PKB Jabar Dorong Penguatan Ekonomi Rakyat di Tengah Pandemi COVID-19
Senin, 01 Juni 2020 - 22:30 WIB
GARUT - Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Barat, Syaiful Huda mendorong masyarakat memperkuat basis ekonominya secara mandiri di tengah melemahnya sektor ekonomi akibat pandemi COVID-19 .
"Rakyat harus berdaya dengan pengembangan ekonominya masing-masing," tegas Huda, Senin (1/7/2020). Diketahui Huda roadshow ke Ponpes Nurul Hidayah di Kampung Cibulakan, Desa Cinta Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Garut dan Waida Farm di Kampung Lembang, Desa Pamulihan, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Minggu (30/5/2020).
Dalam road show-nya, Ketua Komisi X DPR RI itu pun didampingi Wakil Ketua DPRD Jabar, Oleh-Soleh, Ketua Komisi II DPRD Jabar, Rahmat Hidayat Djati, Ketua DPC PKB Kabupaten Garut yang Juga Anggota DPRD Jabar, Dadan Hidayatullah dan Wakil Ketua DPRD Garut R Muhammad Romli.(Baca juga; Update Corona Jabar, Tambah 34 Kasus, Pasien Sembuh dan Meninggal Nihil )
Huda mencontohkan kemandirian ekonomi di Ponpes Nurul Hidayah di Kabupaten Garut dengan peternakan dombanya Amanah Agro Ma'had Nurul Hidayah. Kelompok eduwisata dan produsen holtikultura unggulan Waida Farm di Kabupaten Sumedang yang membudidayakan talas, cecenet, duren, dan jeruk serta tanaman holtikultura lainnya.
Menurut Huda, kemandirian ekonomi yang dimiliki Ponpes Nurul Hidayah dan Waida Farm patut dicontoh. Bahkan, Huda berharap, pondok-pondok pesantren di Jabar mampu mengembangkan domba garut, baik domba tangkas maupun pedaging seperti yang dikembangkan di Ponpes Nurul Hidayah. "Kita ingin ini (kemandirian ekonomi) cepat besar dan bisa dicangkok ke pondok-pondok pesantren yang lain," ujarnya.
Lebih lanjut Huda mengakui, pandemi COVID-19 menjadi pukukan berat bagi para petani, terutama dalam distribusi hasil panen. Oleh karenanya, Huda juga menuntut pemerintah melakukan penguatan terhadap hasil panen petani, agar harga hasil panen tidak jatuh dan memastikan hasil panen petani terjual.
"Karena pandemi COVID-19, maka selama tiga bulan itu (distribusi) agak bermasalah, penjualan, harga juga demikian, itu jangka pendeknya. Jangka panjangnya, kita ingin menguatkan kembali para petani," katanya.
Sementara itu, pengelola Amanah Agro Ma'had Nurul Hidayah Cecep Saepul Milah menuturkan, sunnah Nabi menjadi inspirasi usaha mandiri ternak dombanya. Diawali 20-30 ekor domba pada 2017 lalu, saat ini, ternak dombanya berkembang hingga 600 ekor. Pengembangan usaha ternak dombanya dilakukan dengan menjalin kemitraan dengan beberapa bank dan Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jabar.
Saat ini, kata Cecep, pihaknya juga sudah membuka plasma baru dengan sekitar 20 ponpes di Kabupaten Garut dan produksi yang dihasilkan mampu menembus pasar, mulai dari wilayah Priangan, Jabodetabek, bahkan hingga ekspor ke Singapura dan Malaysia.
"Ini dikelolanya oleh santri dengan tujuan melatih santri bagaimana agar mereka berdikari. Namun, kami memberdayakan masyarakatnya juga agar terjadi sinkronisasi antara santri dengan masyarakat. Tantangan kami sekarang adalah belum bisa memenuhi permintaan pasar yang begitu tinggi, Kami berharap terjadi lagi kemitraan untuk membangun," pungkas Cecep.
"Rakyat harus berdaya dengan pengembangan ekonominya masing-masing," tegas Huda, Senin (1/7/2020). Diketahui Huda roadshow ke Ponpes Nurul Hidayah di Kampung Cibulakan, Desa Cinta Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Garut dan Waida Farm di Kampung Lembang, Desa Pamulihan, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Minggu (30/5/2020).
Dalam road show-nya, Ketua Komisi X DPR RI itu pun didampingi Wakil Ketua DPRD Jabar, Oleh-Soleh, Ketua Komisi II DPRD Jabar, Rahmat Hidayat Djati, Ketua DPC PKB Kabupaten Garut yang Juga Anggota DPRD Jabar, Dadan Hidayatullah dan Wakil Ketua DPRD Garut R Muhammad Romli.(Baca juga; Update Corona Jabar, Tambah 34 Kasus, Pasien Sembuh dan Meninggal Nihil )
Huda mencontohkan kemandirian ekonomi di Ponpes Nurul Hidayah di Kabupaten Garut dengan peternakan dombanya Amanah Agro Ma'had Nurul Hidayah. Kelompok eduwisata dan produsen holtikultura unggulan Waida Farm di Kabupaten Sumedang yang membudidayakan talas, cecenet, duren, dan jeruk serta tanaman holtikultura lainnya.
Menurut Huda, kemandirian ekonomi yang dimiliki Ponpes Nurul Hidayah dan Waida Farm patut dicontoh. Bahkan, Huda berharap, pondok-pondok pesantren di Jabar mampu mengembangkan domba garut, baik domba tangkas maupun pedaging seperti yang dikembangkan di Ponpes Nurul Hidayah. "Kita ingin ini (kemandirian ekonomi) cepat besar dan bisa dicangkok ke pondok-pondok pesantren yang lain," ujarnya.
Lebih lanjut Huda mengakui, pandemi COVID-19 menjadi pukukan berat bagi para petani, terutama dalam distribusi hasil panen. Oleh karenanya, Huda juga menuntut pemerintah melakukan penguatan terhadap hasil panen petani, agar harga hasil panen tidak jatuh dan memastikan hasil panen petani terjual.
"Karena pandemi COVID-19, maka selama tiga bulan itu (distribusi) agak bermasalah, penjualan, harga juga demikian, itu jangka pendeknya. Jangka panjangnya, kita ingin menguatkan kembali para petani," katanya.
Sementara itu, pengelola Amanah Agro Ma'had Nurul Hidayah Cecep Saepul Milah menuturkan, sunnah Nabi menjadi inspirasi usaha mandiri ternak dombanya. Diawali 20-30 ekor domba pada 2017 lalu, saat ini, ternak dombanya berkembang hingga 600 ekor. Pengembangan usaha ternak dombanya dilakukan dengan menjalin kemitraan dengan beberapa bank dan Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jabar.
Saat ini, kata Cecep, pihaknya juga sudah membuka plasma baru dengan sekitar 20 ponpes di Kabupaten Garut dan produksi yang dihasilkan mampu menembus pasar, mulai dari wilayah Priangan, Jabodetabek, bahkan hingga ekspor ke Singapura dan Malaysia.
"Ini dikelolanya oleh santri dengan tujuan melatih santri bagaimana agar mereka berdikari. Namun, kami memberdayakan masyarakatnya juga agar terjadi sinkronisasi antara santri dengan masyarakat. Tantangan kami sekarang adalah belum bisa memenuhi permintaan pasar yang begitu tinggi, Kami berharap terjadi lagi kemitraan untuk membangun," pungkas Cecep.
(wib)
tulis komentar anda