Produksi Padi di Jatim Selama 2021 Diprediksi Berkurang 35.600 Ton
Kamis, 21 Oktober 2021 - 12:10 WIB
SURABAYA - Produksi padi di Jawa Timur (Jatim) sepanjang Januari hingga September 2021 diperkirakan sekitar 8,42 juta ton gabah kering giling (GKG), atau turun sekitar 34.200 ton GKG (0,4 persen) dibandingkan 2020 yang sebesar 8,45 juta ton GKG.
Sementara itu, potensi produksi sepanjang Oktober hingga Desember 2021 sebesar 1,49 juta ton GKG. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada 2021 diperkirakan mencapai 9,91 juta ton GKG, atau mengalami penurunan sebanyak 35.600 ton GKG (0,36 persen) dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 9,94 juta ton GKG.
“Produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 2,19 juta ton. Sementara produksi terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 0,3 juta ton,” kata Koordinator Fungsi Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS), Adenan, dalam rilisnya, Kamis (21/10/2021).
Tiga Kabupaten/Kota dengan total potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada 2021 adalah Ngawi, Lamongan dan Bojonegoro. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah adalah Kota Mojokerto, Kota Batu, dan Kota Blitar.
Kenaikan produksi padi yang relatif besar pada 2021 terjadi di Blitar, Banyuwangi, Ponorogo, dan Jember. Sementara itu, penurunan produksi padi pada 2021 yang relatif besar terjadi di Lamongan, Bojonegoro, Gresik, dan Bangkalan.
Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi padi sepanjang Januari hingga September 2021 setara dengan 4,83 juta ton beras . Jumlah itu turun 19.650 ton (0,004 persen) dibandingkan 2020 yang sebesar 4,85 juta ton. Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober hingga Desember 2021 sebesar 0,85 juta ton beras.
Dengan demikian, potensi produksi beras pada 2021 diperkirakan mencapai 5,69 juta ton beras, atau turun 20.400 ton (0,36 persen) dibandingkan dengan produksi beras tahun 2020 yang sebesar 5,71 juta ton. Produksi beras tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 1,26 juta ton. “Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 0,71 juta ton,” imbuh Adenan.
Sementara itu, potensi produksi sepanjang Oktober hingga Desember 2021 sebesar 1,49 juta ton GKG. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada 2021 diperkirakan mencapai 9,91 juta ton GKG, atau mengalami penurunan sebanyak 35.600 ton GKG (0,36 persen) dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 9,94 juta ton GKG.
“Produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 2,19 juta ton. Sementara produksi terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 0,3 juta ton,” kata Koordinator Fungsi Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS), Adenan, dalam rilisnya, Kamis (21/10/2021).
Tiga Kabupaten/Kota dengan total potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada 2021 adalah Ngawi, Lamongan dan Bojonegoro. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah adalah Kota Mojokerto, Kota Batu, dan Kota Blitar.
Kenaikan produksi padi yang relatif besar pada 2021 terjadi di Blitar, Banyuwangi, Ponorogo, dan Jember. Sementara itu, penurunan produksi padi pada 2021 yang relatif besar terjadi di Lamongan, Bojonegoro, Gresik, dan Bangkalan.
Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi padi sepanjang Januari hingga September 2021 setara dengan 4,83 juta ton beras . Jumlah itu turun 19.650 ton (0,004 persen) dibandingkan 2020 yang sebesar 4,85 juta ton. Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober hingga Desember 2021 sebesar 0,85 juta ton beras.
Dengan demikian, potensi produksi beras pada 2021 diperkirakan mencapai 5,69 juta ton beras, atau turun 20.400 ton (0,36 persen) dibandingkan dengan produksi beras tahun 2020 yang sebesar 5,71 juta ton. Produksi beras tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 1,26 juta ton. “Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 0,71 juta ton,” imbuh Adenan.
(don)
tulis komentar anda