Paregreg Perang Saudara yang Picu Hancurnya Majapahit

Minggu, 10 Oktober 2021 - 09:09 WIB
Aksi pemberontakan paling dahsyat, adalah yang dilakukan Kuti pada tahun 1319. Di mana Kuti mampu menguasai istana Majapahit, hingga membuat Jayanagara lari mengungsi di Desa Badamder. Namun, berkat kelihaian dan keberanian Gajah Mada dengan pasukan Bhayangkaranya, akhirnya pemberontakan Kuti berhasil ditumpas.



Bukan hanya menghadapi pemberontakan dari internal kerajaannya. Jayanagara ternyata juga sempat menghadapi serangan dari pasukan Mongol. Hal ini didasarkan pada kesaksian seorang misonaris Odorico da Pordenone saat mengunjungi Pulau Jawa. Upaya pasukan Mongol menjajah Jawa, berhasil digagalkan oleh pasukan Majapahit.

Kematian raja Majapahit dengan gelar Sri Maharaja Wiralandagopala Sri Sundarapandya Dewa Adhiswara tersebut, menyisakan cerita buruk karena dibunuh oleh abdi dalem kerajaan yang istrinya digoda oleh sang raja.

Usai sang raja mangkat, tahta raja Majapahit dijabat Gayatri yang merupakan ibu suri di Kerajaan Majapahit. Hal ini diakibatkan karena Jayanegara belum memiliki keturunan. Tetapi karena Gayatri telah menjadi seorang Bhiksuni, akhirnya raja Majapahit diisi adik tiri Jayanegara, Dyah Gitarja yang bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi.

Usai Tribhuwana Wijayatunggadewi mundur dari jabatannya sebagai raja, karena Gayatri meninggal dunia. Akhirnya tampuk kepemimpinan Majapahit berpindah ke putra mahkota, Hayam Wuruk, dan bersama Mahapatih Gajah Mada, membawa Majapahit mencapai puncak kejayaan.

Setelah Hayam Wuruk mangkat, peneliti sejarah Riboet Darmosoetopo dalam tulisannya yang berjudul "Sejarah Perkembangan Majapahit ", menyebutkan posisi raja digantikan oleh Wikramawardhana, yang merupakan anak Dyah Nrtta Rajasaduhitecwari.



Dyah Nrtta Rajasaduhitecwari merupakan adik Hayam Wuruk, yang menikah dengan Bhre Paguhan. Wikramawardhana juga menikahi putri Hayam Wuruk, Kusumawardhani. Setelah memerintah Majapahit selama 11 tahun, Wikramawardhana mangkat, dan posisinya sebagai raja digantikan putranya, Suhita.

Naik tahtanya Suhita, memicu pertentangan antara dua keluarga besar di kerajaan Majapahit. Yakni antara keluarga besar Wikramawardhana, dengan Bhre Wirabhumi. Bhre Wirabhumi merupakan anak Hayam Wuruk dengan istri selir.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content