Rencana Pemerintah Israel Caplok Tepi Barat Bakal Tuai Bencana

Senin, 01 Juni 2020 - 08:58 WIB
Abdel-Sattar Qassem, dari Universitas Al-Najah di Nablus, mengatakan dia tidak mengharapkan Otoritas Palestina untuk mengambil posisi yang jauh lebih kuat untuk menentang rencana Israel tersebut. (Baca juga: Netanyahu: Kami Akan Caplok 30% Wilayah Tepi Barat ke Israel )

"Pencaplokan itu akan berlalu ketika pemindahan kedutaan Amerika ke Yerusalem disahkan dan pemerintah AS mengakui legitimasi permukiman tersebut. Otoritas akan mengeluarkan pernyataan tetapi tidak akan mengambil langkah-langkah di lapangan," katanya.

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan, jika Israel tidak akan mematuhi perjanjian bilateral, Otoritas Palestina juga akan keluar dari perjanjian tersebut.

Namun Qasem mengatakan, Otoritas Palestina seharusnya membatalkan perjanjian ini pada 1990 karena Israel telah menggunakan mereka sebagai kedok untuk mengimplementasikan kebijakannya. Dia mengatakan bahwa Otoritas Palestina tidak menyajikan strategi apa pun untuk menghadapi pendudukan.

"Israel menginginkan tanah tanpa orang dan tahap selanjutnya akan menyaksikan tekanan di semua wilayah Tepi Barat dengan membatasi mereka secara politis dan ekonomi untuk memaksa orang beremigrasi. Beberapa orang Arab akan tetap berada di Lembah Jordan, yang akan digunakan sebagai buruh, untuk membantu ekonomi Israel," tambahnya.
(don)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content