Dokter Spesialis Kandungan: Lakukan Premarital Check-Up 6 Bulan Sebelum Menikah
Sabtu, 25 September 2021 - 23:27 WIB
BEKASI - Keadaan sehat jasmani dan rohani merupakan faktor penentu dalam menyambut rencana pernikahan . Karena itu perlu dilakukan premarital check-up sebelum melangsungkan pernikahan.
Menurut dr. Tony Winata Sp.OG, dokter spesialis kandungan dan kebidanan dari Siloam Hospitals Bekasi Sepanjang Jaya, idealnya premarital check-up dilakukan minimal enam bulan sebelum dilangsungkannya pernikahan.
"Ini untuk memenuhi waktu 'penatalaksanaan' apabila terdektesi adanya masalah kesehatan dari kedua pasangan," tutur dr. Tony pada kesempatan edukasi bincang sehat melalui aplikasi Live Instagram, Kamis (23/09/2021).
Premarital check-up, kata dokter Tony, memiliki banyak manfaat. Di antaranya untuk mendeteksi penyakit menular, seperti hepatitis B dan HIV/AIDS. Premarital check-up juga untuk mendeteksi potensi penyakit atau kelainan genetik, seperti anemia sel sabit, thalasemia, dan hemofilia. "Dengan melakukan premarital check-up, turut pula melengkapi beberapa vaksin yang diperlukan," imbuh Tony Winata.
Pada premarital check-up, jelasnya, yang akan dilakukan adalah pemeriksaan fisik dasar (tinggi berat badan, golongan darah dan rhesus, hematologi) dan pemriksaan penyakit keturunan atau kelainan genetik (diabetes, kelainan darah dan lainnya).
Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan penyakit infeksi menular dan pemeriksaan organ reproduksi. "Secara detail, penataan premarital check-up merupakan serangkaian tes kesehatan yang dilakukan calon suami istri yang meliputi konsultasi, rontgen dan laboratorium," kata Tony.
Salah satu penyakit genetik yang dapat dicegah dengan pemeriksaan ini adalah thalasemia. "Penyakit ini terjadi ketika sel darah merah tidak dapat menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh dengan baik," tutupnya.
.
Lihat Juga: Tekan Stunting, Dosen dan Mahasiswa STFI Edukasi Warga Karyamukti Pentingnya Asupan Gizi Seimbang
Menurut dr. Tony Winata Sp.OG, dokter spesialis kandungan dan kebidanan dari Siloam Hospitals Bekasi Sepanjang Jaya, idealnya premarital check-up dilakukan minimal enam bulan sebelum dilangsungkannya pernikahan.
Baca Juga
"Ini untuk memenuhi waktu 'penatalaksanaan' apabila terdektesi adanya masalah kesehatan dari kedua pasangan," tutur dr. Tony pada kesempatan edukasi bincang sehat melalui aplikasi Live Instagram, Kamis (23/09/2021).
Premarital check-up, kata dokter Tony, memiliki banyak manfaat. Di antaranya untuk mendeteksi penyakit menular, seperti hepatitis B dan HIV/AIDS. Premarital check-up juga untuk mendeteksi potensi penyakit atau kelainan genetik, seperti anemia sel sabit, thalasemia, dan hemofilia. "Dengan melakukan premarital check-up, turut pula melengkapi beberapa vaksin yang diperlukan," imbuh Tony Winata.
Pada premarital check-up, jelasnya, yang akan dilakukan adalah pemeriksaan fisik dasar (tinggi berat badan, golongan darah dan rhesus, hematologi) dan pemriksaan penyakit keturunan atau kelainan genetik (diabetes, kelainan darah dan lainnya).
Baca Juga
Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan penyakit infeksi menular dan pemeriksaan organ reproduksi. "Secara detail, penataan premarital check-up merupakan serangkaian tes kesehatan yang dilakukan calon suami istri yang meliputi konsultasi, rontgen dan laboratorium," kata Tony.
Salah satu penyakit genetik yang dapat dicegah dengan pemeriksaan ini adalah thalasemia. "Penyakit ini terjadi ketika sel darah merah tidak dapat menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh dengan baik," tutupnya.
.
Lihat Juga: Tekan Stunting, Dosen dan Mahasiswa STFI Edukasi Warga Karyamukti Pentingnya Asupan Gizi Seimbang
(don)
tulis komentar anda