21 Tenaga Medis RS Ciremai Isolasi Mandiri Gara-gara Pasien Tak Jujur

Selasa, 21 April 2020 - 15:32 WIB
RS Ciremai Cirebon. Foto/istimewa
CIREBON - Sebanyak 21 tenaga medis Rumah Sakit (RS) Ciremai, Kota Cirebon menjalani isolasi mandiri. Kewajiban melakukan karantina di rumah masing-masing itu diterapkan lantaran seorang pasien dalam pengawasan (PDP) corona yang sempat mereka tangani meninggal dunia pada Rabu 15 April 2020 lalu.

Kepala RS Ciremai, Letkol CKM Andre Nofan menjelaskan, ke-21 tenaga medis tersebut terdiri atas 18 perawat; 1 dokter spesialis saraf; dan 2 dokter umum. Meskipun demikian, dia menegaskan para tenaga medis itu belum dinyatakan positif terpapar virus corona.

"Memang itu protap rumah sakit pada saat kita mencurigai pasien dengan indikasi Covid-19, bahwa kami harus melakukan isolasi. Apalagi kejadian kemarin ini dari awal kami tidak tahu pasien tersebut pernah kontak dengan keluarga yang PDP positif dan meninggal," kata Andre kepada wartawan, Senin (20/4/2020).



Kepala Bidang Pelayanan Medis (Yanmed) RS Ciremai Tetri Yuniwati menjelaskan keluarga pasien PDP meninggal sempat menyangkal kalau si pasien pernah melakukan kontak langsung dengan penderita Covid-19. Bahkan mereka tidak terima, ketika pihaknya terus menanyakan kebenaran perihal informasi itu.

Tetri menerangkan, pasien PDP ini juga tidak jujur dalam memberikan informasi kepada pihak RS Ciremai. Pasien tersebut hanya mengaku memiliki riwayat penyakit kencing manis. Padahal, lanjut Tetri, pasien PDP tersebut pernah berkunjung ke Jakarta dan sempat mencium kening seorang kerabat yang meninggal dan belakangan diketahui positif Covid-19.

"Saat ditanya keluarga pasien sudah ditanya bahwa tidak pernah kontak baik bepergian dengan keluar kota maupun dengan orang-orang. Sampai ditanyakan berulang-ulang, kita tegaskan ini untuk kepentingan dan kesehatan bersama," ujar Tetri.

Menurut Tetri, sebelum meninggal, pasien PDP yang dirawat di RS Ciremai ini belum sempat diambil swabnya. Namun, pasien tersebut dinyatakan negatif berdasarkan hasil pemeriksaan rapid test.

Masih kata Tetri, 21 tenaga medis yang sedang menjalani isolasi mandiri itu akan di rapid test. Ia berharap agar pasien lainnya yang memiliki riwayat perjalanan atau pernah melakukan kontak langsung dengan penderita Covid-19, bisa memberikan informasi yang sejujur-jujurnya kepada tenaga medis. Sehingga kejadian tersebut tidak terulang kembali.

"Untuk pasien sudah dilakukan rapid test hasilnya negatif, kalau swab belum sempat. Meninggalnya tanggal 15 April jam 00. Kita meminta pasien jujur karena dengan jujur penanganan kita akan lebih ekstra. Jangan beranggapan kalau jujur kita akan melantarkan. Karena kalau pasien Covid ada penanganan khusus dan ruang khusus," ucap dia.
(muh)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content