Ridwan Kamil Bagi-bagi Beasiswa Jabar Future Leaders Scholarship untuk 1.253 Mahasiswa
Jum'at, 24 September 2021 - 07:30 WIB
"Jadi kepada para mahasiswa yang mendapatkan beasiswa harus memahami ini. Anda kalau bisa jangan berkiprah di sektor-sektor yang akan turun, tapi Anda-Anda harus berkiprah di sektor-sektor yang akan naik," sambung Kang Emil.
Oleh karena itu, kata Kang Emil, pihaknya meminta mahasiswa penerima beasiswa JFLS untuk beradaptasi dengan cepat terhadap disrupsi karena dengan beradaptasi, para penerima beasiswa bisa bertahan.
"Kedua adalah disrupsi yang namanya COVID-19. Disrupsi ini suka tidak suka akan jalan terus kepada mereka yang tidak siap, maka Anda akan hilang dari eksistensi. Kepada Anda yang mau beradaptasi, mau belajar, mau berubah, maka Anda akan tetap eksis dalam perjalanan waktu," katanya.
Dalam kesempatan itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jabar juga memberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah (STTPPCKS) kepada 119 guru peserta Pendidikan Kilat (Diklat) Gelombang 1.
Kang Emil pun meminta para calon kepala sekolah untuk melek atau paham digital sebagai bentuk adaptasi terhadap COVID-19. Selain itu, para guru juga harus pintar untuk memilah kurikulum karena diperlukan cara pikir yang baru untuk bisa menjalani hidup di dunia baru.
"COVID juga mengajarkan, para guru, kepala sekolah harus pintar-pintar memilah kurikulumnya. Mana yang bisa melalui daring, mana yang tetap harus tatap muka. Dunia sudah tidak sama lagi, jadi para kepala sekolah. Jangan berharap menggunakan logika lama di dunia baru. Dunia kita dunia baru, hutan belantara baru, jangan menggunakan cara pikir yang sama di dunia baru," jelasnya.
Kang Emil juga meminta Disdik Jabar untuk memformulasikan konsep pendidikan yang relavan dengan kondisi saat ini. Sehingga, saat siswa atau mahasiswa menyelesaikan pendidikannya bisa langsung siap untuk memasuki dunia kerja.
"Saya titip kepada Kepala Disdik, tolong diformulasikan konsep pendidikan di Jabar yang relevan dengan disrupsi tadi. Jangan kaget nanti ada SMK kurikulum Samsung, SMK kurikulum Shopee, SMK kurikulum Hyundai, SMK kurikulum teknologi karena itulah percepatan kita dalam beradaptasi," kata Kang Emil. agung bakti sarasa
Oleh karena itu, kata Kang Emil, pihaknya meminta mahasiswa penerima beasiswa JFLS untuk beradaptasi dengan cepat terhadap disrupsi karena dengan beradaptasi, para penerima beasiswa bisa bertahan.
"Kedua adalah disrupsi yang namanya COVID-19. Disrupsi ini suka tidak suka akan jalan terus kepada mereka yang tidak siap, maka Anda akan hilang dari eksistensi. Kepada Anda yang mau beradaptasi, mau belajar, mau berubah, maka Anda akan tetap eksis dalam perjalanan waktu," katanya.
Dalam kesempatan itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jabar juga memberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah (STTPPCKS) kepada 119 guru peserta Pendidikan Kilat (Diklat) Gelombang 1.
Kang Emil pun meminta para calon kepala sekolah untuk melek atau paham digital sebagai bentuk adaptasi terhadap COVID-19. Selain itu, para guru juga harus pintar untuk memilah kurikulum karena diperlukan cara pikir yang baru untuk bisa menjalani hidup di dunia baru.
"COVID juga mengajarkan, para guru, kepala sekolah harus pintar-pintar memilah kurikulumnya. Mana yang bisa melalui daring, mana yang tetap harus tatap muka. Dunia sudah tidak sama lagi, jadi para kepala sekolah. Jangan berharap menggunakan logika lama di dunia baru. Dunia kita dunia baru, hutan belantara baru, jangan menggunakan cara pikir yang sama di dunia baru," jelasnya.
Kang Emil juga meminta Disdik Jabar untuk memformulasikan konsep pendidikan yang relavan dengan kondisi saat ini. Sehingga, saat siswa atau mahasiswa menyelesaikan pendidikannya bisa langsung siap untuk memasuki dunia kerja.
"Saya titip kepada Kepala Disdik, tolong diformulasikan konsep pendidikan di Jabar yang relevan dengan disrupsi tadi. Jangan kaget nanti ada SMK kurikulum Samsung, SMK kurikulum Shopee, SMK kurikulum Hyundai, SMK kurikulum teknologi karena itulah percepatan kita dalam beradaptasi," kata Kang Emil. agung bakti sarasa
(shf)
tulis komentar anda