Amerika Kewalahan Atasi Demo yang Membela George Floyd
Senin, 01 Juni 2020 - 21:16 WIB
WASHINGTON - Demonstrasi mengecam kematian seorang pria kulit hitam, George Floyd , di Amerika Serikat (AS) semakin meluas. Beberapa demonstrasi itu menimbulkan tindakan yang dianggap anarkis dan vandalisme.
Seperti yang terjadi di dekat Gedung Putih ketika api membakar sejumlah barang dan kendaraan. Bersamaan dengan itu toko-toko dijarah di New York City dan Southern California. Di lokasi lain, satu truk tangki dikemudikan ke arah demonstran di Minneapolis. ( Baca:Pelanggan Netflix Cs Siap-Siap Rogoh Kocek Lebih Dalam )
Amerika sendiri tampak kewalahan menghadapi unjuk rasa yang memprotes kematian George Floyd akibat dicekik oleh kaki oknum polisi. Garda Nasional telah dikerahkan di 15 negara bagian dan Washington DC untuk mengatasi kerusuhan yang telah berlangsung enam malam berturut-turut pada Minggu (31/5).
"Saya benci melihat kota saya seperti ini tapi pada akhirnya kami menuntut keadilan," tegas Jahvon Craven, 18, saat dia berdiri melihat demonstran di Interstate 35, pusat kota Minneapolis, beberapa saat sebelum jam malam pukul 8 malam mulai berlaku.
Otoritas menerapkan jam malam di puluhan kota di penjuru AS, yang terbanyak sejak pembunuhan terhadap Martin Luther King Jr pada 1968 saat kampanye pemilu dan pergolakan demonstrasi anti-perang.
Presiden AS Donald Trump menyebut pengunjuk rasa saat ini sebagai para penjahat. "Tegaslah para Wali Kota dan Gubernur Demokrat. Orang-orang itu para Anarkhis. Panggil Garda Nasional kita sekarang," tweet Trump pada Minggu (31/5) siang.
Namun pemerintahan Trump tidak akan mengontrol Garda Nasional sekarang, menurut penasehat keamanan nasional Robert O’Brien.
Di Washington DC, demonstran menyalakan api di dekat Gedung Putih pada Minggu (31/5). Asap hitam bercampur gas air mata terlihat di antara demonstran yang meneriakkan " George Floyd ".
Kekerasan sporadis juga terjadi di Boston, setelah para aktivis demonstran melemparkan botol ke petugas kepolisian.
Seperti yang terjadi di dekat Gedung Putih ketika api membakar sejumlah barang dan kendaraan. Bersamaan dengan itu toko-toko dijarah di New York City dan Southern California. Di lokasi lain, satu truk tangki dikemudikan ke arah demonstran di Minneapolis. ( Baca:Pelanggan Netflix Cs Siap-Siap Rogoh Kocek Lebih Dalam )
Amerika sendiri tampak kewalahan menghadapi unjuk rasa yang memprotes kematian George Floyd akibat dicekik oleh kaki oknum polisi. Garda Nasional telah dikerahkan di 15 negara bagian dan Washington DC untuk mengatasi kerusuhan yang telah berlangsung enam malam berturut-turut pada Minggu (31/5).
"Saya benci melihat kota saya seperti ini tapi pada akhirnya kami menuntut keadilan," tegas Jahvon Craven, 18, saat dia berdiri melihat demonstran di Interstate 35, pusat kota Minneapolis, beberapa saat sebelum jam malam pukul 8 malam mulai berlaku.
Otoritas menerapkan jam malam di puluhan kota di penjuru AS, yang terbanyak sejak pembunuhan terhadap Martin Luther King Jr pada 1968 saat kampanye pemilu dan pergolakan demonstrasi anti-perang.
Presiden AS Donald Trump menyebut pengunjuk rasa saat ini sebagai para penjahat. "Tegaslah para Wali Kota dan Gubernur Demokrat. Orang-orang itu para Anarkhis. Panggil Garda Nasional kita sekarang," tweet Trump pada Minggu (31/5) siang.
Namun pemerintahan Trump tidak akan mengontrol Garda Nasional sekarang, menurut penasehat keamanan nasional Robert O’Brien.
Di Washington DC, demonstran menyalakan api di dekat Gedung Putih pada Minggu (31/5). Asap hitam bercampur gas air mata terlihat di antara demonstran yang meneriakkan " George Floyd ".
Kekerasan sporadis juga terjadi di Boston, setelah para aktivis demonstran melemparkan botol ke petugas kepolisian.
(ihs)
tulis komentar anda