Abepura Mencekam, 2 Orang Terkena Panah saat Bentrokan Dua Kelompok Warga
Kamis, 21 Oktober 2021 - 01:01 WIB
JAYAPURA - Distrik Abepura hingga Rabu malam (20/10/2021) masih mencekam , akibat dua kelompok warga terlibat bentrokan di Jalan Pasar Youtepa, Abepura, Jayapura, Papua.
Dalam insiden itu dilaporkan dua orang terkena panah, namun belum diketahui identitas korban. “Laporannya dua warga terkena anak panah,” kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal saat dihubungi SINDONews.
Saat insiden terjadi, terlihat dua kelompok warga tersebut membawa senjata tajam sehingga membuat takut warga sekitar yang melintas di wilayah tersebut.
Aparat kepolisian bersenjata laras panjang dan pistol terlihat berusaha membubarkan aksi tersebut. Beberapa kali letusan senjata terdengar dilepaskan aparat ke udara untuk membubarkan massa.
Namun massa tak bergeming karena jumlah aparat kepolisian lebih sedikit dibanding massa yang terlibat bentrok.
Hingga Rabu malam (20/10/2021), polisi masih menyelidiki akar permasalahan hingga mengakibatkan dua kelompok warga ini bentrok.
"Kami cek sebab musababnya ya dinda mohon waktu,” kata Kombes Pol AM Kamal saat dihubungi SINDOnews.
Dalam insiden itu dilaporkan dua orang terkena panah, namun belum diketahui identitas korban. “Laporannya dua warga terkena anak panah,” kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal saat dihubungi SINDONews.
Baca Juga
Saat insiden terjadi, terlihat dua kelompok warga tersebut membawa senjata tajam sehingga membuat takut warga sekitar yang melintas di wilayah tersebut.
Aparat kepolisian bersenjata laras panjang dan pistol terlihat berusaha membubarkan aksi tersebut. Beberapa kali letusan senjata terdengar dilepaskan aparat ke udara untuk membubarkan massa.
Namun massa tak bergeming karena jumlah aparat kepolisian lebih sedikit dibanding massa yang terlibat bentrok.
Hingga Rabu malam (20/10/2021), polisi masih menyelidiki akar permasalahan hingga mengakibatkan dua kelompok warga ini bentrok.
"Kami cek sebab musababnya ya dinda mohon waktu,” kata Kombes Pol AM Kamal saat dihubungi SINDOnews.
(nic)
tulis komentar anda