Ridwan Kamil Bagi-bagi Beasiswa Jabar Future Leaders Scholarship untuk 1.253 Mahasiswa
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyerahkan beasiswa Jabar Future Leaders Scholarship (JFLS) kepada 1.253 mahasiswa secara simbolis melalui konferensi video, Kamis (23/9/2021).
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu pun menyampaikan sejumlah pesan kepada mahasiswa penerima beasiswa. Pertama, Kang Emil meminta seluruh mahasiswa penerima beasiswa memanfaatkan kesempatan tersebut secara maksimal dengan belajar sungguh-sungguh.
"Saya titip jangan sia-siakan kesempatan beasiswa yang anda terima karena ini diberikan untuk kemajuan Jawa Barat di masa depan," tutur Kang Emil.
Selain itu, Kang Emil juga menitipkan pesan agar para mahasiswa penerima beasiswa ini memiliki rasa untuk membangun Jabar. Sebab, kemajuan Jabar pada masa depan ada di tangan anak-anak muda penerima beasiswa.
"Jadi saya titip belajar yang rajin, belajar yang berprestasi, dan kalau lulus tetaplah punya cita-cita membangun Jawa Barat. Bisa langsung pulang, bisa muter-muter dulu, tapi kalau sudah siap jangan lupa membangun daerah," katanya.
Lebih lanjut Kang Emil mengatakan bahwa dua disrupsi yang sedang melanda saat ini, yakni revolusi industri 4.0 dan pandemi COVID-19. Disrupsi revolusi industri 4.0 sendiri membuat pekerjaan-pekerjaan dan aktivitas yang sifatnya fisik dan manual akan digantikan oleh mesin.
"Dan ini berkonsekuensi pada hilangnya pekerjaan-pekerjaan, dan juga berkonsekuensi pada hadirnya pekerjaan-pekerjaan yang baru," sebutnya.
"Jadi kepada para mahasiswa yang mendapatkan beasiswa harus memahami ini. Anda kalau bisa jangan berkiprah di sektor-sektor yang akan turun, tapi Anda-Anda harus berkiprah di sektor-sektor yang akan naik," sambung Kang Emil.
Oleh karena itu, kata Kang Emil, pihaknya meminta mahasiswa penerima beasiswa JFLS untuk beradaptasi dengan cepat terhadap disrupsi karena dengan beradaptasi, para penerima beasiswa bisa bertahan.
"Kedua adalah disrupsi yang namanya COVID-19. Disrupsi ini suka tidak suka akan jalan terus kepada mereka yang tidak siap, maka Anda akan hilang dari eksistensi. Kepada Anda yang mau beradaptasi, mau belajar, mau berubah, maka Anda akan tetap eksis dalam perjalanan waktu," katanya.
Dalam kesempatan itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jabar juga memberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah (STTPPCKS) kepada 119 guru peserta Pendidikan Kilat (Diklat) Gelombang 1.
Kang Emil pun meminta para calon kepala sekolah untuk melek atau paham digital sebagai bentuk adaptasi terhadap COVID-19. Selain itu, para guru juga harus pintar untuk memilah kurikulum karena diperlukan cara pikir yang baru untuk bisa menjalani hidup di dunia baru.
"COVID juga mengajarkan, para guru, kepala sekolah harus pintar-pintar memilah kurikulumnya. Mana yang bisa melalui daring, mana yang tetap harus tatap muka. Dunia sudah tidak sama lagi, jadi para kepala sekolah. Jangan berharap menggunakan logika lama di dunia baru. Dunia kita dunia baru, hutan belantara baru, jangan menggunakan cara pikir yang sama di dunia baru," jelasnya.
Kang Emil juga meminta Disdik Jabar untuk memformulasikan konsep pendidikan yang relavan dengan kondisi saat ini. Sehingga, saat siswa atau mahasiswa menyelesaikan pendidikannya bisa langsung siap untuk memasuki dunia kerja.
