rusak Akibat Gempa 6,6 SR di Maluku Utara )
Sedangkan untuk tambahan kasus yang meninggal dunia sebanyak 10 orang. Sehingga jumlah pasien COVID-19 Jatim yang meninggal ada sebanyak 447 orang atau setara dengan 8,27 persen.
(mpw)
tulis komentar anda