Pemerintah Palopo-Luwu Beri Perhatian Serius Penanganan Pascabencana
Senin, 01 November 2021 - 21:03 WIB
"Ini jembatan kayu, panjangnya sekira 30 meter. Dulu aset Pemkab Luwu , setelah jalan di sini berubah status jadi jalan provinsi otomatis jembatan ini menjadi kewenangan provinsi. Saya sudah laporkan ke Pak Bupati terkait kondisi di sana, jembatan hanyut diterjang banjir," ujarnya.
"Sesuai perintah Pak Bupati untuk mengkoordinasikan nya ke Provinsi, kami laporkan ke Plt. Kepala Dinas PUPR Provinsi, Ir. Astina Abbas. Beliau sampaikan PUPR akan anggarkan pembangunan jembatan ini melalui BTT Provinsi, yang mereka butuh adalah surat pernyataan bahwa kerusakan jembatan karena bencana alam," ujarnya.
Tanpa menunggu lama, Kadis PUPR Luwu, langsung koordinasi dengan BPBD Luwu dan membuat surat tersebut ditandatangani Bupati Luwu, Basmin Mattayang . "Suratnya sudah kami sampaikan, besok (Selasa.red) kami ingatkan lagi Kadis PUPR Provinsi, bagaimana hasilnya," kata Ikhsan Asaad.
Terkait penanganan warga yang terkena puting beliung dan banjir, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Luwu telah memegang data warga yang mengalami kerusakan rumah atau tempat tinggal.
"Kami di Perkim fokus pada penanganan rumah warga yang terkena bencana. Seperti data yang kami sampaikan dan dimuat KORAN SINDO hari ini, kita akan laporkan ke Pak Bupati , by name by address serta foto-fotonya," kata Kadis Perkim Sofyan Thamrin.
Rencananya Perkim tahun ini akan mengajukan perbaikan rumah para korban puting beliung menggunakan dana BTT Kabupaten Luwu. "Insyaallah, kita gunakan data BTT untuk perbaikan rumah warga yang rusak karena bencana Sabtu malam lalu," sebutnya.
Untuk diketahui, banjir yang melanda Kota Palopo dan Luwu, Sabtu 30 Oktober malam lalu juga merusak sejumlah fasilitas umum di Kota Palopo.
Baca Juga: Polres Palopo
"Jembatan miring tidak bisa lagi dilalui, sangat berbahaya dan berisiko. Hasil rapat dengan Kemenhub memutuskan tetap mengalihkan arus lalu lintas ke dua jalur alternatif yang sudah dilaksanakan sejak hari Senin sambil menunggu perbaikan jembatan," ujarnya.
Diakui AKP Suryanto, perbaikan Jembatan Miring membutuhkan waktu yang lama bahkan kemungkinan hingga sebulan lebih. Sementara akses jalur alternatif saat ini tidak memungkinkan terlalu lama dilalui kendaraan berat seperti bus dan truk.
"Sesuai perintah Pak Bupati untuk mengkoordinasikan nya ke Provinsi, kami laporkan ke Plt. Kepala Dinas PUPR Provinsi, Ir. Astina Abbas. Beliau sampaikan PUPR akan anggarkan pembangunan jembatan ini melalui BTT Provinsi, yang mereka butuh adalah surat pernyataan bahwa kerusakan jembatan karena bencana alam," ujarnya.
Tanpa menunggu lama, Kadis PUPR Luwu, langsung koordinasi dengan BPBD Luwu dan membuat surat tersebut ditandatangani Bupati Luwu, Basmin Mattayang . "Suratnya sudah kami sampaikan, besok (Selasa.red) kami ingatkan lagi Kadis PUPR Provinsi, bagaimana hasilnya," kata Ikhsan Asaad.
Terkait penanganan warga yang terkena puting beliung dan banjir, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Luwu telah memegang data warga yang mengalami kerusakan rumah atau tempat tinggal.
"Kami di Perkim fokus pada penanganan rumah warga yang terkena bencana. Seperti data yang kami sampaikan dan dimuat KORAN SINDO hari ini, kita akan laporkan ke Pak Bupati , by name by address serta foto-fotonya," kata Kadis Perkim Sofyan Thamrin.
Rencananya Perkim tahun ini akan mengajukan perbaikan rumah para korban puting beliung menggunakan dana BTT Kabupaten Luwu. "Insyaallah, kita gunakan data BTT untuk perbaikan rumah warga yang rusak karena bencana Sabtu malam lalu," sebutnya.
Untuk diketahui, banjir yang melanda Kota Palopo dan Luwu, Sabtu 30 Oktober malam lalu juga merusak sejumlah fasilitas umum di Kota Palopo.
Baca Juga: Polres Palopo
"Jembatan miring tidak bisa lagi dilalui, sangat berbahaya dan berisiko. Hasil rapat dengan Kemenhub memutuskan tetap mengalihkan arus lalu lintas ke dua jalur alternatif yang sudah dilaksanakan sejak hari Senin sambil menunggu perbaikan jembatan," ujarnya.
Diakui AKP Suryanto, perbaikan Jembatan Miring membutuhkan waktu yang lama bahkan kemungkinan hingga sebulan lebih. Sementara akses jalur alternatif saat ini tidak memungkinkan terlalu lama dilalui kendaraan berat seperti bus dan truk.
tulis komentar anda