"Saya titip kepada Kepala Disdik, tolong diformulasikan konsep pendidikan di Jabar yang relevan dengan disrupsi tadi. Jangan kaget nanti ada SMK kurikulum Samsung, SMK kurikulum Shopee, SMK kurikulum Hyundai, SMK kurikulum teknologi karena itulah percepatan kita dalam beradaptasi," kata Kang Emil. agung bakti sarasa
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu pun menyampaikan sejumlah pesan kepada mahasiswa penerima beasiswa. Pertama, Kang Emil meminta seluruh mahasiswa penerima beasiswa memanfaatkan kesempatan tersebut secara maksimal dengan belajar sungguh-sungguh.
"Saya titip jangan sia-siakan kesempatan beasiswa yang anda terima karena ini diberikan untuk kemajuan Jawa Barat di masa depan," tutur Kang Emil.
Selain itu, Kang Emil juga menitipkan pesan agar para mahasiswa penerima beasiswa ini memiliki rasa untuk membangun Jabar. Sebab, kemajuan Jabar pada masa depan ada di tangan anak-anak muda penerima beasiswa.
"Jadi saya titip belajar yang rajin, belajar yang berprestasi, dan kalau lulus tetaplah punya cita-cita membangun Jawa Barat. Bisa langsung pulang, bisa muter-muter dulu, tapi kalau sudah siap jangan lupa membangun daerah," katanya.
Baca Juga
Lebih lanjut Kang Emil mengatakan bahwa dua disrupsi yang sedang melanda saat ini, yakni revolusi industri 4.0 dan pandemi COVID-19. Disrupsi revolusi industri 4.0 sendiri membuat pekerjaan-pekerjaan dan aktivitas yang sifatnya fisik dan manual akan digantikan oleh mesin.
"Dan ini berkonsekuensi pada hilangnya pekerjaan-pekerjaan, dan juga berkonsekuensi pada hadirnya pekerjaan-pekerjaan yang baru," sebutnya.
"Jadi kepada para mahasiswa yang mendapatkan beasiswa harus memahami ini. Anda kalau bisa jangan berkiprah di sektor-sektor yang akan turun, tapi Anda-Anda harus berkiprah di sektor-sektor yang akan naik," sambung Kang Emil.
Oleh karena itu, kata Kang Emil, pihaknya meminta mahasiswa penerima beasiswa JFLS untuk beradaptasi dengan cepat terhadap disrupsi karena dengan beradaptasi, para penerima beasiswa bisa bertahan.
"Kedua adalah disrupsi yang namanya COVID-19. Disrupsi ini suka tidak suka akan jalan terus kepada mereka yang tidak siap, maka Anda akan hilang dari eksistensi. Kepada Anda yang mau beradaptasi, mau belajar, mau berubah, maka Anda akan tetap eksis dalam perjalanan waktu," katanya.
Dalam kesempatan itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jabar juga memberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah (STTPPCKS) kepada 119 guru peserta Pendidikan Kilat (Diklat) Gelombang 1.
Kang Emil pun meminta para calon kepala sekolah untuk melek atau paham digital sebagai bentuk adaptasi terhadap COVID-19. Selain itu, para guru juga harus pintar untuk memilah kurikulum karena diperlukan cara pikir yang baru untuk bisa menjalani hidup di dunia baru.
"COVID juga mengajarkan, para guru, kepala sekolah harus pintar-pintar memilah kurikulumnya. Mana yang bisa melalui daring, mana yang tetap harus tatap muka. Dunia sudah tidak sama lagi, jadi para kepala sekolah. Jangan berharap menggunakan logika lama di dunia baru. Dunia kita dunia baru, hutan belantara baru, jangan menggunakan cara pikir yang sama di dunia baru," jelasnya.
Kang Emil juga meminta Disdik Jabar untuk memformulasikan konsep pendidikan yang relavan dengan kondisi saat ini. Sehingga, saat siswa atau mahasiswa menyelesaikan pendidikannya bisa langsung siap untuk memasuki dunia kerja.
"Saya titip kepada Kepala Disdik, tolong diformulasikan konsep pendidikan di Jabar yang relevan dengan disrupsi tadi. Jangan kaget nanti ada SMK kurikulum Samsung, SMK kurikulum Shopee, SMK kurikulum Hyundai, SMK kurikulum teknologi karena itulah percepatan kita dalam beradaptasi," kata Kang Emil. agung bakti sarasa
(shf)